Hari ini kau lebih sibuk dari biasanya. Meskipun tidak bangun sepagi itu, tapi sesaat setelah kau bangun tidur, sesuatu langsung bersarang dalam pikiranmu--sebenarnya hal itu yang membuatmu kepikiran sejak dua hari yang lalu.
"Kamu ada acara hari Minggu?"
"Nope. Kenapa?"
"Temenin aku."
"Ke mana?"
"Papa baru buka cabang baru restorannya. Kamu bisa dateng kan?"
Ajakan Junmyeon yang itu, yang membuatmu kadang panik sendiri dan bahkan sekarang kau sudah kalang kabut. Sejak siang kau sudah mencari-cari pakaian apa yang sekiranya pantas untuk dikenakan di acara formal tersebut. Keluarga Junmyeon keluarga terpandang, pasti pesta dan tamu undangannya juga tidak main-main.
Duh, sebenarnya kau tidak suka datang ke acara seperti ini. Rasanya seperti, kau diatur oleh suasana dalam segi apapun. Penampilan, tingkah laku, cara bicara. Dan itu sama sekali bukan dirimu yang selalu sembarangan dan terbiasa dengan sikap cuekmu. Menjadi diri sendiri itu.. terasa bebas, bukan?
Tapi mau bagaimana. Kau sudah saling mengenal baik dengan orangtua Junmyeon, dan Junmyeon sendiri yang memintamu untuk menemaninya. Sebagai pacar yang baik, tidak ada alasan untukmu menolak.
Kau hampir putus asa saat melihat isi lemarimu. Pakaianmu.. kebanyakan kaus polos, sweater, jaket, kemeja flanel, celana jeans..
Kau sama sekali tak punya dress, atau apapun yang lebih feminim.
"Argh! Lama-lama gue pake daster deh sekalian."
Tak sengaja mendengar gerutuanmu, ibumu menghampirimu ke kamar. Mencari tahu apa yang membuat putri sematawayangnya marah-marah di siang hari.
"Kenapa kamu?"
"Ini, Ma.. Junmyeon ngajak aku dateng ke acara pembukaan restoran ayahnya. Aku gatau harus pake baju apa.."
Ibumu hanya menggelengkan kepalanya.
"Makanya, kamu tuh biasain mulai bersikap kayak cewek lain. Kalo belanja tuh jangan sweater atau kaus mulu, sekali-kali beli dress kan gak ada salahnya. Anak gadis kok gak punya baju cewek."
Betapa suatu kesalahan besar kau mengadu pada ibumu. Kau baru menyesalinya.
"Ma, kalo Mama ke sini bukan buat bantuin aku, mending Mama keluar aja deh. Yang ada aku malah tambah pusing."
"Ck, yaudah sini. Ikut Mama."
Kau hanya mengikuti ibumu yang mulai bangkit dari duduknya dan berjalan menuju kamarnya. Ia membuka lemarinya, dan melakukan hal yang sama sepertimu di mana hampir setengah jam hanya memandang lemarimu yang sebenarnya sia-sia, karena tak mendapatkan hasil apapun.
"Acaranya jam berapa?"
"Jam delapan mungkin? Tapi Junmyeon jemput aku jam tujuh." Ibumu hanya mengangguk-agukkan kepalanya.
"Kalo gitu, pake ini." Lalu setelahnya ia memberikanmu sebuah gaun yang.. astaga, ini terlalu perempuan. Lagipula, dari mana ibumu mendapatan gaun seperti ini?
YOU ARE READING
Boyfriend Materials
Fanfictionbecause exo with their boyfriend-materials-thingy will explode your imagination