"Jadi kamu mau, kita gimana?" Tanya Dion tiba-tiba.
Bianca agak kaget dengan pertanyaan mendadak itu. Ia benar-benar tidak punya rencana. Bertemu Dion hari ini pun diluar rencananya.
"Ga mau gimana-gimana" jawab Bianca
"Terus Evan?"
"Kamu mau ketemu Evan kapanpun. Silahkan" kata Bianca
"Tapi kita ga serumah?" Tanya Dion
Bianca mengangguk
"Come on, darl! Itu ga sehat buat Evan. Dimana-mana orang tua tinggal sama anaknya" kata Dion
"Emang sejak kapan hubungan ini sehat? Kamu sahabat aku. For god sake" kata Bianca
Dion terdiam sesaat.
"Maaf oke. Maaf. Tapi kamu harus tau. Aku cari kamu. Aku mau tanggung jawab. Aku bahkan udah bilang ke keluarga aku"
"Kamu gilaaa? Ngapain bawa-bawa keluarga?" Tanya Bianca tak percaya.
"Terus kamu maunya gimana?" Tanya Dion
"Ga gimana-gimana. Ya gini aja"
"Kamu di singapore? Aku di Indonesia? Ga beres itu, Bi"
"Lha terus emang maunya gimana?" Tanya Bianca
"Kamu ikut aku. Ke Indonesia. Kita nikah. Tinggal bareng, besarin Evan"
"Aku gabisa ke Indonesia dalam waktu dekat. Kontrak aku masih lama. Kalo nikah, aku gatau deh. Kalo Evan emang prioritas"
"Kamu gamau nikah sama aku?" Tanya Dion
"Kita ga saling cinta, Yon. Aku gamau kamu nikahin aku cuma karena kewajiban" jawab Bianca
"Cuma? Kamu bilang kewajiban cuma??" Kata Dion dengan nada tinggi.
"Yaudah lah, Yon. Apa salahnya kaya gini?" Tanya Bianca
"Salah banget. Aku hamilin kamu. Dari awal itu salah. Sekarang kita punya anak. Aku mau tanggung jawab tapi kamu gamau. Ada yang salah sama isi kepala kamu" jawab Dion, ia benar-benar marah sekarang
"Oke, kaloooo. Kalo kita nikah, karena anak. Tetep aja ga ada cinta, Yon. Kamu kira hubungan kaya gitu bisa berhasil?" Tanya Bianca
"Aku jujur sama kamu. Terserah kamu mau percaya apa engga. Dari awal aku sayang sama kamu, karena kamu sahabat aku. Aku makin sayang sama kamu, aku ngerasa perlu jagain kamu selama kita kuliah. Dan kamu tau, saat kita having sex. Oke ralat kata-katanya ga tepat, saat aku perkosa kamu. Aku tau itu aku lagi mabuk. Tapi perasaan aku gabohong. Aku nyaman, aku nikmatin itu banget, mungkin itu ML terbaik selama hidup aku. Dan kamu tau? Itu bikin aku tergila-gila sama kamu. Aku cinta sama kamu. Dan sejak kejadian itu, aku belum pernah having sex lagi. I just want you" jelas Dion dengan nada sedikit tinggi.
Shit, jadi dia cinta sama gue karena ml sama gue, gila. Batin Bianca, tapi Bianca hanya diam. Ia tak tahu harus berkata apa.
"Pulang yaa, kasian Evan. Banyak angin di luar" kata Bianca
Dion tercengang mendengar perkataan Bianca. Bianca bahkan tak merespon ucapannya barusan.
"Aku ngomong panjang-panjang ga kamu respon?" Tanya Dion tak percaya.
"Biarin aku mikir dulu, oke? Sekarang aku mau bawa Evan pulang. Dia udah tidur dan posisinya ga nyaman digendong gitu. Lagian disini banyak angin" seru Bianca
"Aku ikut" kata Dion sambil berjalan
"Kamu kesini naik apa emang?" Tanya Bianca
"Dianter supir, kamu?"
"Aku bawa mobil"
"Aku ikut ke tempat kamu" kata Dion
"Eh, ngapain?" Tanya Bianca
Namun Dion tak menjawab. Mereka berjalan cukup jauh ke tempat Bianca memarkirkan mobilnya.
"Sini kuncinya, aku setirin. Kamu tunjukin aja jalannya" kata Dion setelah Bianca meletakan Evan di babyseat.
Bianca menyerahkan kunci range rover miliknya. Lalu masuk ke bangku samping kemudi.
Sesampainya di apartment Bianca, Dion meletakan Evan di kasurnya sendiri. Lalu mengecup kening anak itu sekilas.
"Aku nginep sini ya" kata Dion
"Ga ada kamar kosong, kamar tamu di pake Bi Yanti" sahut Bianca.
"Di kamar kamu gaboleh?" Tanya Dion jahil
Saat raut wajah Bianca agak berubah merah Dion tersenyum.
"Aku becanda. Aku tidur di sofa ini juga gapapa ko"
"Bi Yanti bakal kaget nanti kalo nemu kamu tidur di sofa, udah di kamar aku aja. Tapi di sofanya" kata Bianca
"Ah elah emang kenapa kalo sekasur? Dulu aja pernah pas di Villa aku. Biasa aja kan?" Tanya Dion sambil mengikuti Bianca berjalan ke kamarnya.
Bianca memilih tak menjawab pertanyaannya. Ia langsung masuk ke kamar mandi dan berganti pakaian.
"Ada baju yang bisa aku pinjem?" Tanya Dion saat Bianca keluar dari kamar mandi
Bianca menggeleng. Lalu Dion dengan santainya membuka celana dan kemejanya
"Eh, Lo ngapain?" Tanya Bianca kaget
"Masa iya aku tidur pake baju gitu? Ya mendingan pake oblong sama boxer" jawab Dion santai. Lalu menggantung pakaiannya di belakang pintu.
"Kamu serius aku tidur di sofa ini pendek banget loh, kaki aku ngegantung kamu tega?" Tanya Dion
Bianca memandang Dion, lalu memandang sofa kecil di kamarnya. Memang tidak muat.
"Yaudah lah udah. Tidur di kasur aja" kata Bianca menyerah dan Dion langsung tersenyum
"Awas ya lo macem-macem" ancam Bianca
TBC
Dont forget to vote and comment. Thankyou
KAMU SEDANG MEMBACA
BFF [COMPLETED] ✔
RomanceDi private random untuk adegan 18+ | be wise || [COMPLETED] Katanya cewe sama cowo ga ditakdirin buat jadi sahabat. Hahaha I break the rule, buktinya adalah gue sama Bianca - Dion Yang gue harapkan dari hubungan ini adalah: gue bisa selamanya gila-g...