If I was dying on my knees,
You would be the one to rescue me,
And if you were drowned at sea,
I'd give you my lungs so you could breathe..
(BROTHER – Kodaline)
▽△▽△▽
Bordeaux, Perancis.
January 26th. Pukul 7:02 A.M.
~
"ku dengar teman satu apartemenmu kali ini seorang detektif perempuan,"
Suara sendok dan garpu yang beradu dengan piring mengiringi obrolan di meja makan malam ini.
Logan mendongak, menatap laki-laki yang duduk di seberangnya. Laki-laki itu masih sama seperti terakhir kali mereka bertemu, kecuali rambut hitamnya yang terlihat berubah menjadi keabu-abuan. Laki-laki yang sama yang mewariskan mata birunya ke Logan.
Ia mencari ekspresi yang 'seharusnya tidak disana' di wajah ayahnya.
Namun ia tak mendapatkan apapun. Ekspresinya normal. Tidak ada yang tidak wajar.
Seakan ayahnya tidak tahu menahu mengenai Alondra.
Bersamaan dengan berangkatnya gadis itu ke Indonesia, Logan juga berangkat ke sisi lain bumi untuk menemui ayahnya. Awalnya ia tak berniat untuk pulang, bukan karena hubungannya dengan ayahnya, namun karena ia paling tidak suka perjalanan udara yang melelahkan. Belum lagi ditambah duduk berjam-jam di atas pesawat. Ia lebih suka ayahnya yang mengunjunginya ke Kanada.
Kini ia telah berhasil sampai di Bordeaux dengan selamat dan duduk santai di depan ayahnya, menyantap makan malam Bersama ibu dan kakak barunya.
Suasanya seperti ini sebenarnya sudah lama tak ia rasakan, sejak kejadian yang menimpa ibunya beberapa tahun silam.
"konsultan detektif," ujar Logan mengoreksi. "dan dia bukan pacarku." Tambahnya, menanggapi nada tersirat di pertanyaan ayahnya barusan.
Seorang wanita yang sekarang menyandang status sebagai ibunya tersenyum menatap Logan. "tidak perlu malu, Logan."
Semua yang ada di ruangan tergelak, kecuali Logan yang hanya menatap datar orang-orang di sekelilingnya.
"tapi jika boleh aku mengatakan, ia cocok juga untukmu. Maksudku, dari wajah saja kalian sudah terlihat seperti kami-pasangan-harmonis-dan-saling-mencintai-sampai-mati." Daniel mengedipkan sebelah matanya ke Logan, yang membuat Logan terbatuk akibat kata-katanya barusan.
"kurasa kau harus berhenti menyuruh orang-orangmu menguntitku sepanjang waktu, Dad. Aku sudah besar sekarang."
"bukan menguntit, Logan, tapi mengawasi."
Logan menggeleng. "for god sake.."
Bukannya Logan tidak tahu ayahnya mengutus beberapa orang bayaran untuk menguntitnya hampir setiap hari. Untungnya tingkat waspada yang ia miliki jauh di atas rata-rata, hal itu membuatnya dapat dengan mudah membedakan mana orang-orang bayaran ayahnya di antara kerumunan orang-orang Kanada.
Sejujurnya ia cukup terkesan dengan keahlian mereka menyamar, mereka bisa saja menjadi pelayan di café yang sering ia kunjungi, mereka bisa menjadi polisi yang sedang mengatur lalu lintas, mereka bisa menjadi pemusik jalanan, mereka bisa menjadi supir taksi mereka bisa mnejadi siapa saja di sekeliling Logan.

KAMU SEDANG MEMBACA
EMOTIONLESS
ActionA hero will kill you to save the world, but a villain will kill the world to save you. (WARNING: extremely slow update)