Chapter 23

13K 1K 13
                                    

Akhirnya tiba hari dimana Bianca pindah ke apartment Dion. Tidak banyak perabotan yang dipindahkan, hanya baju-baju dan barang-barang penting yang di bawa.

Begitu masuk kamar Dion, Bianca sedikit kaget menemukan coretan-nya yang dulu tidak di hapus oleh Dion

"Kenapa ga di hapus?" Tanya Bianca sambil menunjuk dinding.

"Kenang-kenangan dari kamu. Kalo dulu aku brengsek banget" jawab Dion.

Mereka tidur bertiga dengan Evan di kamar. Bi Yanti tidur di kamar sebelah.

"Cuma kamu loh darl yang pernah masuk kamar ini" Kata Dion

"Masa? Terus kamu dulu 'gituan' dimana?"

"Ko nanyanya gitu sih?? Ya dikamar samping laah darl, mana boleh aku biarin mereka masuk kamar aku"

"Kamu kenapa sih manggil aku darl?" Tanya Bianca

"Kalo aku panggil kamu Bi, nanti yang nengok Bi Yanti" kata Dion sambil tertawa

Bianca hanya tersenyum sambil memandang Evan yang sudah tidur.

"Jadi, kita ini sekarang apa?" Tanya Dion

"Partner. Dulu kamu pernah bilang kalo aku ini partner not spouse, right?" Jawab Bianca

"Aku koreksi sekarang, you are my partner and also my spouse for life" kata Dion

Bianca hanya mengangkat bahu.

"Kalo ada Evan di tengah-tengah kita. Kita jadi gabisa ngapa-ngapain" ujar Dion tiba-tiba.

Bianca langsung menoyor kepala Dion

"Sembarangan aja ngomong. Tapi iya sih. Dari umur setahun aku biasain dia bobo di kamar sendiri. Biar ga terlalu manja. Kan anak laki" kata Bianca

"Kita beli rumah aja yaa, biar Evan bisa punya kamar sendiri" usul Dion

"Nanti aja, kaya gini aja dulu. Tinggal di rumah kok aku mikirnya hubungan ini real banget gitu yaa"

Kali ini giliran Dion yang menoyor kepala Bianca

"Real? Kamu kira hubungan kita selama ini khayalan? Jangan gila Bianca" sahut Dion, suaranya agak meninggi

"Stttttt. Evan tidur. Lebay banget sih" kata Bianca

Dion hanya tersenyum memasang tampang bersalah

"Sometimes, I pretend you are still my bestfriend. My crazy bestfriend. I always miss that moment. Remember? When me and you against the world" ucap Bianca

"I'm still your bestfriend, darl. Just forgive and forget my mistakes, I beg you. But all of my fault doesn't change anyting for me. You still my little bestfriend. We can against the world together, with our son" balas Dion

Bianca hanya tersenyum

"And you wanna know the happiest ending of this reality?"

"What?" Tanya Bianca

"Marry your bestfriend. And you can against the world forever"

Lagi-lagi bianca tersenyum

"Marry me? Will you?" Tanya Dion

"I can't answer the question now. Okay?"

"Ahhh lo ngerusak suasana banget sih! Udah keren itu dari awal. Kalo lo bilang I will kan jadinya romantissss" keluh Dion

Mau tak mau Bianca tertawa dengan tingkah Dion yang menyebalkan ini.

"Awas Evan bangun" kata Dion sambil menoyor Bianca

"Jadi gimana? Mau beli rumah ga kita?" Tanya Dion

"Liat nanti aja, live our life day by day. Okay? Ke depannya liat entar" kata Bianca. Kemudain menarik guling dan tertidur

"Tidurnya peluk guling nih? Gapeluk aku?" Tanya Dion

"Shtttttttt" hanya itu jawaban Bianca

Dion mengecup singkat kening Bianca dan Evan sebelum akhirnya ikut terlelap.

***

Tanpa sepengetahuan Bianca, Dion sudah membeli rumah. 2 lantai dengan 4 kamar dan 2 kamar khusus ART yang terletak agak dibelakang rumah. Rumahnya nyaman karena ada taman kecil di belakang dan gazebo di teras samping. Sudah sulit mencari rumah yang mempunyai halaman di Jakarta. Tapi entah bagaimana Dion berhasil mendapatkannya. Tapi ia masih merahasiakannya dari Bianca

Jarak rumahnya tidak terlalu jauh dengan Space Ranger. Cafe kepunyaan Bianca yang sudah dirintis selama 4 bulan terakhir dengan beberapa Chef kenalan Bianca di Bali.

Evan kini sudah mulai sekolah, hanya sekolah perkenalan yang jam 11 siang sudah bubar dan isinya hanya bernyanyi menggambar dan bermain.

Bianca mengurus kebutuhan Evan dan Dion sekaligus. Bi Yanti masih diperbantukan di Apartment untuk mengurus serba-serbi yang terlewatkan oleh Bianca.

Orang Tua Dion sudah tidak mempermasalahkan hubungan mereka meski saat sedang kumpul pertanyaan 'kapan nikah?' sesekali terlontar.

Dion sudah merencanakan semuanya. Ia sudah membeli cincin. Menunggu waktu yang tepat untuk meminta Bianca menjadi pendampingnya dalam hubungan yang sah secara hukum dan agama.

"Yaang, kamu mau ke space ranger ga hari ini?" Tanya Bianca

"Jadi darl, jemput Ayah dulu dari rumah Mba Acel terus ke space ranger. Katanya Ayah mau kenalin temennya ke kamu" jawab Dion

"Yaudah aku berangkat sekalian anter Evan yaa, kamu di tinggal gapapa?" Tanya Bianca

"Bareeng dooong, Evan pasti seneng kita berangkat bertiga" pinta Dion

"Yaudah cepet, ganjen banget sih dandan aja lama, aku sama Evan tunggu di luar" ujar Bianca

TBC

Thanks for reading
Dont forget to vote and levae a comment

BFF [COMPLETED] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang