1. Awal Segalanya

8.2K 279 18
                                    

Ini cerita pertama gue, jadi dimaklumin aja kalau masih banyak banget kekurangan dan EYD yang belum benar. Happy reading!

HARI kedua MOS seharusnya berjalan lancar seperti kemarin. Tapi, hari ini Farah telat bangun dan orang tuanya sudah pergi lebih dahulu, ia terpaksa menyetop ojek yang lewat untuk berangkat ke sekolah.

     Macetnya Jakarta dipagi hari saat orang-orang sibuk dengan urusan masing-masing, membuat Farah semakin panik karena takut diomeli oleh kakak OSIS kelas 12.

     Farah berdoa sepanjang jalan agar ia tak dimarahi atau mungkin lebih buruk--diberi hukuman.

***

Sesampainya Farah digerbang sekolah, ia ragu untuk masuk karena MOS telah dimulai sejak kurang lebih 1 jam yang lalu. Terlintas dipikiran cewek itu 'mendingan gue kabur aja deh kalo gini ketimbang dikasih hukuman'

     Tapi sebelum ia berniat untuk kabur, ada suara yang berteriak kepadanya "Hei kamu, yang didepan gerbang. Kenapa diam saja? Sini!" Dengan langkah yang gemetar, Farah pun memasuki halaman sekolah-menghadap orang yang tadi memanggilnya.

     "Kenapa kamu telat?" Tanya OSIS itu.

     "Maaf kak, tadi...anu...saya kesiangan, dan orang tua saya udah jalan duluan."

     OSIS itu tanpa basa-basi langsung menyuruh cewek itu untuk lari lapangan sebanyak 10 kali putaran. Belum sempat cewek itu berlari, teriakan membantah datang dari salah satu siswa MOS.

     "Kakak gabisa seenaknya gitu dong, itu mah nyiksa. Mikir dong! Kakak tuh cowok, dia cewek..tega nyiksa sampe segitunya ya?"

     "Diam lo! Lo gapunya hak apa-apa disini, gue yang berkuasa penuh disini. Jadi, terserah gue mau gue apain dia." jawab OSIS tersebut.

     Leon--ketua OSIS yang berusaha menenangkan rekannya itu menahan temannya itu untuk berbicara lebih lanjut. "Udah, lepasin aja itu cewek yang terlambat, kasian juga. Kamu duduk aja gausah lari dilapangan, kalo bukan karena ini cowok dua berisik, saya gabakal nyuruh kamu duduk juga."

     "Ma...makasih kak." Jawab Farah dengan sedikit keraguan.

     Hukuman demi hukuman mereka--anak-anak baru--lewati. "Nah sekarang kalian pilih pasangan buat digendong 5 kali keliling." Suruh salah satu OSIS yang ada disitu. Tanpa berpikir panjang, Farah menarik siapapun yang ada didekatnya.

     Tenyata, cowok yang ia tarik adalah cowok yang menolongnya--dari hukuman kakak OSIS--tadi.

     "E...elo? Yang tadi nolong gue ya?" Farah bertanya kepada siswa laki-laki yang tingginya jauh lebih tinggi dari dia sehingga dia perlu mendongak untuk bertatap dengan muka anak laki-laki itu.

     "Iya, kenalin, gue Alvin. Nama lo siapa?" Sapa anak cowok itu dengan ramah.

     Alvin nama yang indah. Yang membuat hati Farah terkesima selama beberapa detik mendengarnya berbicara. "Nama gue Farah." Jawab Farah sambil menatap muka lelaki itu. Secara refleks, Alvin bertanya. "Lo kelas X berapa?"

     Belum sempat Alvin mendengar jawaban dari Farah, ketos sudah menyuruh mereka bersiap diposisi masing-masing. "3...2...1." Periwit ditiup oleh salah satu OSIS--pertanda mereka harus segera menggendong pasangan yang tadi mereka pilih.

     "Hati-hati ya, pegangan yang erat. Ntar jatoh gue yang disalahin lagi." Cowok itu berkata asal ceplos. 'Apa banget sih nih cowo, kalo bukan yang nolong gue udah gue tampar kali ya' Farah berbisik dalam hatinya.

***

Beberapa minggu setelah MOS dilakukan, kegiatan belajar mengajar pun berjalan dengan lancar di kelas Farah, X-4.

AlfaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang