Chapter 17

13.4K 1.1K 21
                                    

"Evan mau ketemu Daddy ga?" Tanya Bianca.

Mereka sudah pulang dari Kebun Binatang. Evan sedang tidur-tiduran memeluk Bianca

"Daddy? Katanya Daddy Evan kerja"

"Udah pulaang" jelas Bianca

"Mauu, Mommy"

"Evan tidur aja yaa. Nanti bangun mandi terus ketemu Daddy"

Evan mengangguk antusias. Ia merapatkan pelukannya pada Bianca, lalu terlelap.

Bianca tau. Sangat tau. Evan pasti butuh sosok ayah di hidupnya. Apalagi Evan anak laki-laki. Bianca sedari kecil jarang menghabiskan waktu dengan orang tuanya. Hanya Tiffany, adiknya yang selalu menemaninya. Bianca tau sekali seperti apa tumbuh tanpa perhatian orang tua. Jadi ia tak mau anaknya merasakan hal yang sama, karena itu ia selalu meluangkan waktu untuk Evan.

Sekarang, ia harus mengesampingkan egonya. Untuk Evan. Ia mungkin tidak akan bersatu bersama Dion. Tapi Dion bisa menemui Evan, kapanpun. Bianca janji, kali ini tak akan lari lagi.

To: Dion A W
Aku sama Evan udah siap. Mau otw

Bianca mengirim pesan, mengabarkan Dion. Dengan cepat balasan masuk

From: Dion A W
Oke. Aku udah sampe. Kamu bilang aja reserv atas nama Dion

Bianca tak membalas pesan itu.

Evan sudah siap, tidak sabar untuk bertemu dengan ayahnya.

"Come on, mommy" seru Evan saat Bianca memakai heels

"Sabar sayaang, Daddy pasti nunggu" jawab Bianca

Lalu Bianca mengarahkan mobilnya ke resto D'Dawn.

"Reservasi atas nama Dion" kata Bianca sambil menggandeng Evan.

"Oh ayo, Bu. Sudah di tunggu" kata waiters bernama Samantha itu

Bianca dan Evan berjalan di belakang sang waiters. Menuju meja tempat Dion.

Bianca agak kaku bertemu Dion. Ya tuhan, padahal gue dulu akrab banget sama anak ini. Kenapa jadi gini. Bisik Bianca dalam hati

"Minta highchair yaa mba" kata Bianca.

"Iya, Bu"

Lalu Bianca duduk di seberang Dion. Dion menatap tajam Bianca.

"Evan, say hello to Daddy" kata Bianca sambil memangku Evan

Evan agak kaget, agak pusing.

"Inikan om ganteng yang tadi pagi, mom" katanya.

Sial. Anak ini inget aja. Umpat Bianca

"Iya sayaang, ini Daddy nya Evan" kata Bianca manis

"Padahal tadi diajak aja ke Zoo. Tadi Evan ke Zoo loh, Dad" seru Evan kepada Dion.

Hati Dion bergetar mendengar ucapan Evan barusan. Anak kecil ini, yang wajahnya sangat mirip sekali dengannya baru saja memanggilnya Dad.

Berapa moment yang gue lewatkan? Apa kata pertama yang diucapkan anak gue ini? Kapan giginya tumbuh? Kapan langkah pertamanya sebelum anak ini bisa lari? Oh God. Can I turn back the time? Kata Dion dalam hati.

"Daddy kerja sayaang" jawab Bianca

Kemudian waiters tadi datang membawa highchair untuk Evan.

"Daddy kerja terus" kata Evan

"Maaf yaa, sayaang" jawab Dion. Suaranya agak tercekat. Wajahnya masih tenang. Ada kebahagiaan disana. Tapi hatinya sudah menangis terharu karena Evan.

Bianca segera meletakan Evan di kursinya.

"Pesen sekarang, Bi?" Tanya Dion

Bianca menagangguk. Dion memanggil waiters yang tadi. Setelah selesai memesan, ada keheningan menggantung di udara. Evan sibuk memainkan iron man-nya.

"Kamu kerja di sini, kontrak?" Tanya Dion

Bianca hanya mengangguk

"Kapan beresnya?" Tanya Dion

"2 tahun lagi, eh kurang kurang deh. Satu stengah lagi kayanya" jawab Bianca

"Kelamaan"

"Heh? Kelamaan apaan?" Tanya Bianca

"Pulang yu, ke Indonesia. Tinggal sama aku. Besarin Evan" ajak Dion

"Duh engga. Aku disini aja" kata Bianca. Kaget dengan ajakan Dion

"Dia anak aku juga, kamu gabisa jauhin dia lagi dari aku" kata Dion, suaranya tajam.

"Aku ga jauhin kamu. Kamu mau ketemu Evan ya silahkan. Aku udah bawa dia kesini. Aku jujur soal kamu, dia tau dia punya Daddy. Dia udah liat kamu sekarang. Masalahnya apa?"

"Kita makan dulu. Nanti di terusin" kata Dion.

Pelayan sudah meletakan pesanan mereka di atas meja. Dion diam, memakan makannanya.

Bianca mendiamkan makanannya. Ia fokus menyuapi Evan. Karena kalau dibiarkan, Evan pasti hanya mengacak-acak makanannya.

"Kamu makan, Bi. Aku yang suapin dia" kata Dion saat makannya sudah selesai. Ia sengaja makan lebih cepat.

Bianca segera menyerahkan sendok kepada Dion dan mulai memakan makannya. Evan jadi lebih lahap saat disuapi oleh Dion.

Setelah selesai makan Evan mengajak main Dion ke luar. Jadi mereka jalan-jalan di Helix Bridge. Evan sedang lari-lari dan Dion mengejarnya.

"Dion!!" Panggil Bianca dari belakang.

Dion menengok, lalu menggendong Evan dan menghampiri Bianca yang tertinggal di belakang

"Kenapa?" Tanya Dion

"Cape itu anak, kasian. Udah lari-larinya" kata Bianca. Sambil meminta Evan dari Dion untuk menggendongnya.

"Evan mau sama Daddy, mom" kata Evan menolak di gendong Bianca

"Oke, but dont running again. Son" kata Bianca.

Evan malah meledek Bianca dengan menjulurkan lidahnya. Kemudian mereka berjalan santai bertiga.

Tak lama kemudian, Evan sudah tertidur pulas di gendongan Dion.

"Jadi mau kamu, kita gimana?" Tanya Dion tiba-tiba.

TBC

Dont forget to vote and comment. Thankyou

BFF [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang