Chapter 3

13.5K 939 8
                                    

Dion memasukan beberapa baju ke dalam ranselnya. Setelah ia rasa barang bawaannya pas ia segera keluar kamarnya.

"Inget ya lo, pake kamar kedua. Masuk kamar gue. Gue cincang lo" kata Dion

"Yes, sir"

"Udah ah gue pergi" kata Dion, ia lalu keluar dan menutup kembali pintu apartmentnya.

Ia tahu betul apa yang akan di lakukan Bianca denga Vino. Yaaa apalagi kalau bukan having sex sampe bosen.

Dion berjalan ke parkiran menuju tempat ia biasa memarkirkan mobilnya, di samping mobilnya ternyata sudah terparkir mobil Bianca.

Dion masuk ke dalam mobilnya dan menuju ke apartmen Bianca. Setelah sampai ia masuk, apartment Bianca kosong. Mungkin Raffi sedang keluar.

Dion masuk ke kamar Bianca.

Ini kali pertama ia masuk ke kamar sahabatnya. Ia sering menghabiskan waktu di apartment Bianca namun tak pernah sekalipun masuk ke kamar Bianca.

Di kamar Bianca, banyak sekali foto-foto Bianca saat masih kecil. Ada yang ia sendiri ada yang bersama almarhum kedua orang tuanya.

Ya, Dion tahu kalau orang tua dan adik Bianca sudah meninggal, kecelakaan pesawat saat Bianca kelas 3 SMA. Hal yang membuat Bianca jadi bebas tanpa aturan.

Om dan Tante Bianca lah yang mengurus semua peninggalan orang tua Bianca. Villa di Bali, Restoran ataupun Hotel.

Bianca asli Bali yang pindah ke Jakarta karena ingin melupakan kenangannya dengan alasan berkuliah di Jakarta.

Dion mengamati foto Bianca satu persatu

"Yaelah Bi, dulu lo imut banget. Lucu banget eh sekarang malah kaya gini" bisik Dion perlahan, bicara pada dirinya sendiri

Dion ingat betul ketika Bianca melakukan sex untuk pertama kalinya dengan pacar barunya saat semester 1 lalu.

Bianca menangis di apartment Dion, merasa menjadi wanita paling kotor sedunia dan lain-lain.

Tapi saat Dion menjelaskan kalau ia sudah pernah berhubungan sex dari kelas 2 SMA, Bianca kaget. Dion lalu menjelaskan kalau itu bukan akhir dari segalanya. Banyak pria di luar sana yang sudah tidak mementingkan keperawanan dan lain sebagainya. Dan jadilah Bianca yang sekarang. Entah sudah berapa pria yang tidur dengannya, Dion tidak menghitung. Namun tahu persis siapa saja mereka.

Dion mendengar suara pintu di buka. Ia akhirnya keluar kamar, dan yang datang adalah Raffi, sepupu Bianca

"Hey, Raffi" sapa Dion

"Eh, yon. Hai. Bianca bilang lo mau nginep sini, katanya aparment lo bocor. Dia lagi ada tugas kuliah di luar kota katanya" jelas Raffi

'Astaga, itu anak kampret bisa banget bohongnya' batin Dion

"Oh okey, sorry yaa ganggu" kata Dion, padahal jelas-jelas Bianca lah yang mengganggu ketentramannya.

***

Bianca sudah setengah sadar, sekitar 6 botol bir ia habiskan bersama Vino.

"Masih kuat, sayang?" Tanya Vino sambil mengulurkan Botol bir yang baru.

Bianca menerimanya dan meneguknya sedikit

"That's my girl" kata Vino.

Kemudian dengan cepat ia mengecup bibir mungil milik Bianca. Bianca membalasnya dan kemudian mereka berdua saling melumat bibir masing-masing.

Vino dengan cepat membuka kaus yang ia kenakan, setelahnya ia membuka kancing kemeja Bianca satu per satu. Lalu melepasnya dan melemparkannya sembarangan.

Vino melepas bra yabg dikenakan Bianca lalu meremas payudara milik Bianca.

Bianca mengeluh menikmati sentuhan dari Vino sambil mengalungkan lengannya di leher Vino.

Kemudian Vino menurunkan kepalanya ke arah payudara Bianca dan seketika melumat payudara kiri Bianca, tangan kanannya masih aktif meremas payudara kanan Bianca, membuat Bianca mendesah menikmati perlakuan Vino

"Ugh, Vin" desah Bianca setengah sadar, setengah menikmati

"Room?" Tanya Vino

"Sure" jawab Bianca

Vino lalu menggendong tubuh mungil Bianca, membawanya ke kamar yang sudah ditunjuk oleh Bianca.

Pelan-pelan Vino membaringkan Bianca di kasur, lalu melepas celana jeans pendek dan cd yang dikenakan Bianca.

Vino menunduk dan memainkan V milik Bianca dengan lidahnya

"Oh, Vin" desahan Bianca kembali terdengar memenuhi ruangan

Vino makin gencar memainkan V milik Bianca, kini dibantu dengan jari-jarinya.

"Ohhhhhh Vinnnnn" desah Bianca panjang, ia melengkungkan tubuhnya. Terlihat bahwa Bianca sudah orgasme

Vino berdiri lalu melepas celana yang ia kenakan. Kini mereka berdua sudah telanjang bulat. Vino lalu merangkak diatas Bianca mengecup pipi, mulut, leher dan payudara Bianca

"Ready?" Tanya Vino

"Pasang kondom dulu" kata Bianca

Lalu Vino memungut celananya dari lantai, mengambil dompetnya dan menarik satu kondom dari dalam dompetnya.

Bianca bangkit lalu merebut kondom dari tangan Vino, ia membuka kondom dengan giginya dan dengan tangkas memasangkan ke kepunyaan Vino

'Sexy' pikir Vino

Lalu Vino membaringkan tubuh Bianca lagi, dan kini ia siap. Ia sudah mengarahkan kepunyaannya tepat di depan V Bianca

Vino melumat bibir Bianca, Bianca membalasnya. Mereka berciuman dengan penuh nafsu, lalu ditengah-tengah ciumannya. Vino mendorong miliknya masuk kedalam V Bianca

"Ughhh" desahan Bianca tertahan ketika milik Vino masuk. Ia meremas-remas punggung Vino.

Lalu perlahan Vino memaju-mundurkan miliknya dalam V Bianca.

"Faster" pinta Bianca

Vino langsung mempercepat gerakannya. Membuat Bianca mendesah dengan suara yang amat sexy

Kemudian Bianca mencekram pungung Vino, tubuhnya melengkung indah, tanda orgasme. Tubuhnya berkeringat membuatnya terlihat mengkilat dalam redupnya ruangan ini.

Vino belum selesai, ia kembali menggoyangkan miliknya dalam V Bianca. Cepat dan semakin cepat. Membuat Bianca terus mendesah, sampai akhirnya

"Ahhhh. Shit. Bi..." erang Vino.

Ia pun sudah mencapai klimaks. Lalu ia mengistirahatkan tubuhnya diatas Bianca. Tidak melepas miliknya. Karena akan melanjutkan ke ronde berikutnya.

Tbc

Barvara palvin as Bianca.
Pict on multimedia

Dont forget to vote and comment. Thankyou

BFF [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang