Pukul 6 pagi Bianca bangun, ia mulai menyadari kejadian yang semalam. Ia sedang berada di kamar di rumah barunya, rumah baru yang dibelikan Dion untuk membangun keluarga mereka secara utuh.
Bianca menyadari, mungkin Dion berusaha membuat keluarga yang utuh untuk mereka. Tapi disisi lain, Dion jug membuat Bianca merasa utuh. Merasa dicintai dengan layak, merasa memiliki keluarga, pasangan dan anak.
Perlahan-lahan, semua doa yang dipanjatkannya terkabul.
Bianca sadar kalau ia juga mencintai Dion. Entah sejak kapan. Ia hanya takut mengakuinya karena Dion bisa pergi kapan saja, karena mereka tidak pernah ada ikatan.
Namun, melihat upaya Dion yang gigih untuk menikahi Bianca, membuatnya yakin akan Dion. Yakin akan cintanya sendiri kepada sahabatnya itu.
Bianca bersyukur pagi ini, terbangun dalam pelukan Dion. Semoga saja bisa seperti ini. Selamanya.
Tak terasa air mata sudah menggenang di pelupuk mata Bianca. Ia bahagia. Ia sangat bahagia sampai menangis.
Semoga saja ada alasan yang sama sehingga ia bisa bahagia hingga menangis.
"Thanks, my best friend" bisik Bianca sambil mengecup dagu Dion.
***
Pernikahan Bianca - Dion sedang berlangsung. Akad nikah sudah di laksanakan pukul 2 siang tadi. Berlangsung dengan khidmat di salah satu resort yang berada di tebing-tebing, di pulau Bali.
Sudah pukul 7 malam, acara resepsi pernikahan mereka sangat meriah. Dihadiri oleh para kenalan, relasi bisnis, teman-teman, sahabat dan keluarga.
Banyak sekali ucapan selamat. Pipi Bianca sampai pegal karena harus tersenyum terus, namun ia tak keberatan. Ini hari pernikahannya. Evan berdiri diantara mereka berdua, ikut menyalami tamu undangan. Sesekali duduk di pelaminan karena lelah namun kembali dengan semangat untuk menyalami tamu.
Semua yang hadir merasa senang.
Pukul 11 malam pesta pindah tempat. After party di pinggir pantai yang di desain sedemikian rupa oleh Mba Rachel.
Mereka berdansa dengan semua yang hadir. After party hanya untuk sahabat dan keluarga, jadi mereka bisa berdansa dengan semua orang.
Bianca sedang berdansa bersama Dion setelah sebelumnya berganti-ganti orang.
"Thanks yaa, Yon" kata Bianca
"Aku yang makasih. Kamu bikin hidup aku sempurna, sayaang"
"Kamu juga, Tuhan ngabulin doa aku lewat kamu"
"Sama" sahut Dion
Mereka berdua berdansa sambil berpelukan.
"Bener kata kamu" kata Bianca
"Yang mana?"
"Bagian terbaik dari hidup adalah menikahi sahabat sendiri"
Dion tersenyum baru menjawab
"Yups, karena kamu udah tau masalalu aku, kamu tau semua kelakuan aku dari yang terbaik sampe yang terburuk. Kamu tau kebiasaan-kebiasaan aku. Rahasia paling rahasia di hidup aku. Aku gaperlu jelasin semua karena kamu udah tau. Kamu partner terbaik aku, Bianca Sambadha. Karena itu, aku juga mau kamu jadi pendamping hidup aku. Until death do us apart"
"Until death do us apart" kata Bianca setuju
Dion tersenyum, memandang istri sekaligus sahabatnya itu.
"Aku gapernah nyesel dulu aku perkosa kamu, karena kalo ga gitu gabakal ada Evan. Kalo ga gitu kita gabakal bersama. Selalu ada alasan baik meskipun dari sesuatu yang buruk, right?" Kata Evan
Bianca mengangguk
"Sejak kapan kamu sayang sama aku? Please jangan bilang sejak having sex" tanya Bianca
Dion menggeleng sambil tersenyum
"Aku gatau sejak kapan. Yang aku tau aku selalu nyaman sama kamu. Aku gila pas kamu ga ada dan aku ngerasa utuh saat aku ketemu kamu lagi. Aku rasa itu cukup buat jawab pertanyaan kamu" jawab Dion
"Temen-temen kita. Nganggep kita pasangan muna karena pas kuliah mati-matian bilang sahabatan sekarang kita nikah" kata Bianca
"Aku gapeduli. Yang penting sekarang ya kebahagiaan kamu, kebahagiaan Evan, kebahagiaan kita. Yang lain gapenting"
Bianca tersenyum. Ia benar-benar bersyukur bisa menikahi sahabatnya ini.
Best fucking friend.
If you're not be my best fucking friend, maybe you just always be my best friend forever. And i know i never felt this feeling. I never be happy. 'cause God want you to be my happiness. I love you, Dion Alexander Wijaya. Kata Bianca dalam hati
"Benerkan kata aku dulu" kata Dion
"Yang mana?" Tanya Bianca
"Suati hari nanti akan ada orang yang tulus sayang sama kamu. Ga mandang masalalu kamu. Ga mandang seancur apa hidup kamu. Tapi selalu memandang kalau kamu adalah sosok paling sempurna yang ada di dunia ini" jelas Dion
"Tapi dulu kamu ga bilang kalau orang itu, kamu" jawab Bianca
Dion lalu tersenyum, memiringkan kepalanya sedikit lalu mengecup bibir Bianca.
Mereka bahagia. Tanpa menyakiti orang lain.
Mereka berbahagia. Karena menciptakan kebahagiaannya sendiri.
Mereka sepakat untuk menua bersama, tidak hanya itu. Mereka juga sepakat untuk stay young forever. Being silly like a chimpanzee until universe do them apart.
Marry your best friend. And you can against the world forever - Dion
End
KAMU SEDANG MEMBACA
BFF [COMPLETED] ✔
RomanceDi private random untuk adegan 18+ | be wise || [COMPLETED] Katanya cewe sama cowo ga ditakdirin buat jadi sahabat. Hahaha I break the rule, buktinya adalah gue sama Bianca - Dion Yang gue harapkan dari hubungan ini adalah: gue bisa selamanya gila-g...