Kau mengerang kesal saat hibernasimu terusik akibat suara bel yang ditekan beberapa kali oleh tamu tak tahu diri di luar sana. Ayolah, ini masih pagi, masih libur semester pula. Siapa sih yang berani-beraninya mengganggu macan tidur?
Kau sempat membiarkan tamu itu untuk terus menekan bel, siapatau dia capek sendiri dan menyerah karena tak ada yang mau membukakan pintu untuknya. Namun semakin dibiarkan, tamu itu malah menambah kecepatan temponya menekan bel. Hhhh, macan benar-benar sedang marah kali ini.
Kau berjalan ke luar kamar sambil terus menyumpahi tamu itu. Dengan rambut berantakan dan keseimbangan yang payah dalam berjalan, kau membuka pintu kamar dan menuju kamar lain.
"Maaa, itu ada tamu kenapa gak dibukain--"
Kosong. Orangtuamu tidak ada di kamar.
"--pintu sih.. Argh! Tamu sialan." Terkutuklah tamu itu yang telah membuatmu cursing di pagi hari.
Terpaksa kau harus menerima tamu itu, tak peduli dengan penampilanmu saat ini bagaimana. Semoga dengan dia yang melihat kekacauanmu ini bisa mendefinisikan bagaimana terganggunya tidurmu dan memilih untuk pulang.
"Cari siapa ya?" Tanyamu dingin, sambil membuka pintu.
"Cari kamu, Sayang." Kau membuka matamu saat itu juga saat mendengar nada bicara seseorang yang sudah sangat kau hapal.
"Oohhh jadi kamu yang namu pagi-pagi gini? Iya? Puas ganggu tidur aku?"
"Tunggu," lelaki itu melihat jam tangannya sesaat, "sekarang udah hampir siang, by the way. Pagi dari mananya?"
"Whatever. Ngapain sih kamu ke sini? Mana gak bilang-bilang mau dateng."
"Ajak masuk dulu dong pacarnya."
Duh, sungguh, hari ini menjadi hari yang paling menyebalkan. Kau paling tidak suka jika tidurmu diganggu, apalagi ditambah harus menerima tamu macam Sehun begini. Tapi anehnya, kau tetap membiarkan Sehun mengikutimu untuk masuk ke dalam rumah.
Kau membaringkan tubuhmu di sofa dan menutup wajahmu sampai hidung dengan bantal, diikuti Sehun yang duduk di karpet dan menghadap ke arahmu.
"Ngapain ke sini?"
"Galak banget. Aku kan ke sini mau ngajak kamu jalan."
"Jalan?"
"Iya. Yuk?"
"Males ah."
"Gak ada penolakan. Mandi sana, siap-siap. Aku tunggu di sini." Balas Sehun sambil menyingkirkan bantal dari wajahmu dan menarik tanganmu untuk bangun dari sofa.
"Iihhh apa sih kamu kok maksa? Kamu tuh udah ganggu orang tidur, dateng seenaknya, terus sekarang maksa-maksa buat jalan. Sebel tau gak?"
Sehun sempat menciut sebenarnya saat dibentak begitu. Sebelumnya ia juga enggan menggunakan rencana ini untuk mengajakmu jalan, karena ia tahu apa resikonya. Tak usah disebut lah ya, sudah terjadi juga.
YOU ARE READING
Boyfriend Materials
أدب الهواةbecause exo with their boyfriend-materials-thingy will explode your imagination