Satu

4.4K 267 15
                                    

  I torture you,

Take my hand through the flames..

I torture you,

I'm a slave to your games..

I'm just a sucker for pain..

(SUCKER FOR PAIN - Lil Wayne)

    ▽△▽△▽ 

A L O N D R A

1 year later..

Vancouver, Canada.

Agust 8th. 7:15 pm.

Aku berjalan menaiki tangga menuju apartemenku. Tangga kayu ini berdecit pelan bersamaan dengan setiap langkah kakiku. Hari ini terasa amat sangat melelahkan, kurasa aku perlu waktu tidur lebih lama. Sesaat sebelum masuk, aku menyadari ada sesuatu yang tidak beres. Dilihat dari bagaimana sunyinya bangunan ini dan bayangan sesuatu yang bergerak dari celah pintu yang tertangkap mataku.

Oh no..

Jangan bilang...

.

.

"SURPRISEEE!!!"

Suara teriakan diiringi  serbuk putih dingin yang kukenali sebagai isi dari fire extinguisher menerpa wajah dan tubuhku sesaat setelah aku membuka pintu. Sudah kuduga ini akan terjadi. Jika orang lain biasanya mnghujani orang yang berulang tahun dengan hadiah, Mrs. Thiago lebih memilih untuk menghujaniku dengan fire extinguisher.

"MRS THIAGO!!" aku bergerak mengejar Mrs. Thiago agar berhenti menyemprotkan benda itu padaku. Cara mereka merayakan sesuatu memang tergolong.. extraordinary.

Setelah Mrs. Thiago menyerah, aku membersihkan wajahku dari sisa-sisa serbuk putih itu. Karna sedari tadi aku disibukkan dengan kejar-kejaran antara aku, Mrs. dan Mr. Thiago, aku baru menyadari bahwa dihadapanku sudah tertata rapi meja dengan kue tingkat dua berhiaskan bunga-bunga di atasnya. Balon balon juga ada di langit langit dengan untaian tali yang menjulur kebawah. Pandanganku jatuh ke arah Mr. Thiago yang berdiri dengan cengiran lebar di wajahnya.

"happy birthday Alondra!"

Yep. Today is my birthday.

"oh thank you Mrs. and Mr. Thiago," ucapku sebelum menyadari satu hal yang tidak kusadari sebelumnya. "wait, bagaimana kalian bisa mengetahui hari ulang tahunku?" tanyaku curiga.

Mr. Dan Mrs. Thiago saling bertukar pandang, kemudian terkekeh pelan.

"Alondra darling, ayo make a wish kemudian tiup lilinnya," ujar Mrs. Thiago yang secara terang terangan mengabaikan pertanyaanku.

"Mrs. Thiago," aku berusaha mengelak. Meniup lilin bukanlah gayaku. Akhir-akhir ini aku lebih sering meniup sisa kepulan asap yang masih keluar dari mayat yang terbakar, mencoba mencari tahu apakah mereka dibunuh sebelum terbakar atau mati karna terbakar.

"c'mon c'mon, aku sudah tidak sabar ingin mencicipi kuenya." Ujar Mr. Thiago yang pandangannya tidak lepas dari kue ulang tahunku.

"bagaimana kalian tahu hari ulang tahunku? jika kalian tidak jujur aku akan menghabiskan kue ini sendirian." ancamku.

"Alondra! Kau tidak bisa menghabiskan kue itu sendirian? Kami hampir saja melahapnya jika kau pulang lima menit lebih lambat."

"how did you guys find out my birthday?" tanyaku lebih pelan. Mr. dan Mrs. Thiago saling berpandangan, menimbang apakah kebenaran ini harus dikatakan padaku atau tidak. 

EMOTIONLESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang