I feel like the sky is falling down,
Ain't nobody here to play around,
Push it to the edge, I won't back down,
Cause it's time to go hard or go home..
(GO HARD OR GO HOME – Iggy Azalea & Wiz Khalifa)
▽△▽△▽
A L O N D R A
"what the hell, Rama?" Rama yang kini telah memberikan paspor dan tiket pesawatnya ke counter check in tidak mengindahkan apa yang aku katakan padanya.
Rama, hanya Rama. Tanpa nama tengah maupun nama belakang. Seperti itulah ia memperkenalkan dirinya padaku waktu itu. Dengan cepat aku sudah dapat menduga bahwa ia merupakan salah satu orang asia paling biasa yang pernah aku kenal. Dengan perawakan yang tidak terlalu tinggi, kulit coklat, pengucapan bahasa Inggris tanpa aksen dan mata hitam mencerminkan langsung ciri khas penduduk di negara eksotis daerah yang paling dekat dengan matahari, daerah garis khatulistiwa.
Dia adalah tukang koran yang selama ini menjadi langganan Mr. dan Mrs. Thiago.
Dan sekarang ia bersamaku sebagai Agen 4.
Rasanya ingin kulempar dia ke landasan pesawat agar tergilas oleh roda pesawat.
"what the hell... Rama???" aku mengulang kembali kata-kataku kali ini dengan lebih lambat dan tegas.
Rama melirik ke arahku dan bergeser saat tiba giliranku untuk check in. Setelah proses check in-ku selesai, ia kembali berjalan menuju ruang tunggu tanpa mengucapkan sepatah katapun.
Okay, this is starting to get into my nerves.
"RAMA!"
Mendengar nada suaraku yang sudah mulai meninggi, Rama menghentikan langkahnya.
"kita berbicara di dalam saja." Ujarnya sambil menarik lengan bajuku.
Aku mengikutinya dengan tatapan sedigin es. Mungkin jika tatapanku bisa membekukan, Rama kini sudah bisa di pajang sebagai patung mainan pinguin-pinguin di kutub utara.
Setelah kami berada di sisi ruang tunggu yang tidak terlalu ramai, Rama berbalik menghadapku sambil meletakkan kedua tangannya di pundakku, hal yang selalu ia lakukan setiap ia hendak pulang setelah minum teh bersama, "listen, bukan keinginanku untuk menyamar menjadi tukang koran tapi ini sudah menjadi tugasku saat aku menandatangani kontrak bersama PHRCS."
Aku menatap matanya yang kini tanpa emosi. Mata berwarna coklat tua yang sekilas nyaris mendekati hitam itu selalu mengingatkanku akan gelapnya malam tanpa cahaya bulan.
"kau bukan hanya menipuku kau tau? Tapi juga Mrs. Thiago." Bisikku dengan keras.
Selama ini kukira hidupku sudah kembali normal, yeah walaupun pekerjaanku bukan terbilang pekerjaan yang normal namun setidaknya aku mulai yakin kalau aku sudah dikelilingi oleh orang-orang normal.
Ternyata tidak.
Rama bukanlah pekerja koran biasa dengan hidup biasa dan mengejar cita-cita biasa, tapi ia adalah seorang agen PHRCS. Adegan saat pertama kali bertemu dengannya kembali berputar di kepalaku. Saat dimana Mrs. Thiago mengajakku untuk minum teh bertiga besama Rama. Kami bercerita banyak hal mulai dari tentang diri sendiri sampai dengan orang lain, senang rasanya melihat Mrs. Thiago tergelak karna lelucon yang dilontarkan Rama waktu itu. Rama adalah orang pertama yang membuatku tidak bisa melihat lebih jauh tentang siapa dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
EMOTIONLESS
Hành độngA hero will kill you to save the world, but a villain will kill the world to save you. (WARNING: extremely slow update)