Cause if one day you wake up and find that you're missing me,
And your heart starts to wonder where on this earth I could be,
(THE MAN WHO CAN'T BE MOVED – The Script)
▽△▽△▽
Kau tentu tahu bahwa kita tidak bisa melihat apa yang terjadi di masa depan, bahkan cenayang pun memiliki kemungkinan untuk salah dalam memprediksi suatu kejadian. Hidup memberikan kita banyak misteri untuk diungkap, memiliki banyak rahasia untuk dibuka. Terkadang hidup bisa menuntun kita ke sebuah pintu menuju Narnia atau bisa saja memberikan kita kotak pandora.
Well, aku tidak pernah menyangka hidup seperti ini, dalam genggaman sebuah organisasi rahasia besar yang tidak akan melepaskanku jika aku tidak melakukan hal yang mereka inginkan untuk kulakukan, dan aku yakin begitu juga Rama, ia tidak menyangka bahwa ia akan menemukanku hidup-hidup di pagi hari yang cerah ini.
Jemari Rama masih menyentuh bel, sudah siap untuk menekannya. Keterkejutan yang tampak jelas di wajahnya meningkat saat ia melihatku, kurasa ia tidak menduga bahwa ia akan langsung melihatku karna biasanya yang membukakan pintu saat bel berbunyi adalah Mr. atau Mrs. Thiago.
Untaian ekspresi yang tak dapat kujelaskan itu tan memudar bahkan setelah kami terdiam cukup lama. Tidak terlalu yakin tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya.
Aku membuka pintu lebih lebar. "ayo bicara di dalam."
Kami melangkah naik ke apartemenku dalam diam. Suara pintu yang terbuka tentu saja mengalihkan perhatian Logan dari apa yang sedang dilakukannya, langkah kaki Logan terdengar jelas menuju pintu masuk apartemenku.
"Alondra? kau tidak jadi ke Fresh Mar..ket....?" suara Logan semakin mengecil seiring ia melihatku masuk bersama Rama.
Tanda tanya besar dengan jelas muncul di wajah Logan. Logan memang belum pernah bertemu dengan Rama sebelumnya.
Kuputuskan untuk membicarakan hal ini di konter dapur, karna di sofa masih ada bantal dan selimut milik Logan. Kusandarkan tanganku pada pinggiran konter, menatap Logan tepat di mata sementara Rama mengambil tempat di seberangku dan duduk dalam diam disana.
"berikan kami waktu sebentar."
Logan mengangguk, mengerti apa yang aku maksudkan padanya kemudian pergi ke dalam kamarnya, mengunci pintu. Dapat kulihat bayangan Logan dari celah di bawah pintu kamarnya, menandakan bahwa ia sedang berusaha menguping pembicaraanku dan Rama.
My Godness, Logan. Kucoba sekuat tenaga menahan tawaku agar tidak pecah di hadapan Rama.
Setelah membuatkan Rama secangkir kopi dan secangkir teh untukku, kami duduk saling berhadapan. Rama masih menatapku dengan tatapan yang sama saat kami berdua bertemu di depan gedung apartemen, ia tampak sama sekali belum menyangka bahwa orang yang ada di depannya adalah aku. Mungkin beberapa hari yang lalu pikirannya telah menerima bahwa aku telah tewas, dan sekarang saat ia melihatku lagi pikirannya menjadi sedikit kacau.
Atau ia masih menerka apakah aku hantu atau manusia.
Setelah bertatapan cukup lama, aku berdehem. Membuyarkan apapun yang ada dalam pikiran Rama saat ini. Tatapan-tatapan yang ditujukan padaku selalu membuatku tidak nyaman. Aku merasa terganggu oleh itu.
Ia meraih sesuatu dari dalam ransel yang sebelumnya ia letakkan di lantai. "aku membawa barang-barang yang kau tinggalkan waktu itu di hotel."
Tanganku bergerak melepaskan cangkir kopi yang kupegang kemudian kuraih map plastik tebal yang didalamnya terdapat handphone, dan sebuah map lain yang sebelumnya diberikan agen Hazley untukku. "terima kasih, Rama."

KAMU SEDANG MEMBACA
EMOTIONLESS
БоевикA hero will kill you to save the world, but a villain will kill the world to save you. (WARNING: extremely slow update)