Chapter 8

12.8K 953 10
                                    

Malam ini Bianca mengabiskan waktunya di apartment Dion. Setelah berusaha meredam gossip yang ada. Mereka akhirnya pulang.

"Bi, gue penasaran. Pengen tanya-tanya deh sama lo" kata Dion

"Apaan?"

"Tentang sex boleh yaa?"

"Njirrr, apaan sih lo" kata Bianca

Mereka berdua saat ini sedang duduk di balkon milik Dion sambil memakan cemilan yang ada.

"Seriusan, cuma tanya-tanya doang" kata Dion

"Yaudah nanya apa?"

"Gue masih keingetan waktu lo nangis-nangis abis di perawanin sama si Teddy. Itu kenapa lo mau kalo ujung-ujungnya nangis?" Tanya Dion

"Penasaran gue. Abis anak-anak sering cerita. Lha gue kaga ngerti mereka ngomong apa. Yaudah pas Teddy ngajak gue mau-mau aja" jelas Bianca

"Rasanya gimana?" Tanya Dion seperti menahan tawa

"Ya gitu-gitu aja sih" jawab Bianca asal

"Enak?"

"So-so laaah"

"Dicampur sakit? Apa gimana?" Tanya Dion memastikan

"Itunya kecil njirrrr" jawab Bianca malu-malu.

Kemudian Dion langsung tertawa sampai tersedak dan batuk-batuk.

"Sukur lo, ngetawain gue sih" kata Bianca

Dion berusaha menelan cemilannya dengan sempurna. Menahan tawa.

"Seriusan? Kecilnya segimana?" Tanya Dion

"Lupa gue" jawab Bianca singkat.

"Bohong, pertama kali masa iya di lupain" ledek Dion.

Bianca diam, ngambek tidak mau menjawab

"Udah deh Yon" seru Bianca

"Lo ciuman pertama kali kapan?" Tanya Dion

"Kelas 3 SMA, lo?"

"Gue kelas 3 SMP" jawab Dion bangga

"Anjir lo, mesum yaa berarti dari dulu"

Dion hanya nyengir

"Udah berapa cewe Yon, yang lo tidurin?" Tanya Bianca

"Gainget gue. Sekitar 10 lebih kayanya" jawab Dion santai.

Kemudian terdengar dering telfon dari HP Dion. Ia segera berlari menuju ruang tengah dan mengambil poselnya

Alviana calling

"Kenapa, Vi?" Tanya Dion

"kamu dimana?" Tanya Alvi

"Di apart, kamu dimana?"

"Di Lucy. Kesini dong. Temenin" pinta Alvi

"Oke, sebentar otw yaa" kata Dion

Dion langsung mematikan sambungan teleponnya

"Biancaa!!" Seru Dion

"Apaan sih teriak-teriak" jawab Bianca sambil berjalan menghampiri Dion.

"Gue mau ke Lucy. Lo mau balik ga? Biar sekalian"

"Yaudah ayok"

Setelah men-drop Bianca di apartmentnya. Dion segera menuju Lucy In The Sky. Dion langsung masuk dan menemukan Alvi sedang duduk sendirian di bar.

"Sendirian, Vi?" Tanya Dion

"Mau ama siapa emang?" Jawabnya.

Terlihat bahwa sepertinya Alvi sudah mulai mabuk.

"Kamu pesen gih, Yon" titah Alvi

"Leffe blonde aja mas" kata Dion kepada seorang barista

"Ko pilihan kamu sama sih sama aku" kata Alvi sambil mengalungkan lengannya di leher Dion.

"Kamu udah minum berapa banyak?" Tanya Dion

"Gainget" jawab Alvi

Shit, Alvi. Kalo gue ga cinta sama lo. Gue buang lo. Umpat Dion dalam hati

Barista meletakan beer pesanan Dion di meja

"Tambah satu, Mas" kata Alvi pada sang barista

"Duh, Vi. Kamu udah kebanyakan deh" cegah Dion

"Masa kamu minum aku engga" kata Alvi dengan suara manja.

Akhirnya Dion tak bisa menolak.

Setelah gelas ke empat, untuk Dion. Entah yang keberapa untuk Alvi. Kepala Dion sudah mulai berpusing.

Ia sudah mabuk tapi setengah sadar.

"Close bill ya, Vi?" Tanya Dion.

Alvi sudah benar-benar mabuk, ia hanya mengeluarkan kartu kredir dari saku celananya.

"Nihh aku traktir" kata Alvi sembari mengacungkan credit card miliknya ke sang barista.

Dion ingin mencegahnya namun sang barista keburu mengambil credit card milik Alvi.

Barista yang sama mengembalikan credit card sekaligus bill kepada Alvi. Namun di detik yang sama, Alvi roboh dari kursinya. Dengan sigap, Dion menahan agar Alvi tidak jatuh ke lantai.

Dion menyambar credit card milik Alvi, meletakannya di saku celana Alvi lalu membopongnya ke mobil.

Alvi tersadar saat Dion merebahkannya di kasur milik Dion, di kamar kedua.

"Yon!!" Panggil Alvi

"Ya? Kenapa, Al?" Tanya Dion. Kepalanya sendiri sudah pusing. Ia tak sabar merebahkan diri dikasurnya

"Sini dong, tidur disini aja" pinta Alvi dengan suara manja

Karena lelah badan dan enggan berdebat. Dion naik ke kasur, merebahkan badan di samping Alvi. Ia langsung memejamkan matanya, tak kuat ingin istirahat

"Jangan cuma tidur doong" rengek Alvi

"Terus mau apa?" Tanya Dion dengan mata terpejam.

Detik berikutnya, Alvi merobohkan dirinya di atas badan Dion. Lalu mencium bibir Dion dengan penuh nafsu.

Dion yang sudah sangat mengantuk mendapat perlakuan seperti itu langsung bangkit dan membalikan posisi hingga kini Dion lah yang berasa di atas Alvi.

Shit. Bodo amat lo istri orang. Bodo amat gue ngantuk. Gue pengen lo lagi. Sekarang. Batin Dion

Dion membuka kaus yang dipakai Alvi dengan mudahnya. Lalu membuka kaus yang ia kenakan juga. Setelah susah payah membuka celana. Akhirnya Dion melakukannya.

TBC

Dont forget to vote and comment. Thankyou

BFF [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang