Delapan belas

1.1K 109 18
                                    

Oh, my soul,

Oh, how you worry,

Oh, how you're weary, from fearing you lost control,

This was the one thing, you didn't see coming,

(OH MY SOUL – Casting Crowns)

▽△▽△▽

"Alondra,"

Seseorang mengelus puncak kepala Alondra, membuatnya terbangun dari tidurnya.

Perlahan matanya mengerjap, hingga akhirnya ia bisa melihat dengan jelas langit-langit kamarnya yang berwarna merah muda dan dihiasi banyak sticker unicorn. Kemudian matanya tertuju pada jam di dinding, yang menunjukkan angka dua. Dilihatnya jendela kamarnya yang gelap, tak ada cahaya matahari yang masuk, yang berarti sekarang pukul dua pagi.

Kemudian tatapannya jatuh pada wanita cantik di hadapannya. Wanita itu berambut hitam, dengan wajah oval dan dua lesung pipi yang muncul bahkan ketika ia hanya berbicara, belum tersenyum. Wanita itu menatap Alondra dengan penuh kasih sayang.

"ayo ikut mama. Kita harus segera pergi dari sini."

"where?" suara imut itu berasal dari bibir Alondra.

"tempat yang menyenangkan."

Alondra duduk tegak dari posisi tidurnya. "apa ayah akan ikut?"

Suara decitan ban mobil yang beradu dengan aspal memecah keheningan, membuat Alondra menoleh ke jendela, ingin melihat apa yang memicu suara tadi.

"tentu, kita tidak mungkin bersenang-senang tanpa ayah."

Alondra tersenyum senang kemudian meraih boneka unicorn kesayangannya dan bergerak ke pelukan ibunya.Tak pernah sekalipun Alondra meninggalkan rumah tanpa boneka unicornnya. Mereka bergerak menuruni tangga. Dengan Alondra yang bertumpu di bahu kanannya dan sebuah tas yang ia selempangkan di bahu kirinya, wanita itu cukup lincah, tak sedikitpun tampak terbebani.

"Lian, apa semuanya sudah siap?" Seorang laki-laki tampan menghampiri Alondra dan ibunya, yang bernama Lian, kemudian meraih tas di bahu kiri Lian.

Lian mengangguk, kemudian bergegas meraih mantel yang tergantung di gantungan mantel di sebelah tangga.

"cuaca cukup buruk dan kita punya waktu sedikit, aku saja yang menyetir." Ujar Lian pada Vincent, laki-laki yang ia cintai.

Vin mengangguk, ia segera meraih Alondra dan menyerahkan kunci mobil yang digenggamnya.Tak ingin membuang banyak waktu lagi, keduanya keluar menembus badai hujan menuju mobil mereka yang terparkir hanya beberapa meter dari undakan tangga di pintu utama.

"apa chipnya aman?" tanya vin sesaat setelah masuk ke dalam mobil.

Alondra yang sebelumnya telah diselubungi mantel milik Vin berhasil tak tersentuh dinginnya air hujan.

Lian melirik Alondra sejenak, lalu mengangguk. Ada guratan kesedihan di matanya. Ia bisa merasakan debar jantungnya yang kini meningkat drastis dari sebelumnya. Tak pernah terpikir olehnya bahwa hidup mereka akan berubah secepat ini. Sesungguhnya, jauh di lubuk hatinya, ia tak ingin Alondra menyaksikan hal ini. Ia tahu bagaimana ingatan Alondra merekan tiap detik kejadian pagi ini.

"Ben sudah menunggu kita di dermaga," Vin meraih sebotol susu di tas ransel yang ia bawa kemudian memberikannya ke Alondra yang dengan sigap meraihnya. "barang-barang yang kita perlukan sudah ada bersamanya."

EMOTIONLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang