Lima belas

1.1K 140 13
                                    


I will never forget you,

You'll always be by my side..

From the day that I met you,

I knew that I would love you 'til the day I die..

(NEVER FORGET YOU – Zara Larsson)

▽△▽△▽

A L O N D R A

"did you miss me?" tanya Tion dengan wajah angkuhnya.

Atau bisa dibilang dengan wajah tampannya. Aku tidak tahu manusia-manusia di daratan ternyata memiliki wajah-wajah yang menarik.

"kau tidak menghubungiku untuk membantumu menyembunyikan mayat bukan?"

"tentu saja tidak," kukerahkan kakiku untuk melangkah mendekat ke arahnya, "kita berdua tahu aku yang paling pintar dalam hal mencari tempat menyembunyikan mayat."

Tion tertawa mendengar apa yang barusan terucap dari bibirku. Matanyanya terbenam di dalam kelopak matanya sementara kepalanya mendongak ke atas. Baru kusadari bahwa Tion selalu menengadahkan kepalanya saat ia tertawa.

It's always entertaining to watch him laugh.

Ah ya, jadi handphone Rama waktu itu kugunakan untuk mengirim pesan ke Tion. Pesan yang berisi titik kordinat dimana jembatan ini berada. Well aku tahu mereka akan marah besar saat tahu pagi ini aku tidak langsung pulang ke apartemen dan mengkonsumsi obat-

Tunggu.

Dimana obatku?

Obat itu ada di kantung kecil berwarna putih, saat aku masuk ke dalam taksi aku menaruhnya di sebelahku, dan saat aku sampai di sin-

Oh tidak.

Kurasa obatnya tertinggal di dalam taksi.

Tak apa, aku bisa sembuh tanpa obat-obatan itu.

Dari sudut mataku, dapat kulihat empat orang bersenjata dan bermantel hitam datang entah dari mana dan menutup kedua ujung jembatan. Tentu saja Tion tak akan pergi kemana-mana sendiri. Ia punya musuh dimana-mana dan ia tidak memiliki kemampuan untuk melawan musuh-musuhnya sendirian.

Harusnya ia berguru padaku. Setidaknya aku lebih berani daripada dirinya, dengan beberapa orang yang tak menyukaiku, aku masih memiliki nyali untuk bepergian sendiri.

"ah sayang sekali. padahal aku sudah bersemangat datang kesini." Tion melangkah mendekat, menyingkap helaian rambut yang menutupi sebagian wajahku ketika angin bertiup lumayan kencang. Namun senyum diwajahnya menghilang seiring ia melihat beberapa 'hiasan' yang terlukis di wajahku.

"bersenang-senang dengan bahaya?" dua bola mata Tion beralih menuju dua bola mataku. Menguncinya. Entah bagaimana membuatku sulit bernafas.

Orang lain tidak pernah membuatku merasakan efek seperti ini sebelumnya.

Apa ini berarti Tion spesial?

"i look like shit right?"

Tion menggeleng. "you're still beautiful."

Suaranya begitu menenangkan.

Aku masih tak habis pikir bagaimana terkadang suara Tion bisa begitu mengintimidasi dan menyeramkan namun bisa begitu menenangkan di waktu yang berbeda. Kurasakan udara dingin tak lagi bisa menelusup masuk menusuk tulangku melihat bibir merah mudanya membentuk sebuah senyum.

EMOTIONLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang