Tell me your secrets,
And ask me your questions,
Lets just go back to the start..
(THE SCIENTIST - Coldplay)
~
Hening.
Bukan hal biasa bagi Logan untuk melihat Alondra menangis. Biasanya gadis itu hampir setiap waktu hanya memiliki ekspresi datar di wajahnya, hal itulah yang sering juga meyakinkan Logan bahwa Alondra tidak mudah terganggu oleh hal kecil dan memang perempuan yang kuat. Namun kali ini melihatnya dari jauh pun sudah bisa membuat Logan mengerti bahwa ini bukan hal kecil bagi Alondra.
Lain halnya dengan Tion. Ribuan kali mungkin ia telah melihat air mata jatuh di pipi orang-orang yang meminta belas kasihannya, ribuan kali pula ia tidak pernah terpengaruh oleh sorot mata memohon perempuan ataupun laki-laki yang meminta untuk diberikan kesempatan hidup. Akan tetapi gadis di hadapannya ini, air mata yang mengalir melewati pipinya itu membuat kemarahannya seketika runtuh.
"lepaskan dia." Tion memerintahkan salah satu anak buahnya untuk melepaskan borgol yang melingkar di kedua pergelangan tangan Alondra.
Anak buah Tion menatap Alondra, kemudian beralih ke Yuan dan akhirnya ke Tion. Tidak yakin dengan apa yang ia dengar barusan.
"excuse me?"
"aku tidak akan mengulanginya dua kali."
Suara Tion begitu pelan dan dalam. Tidak ada yang bisa Logan baca disana. Marah? Nihil. Sedih? Tidak sedikitpun. Penyesalan? Tidak ada.
Yang jelas perintah itu membawa kelegaan pada Logan.
Tapi sudah tentu Yuan tidak akan membiarkan Alondra lepas begitu saja.
"kau bilang padaku akan membunuhnya, Tion."
Yuan melangkah mendekat, berdiri diantara tion dan Alondra.
"tidak hari ini."
Begitu borgol yang menahan tangan Alondra terlepas, Tion melangkan kedepan, membawa Alondra ke dalam pelukannya. Entah kenapa, menyakiti gadis itu mungkin telah menjadi kesalahan terbesar yang akan terus ia sesalkan nantinya.
Kemarahan semakin menyelimuti Yuan. Setelah bertahun-tahun bekerja dengan Tion, ia tidak pernah melihat bos nya itu begitu... lemah. Seakan ia kembali melihat Tion yang masih berumur 6 tahun. Ia tentu menyaksikan bagaimana tion mampu mengeksekusi siapapun yang berani menyentuk barang-barang atau project miliknya. Tapi kali ini, untuk seseorang yang telah mengambil tiga barcode yang amat penting bagi Tion, Yuan merasa tidak adil bahwa yang Tion berikan pada pencuri barcode itu adalah sebuah pelukan.
"sekarang kau mulai mengingkari ucapanmu, huh? Dan kau pikir aku bisa terima itu?" Yuan jelas marah. "dasar bajingan."
"watch your mouth, lady." Hardik Paulo, salah satu anak buah Tion.
"kau akan membiarkan gadis itu menghancurkan apa yang ayahmu selama ini bangun dengan susah payah?!"
Apapun yang Yuan katakana saat ini sepertinya tidak dapat mempengaruhi Tion sedikitpun, sehinggu emosi yang Yuan rasakan semakin membesar.
Kemarahan itu kini telah menguasai Yuan, hanya satu hal yang ada di pikirannya saat ini. Dengan gerakan cepat, ia meraih pistol yang ada di pinggangnya dan melepaskan dua tembakan.
Suara ledakan pistol menggema, meneriakkan kemarahan yang menggemuruh di dada Yuan.
Cairan merah merembes membasahi pakaian berwarna biru muda yang Alondra kenakan. Memberikan rasa nyeri yang luar biasa di punggungnya tepat ketika ia membalikkan posisinya dengan Tion, menjadikan tubuhnya perisai bagi laki-laki itu sepersekian detik ketika matanya menangkap gerakan Yuan saat wanita itu meletakkan tangannya di gagang pistol dan menariknya dari pinggangnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
EMOTIONLESS
ActionA hero will kill you to save the world, but a villain will kill the world to save you. (WARNING: extremely slow update)