31. Hanya Teman

1.2K 109 12
                                    

PESAN ini kembali membuat Farah cengar-cengir sendiri dan membuat hatinya berbunga-bunga.

Alvin : besok gue jemput ya

Farah : yaudah. Jangan telat ya

Alvin : nggak ada faedahnya kalau gue telat jemput lo

Farah : sok ngerti faedah gitu? Haha

Alvin : biar kelihatan pinteran dikit

     Esoknya, Alvin menjemput Farah di rumahnya dan mereka berdua pergi ke sekolah bersama.

     Tanpa sadar Farah bergumam. "Kangen kayak gini."

     Alvin yang sedang mengendarai motornya pun langsung berkata. "Kangen apaan?"

     Spontan Farah langsung menggeleng dan pipinya memerah. "Nggak kok."

     Dan Alvin hanya ber-oh saja.

     Beberapa menit setelah itu, Alvin mengganti topik obrolannya dengan Farah. "Memang benar, harusnya gue nggak mencoba buat melupakan lo."

     Nyaris jantung Farah hampir copot. "Maksud lo?" Walau dalam otaknya, Farah mengerti apa yang di maksud oleh Alvin.

     Alvin berdecak. "Nggak usah di bahas lagi."

     Mungkin Alvin kesal karena ia pikir Farah tak peka dengan kode yang barusan ia berikan.

     Sampai di sekolah, seperti biasa jika Alvin mengantar Farah ke sekolah; Farah ingin kabur lalu jalan duluan dan Alvin yang selalu menarik tangan Farah untuk menunggunya dan berjalan ke kelas bersama.

     "Hafal banget gue, pasti selalu kayak gini." Ucap Farah setelah Alvin menarik tangannya.

     "Nggak baik cewek jalan sendiri." Jawab Alvin yang masih membereskan sesuatu entah apa itu.

     Farah berdecak sambil memutar bola matanya. "Ini sekolah kali bukan gang sempit yang banyak begalnya."

     Setelah itu, mereka berjalan beriringan menuju kelas 11-1. Dan kembali membuat siswi-siswi jengkel melihatnya.

     Perlahan-lahan, rentang jarak mereka semakin dekat hingga hampir bersentuhan. Seorang siswa berlari dari arah yang berlawanan dan membuat Farah menghindarinya.

     Hal ini membuat lengan Farah dengan lengan Alvin bersentuhan. Walau hanya sepersekian detik, Farah begitu merasa bahagia. Dalam hati Farah, Farah sangat berterima kasih kepada siswa yang tadi melewatinya.

     Namun selanjutnya keadaan malah terasa canggung bagi mereka berdua. Sampai di kelas tak ada yang bicara satu sama lain.

     "Cie berangkat bareng." Teriak Oliv dan Sarah serempak.

     "Apaan sih?!" Farah langsung menaruh tasnya dan duduk di depan meja Sarah sementara Alvin mengobrol dengan Baim.

     Sarah mengecilkan suaranya. "Lo beneran berangkat bareng Alvin?" Farah mengangguk sambil senyam-senyum tak jelas.

     Tak sengaja, Oliv malah berteriak. "Asik dah!" Lalu ia langsung menutup mulutnya saat sudah menyadari kesalahannya barusan.

     Teman-teman yang sudah datang pun memperhatikan Oliv.

     "Lo kenapa bego?" Teriak Baim.

     Di timpali oleh Budi. "Dari dulu tuh congor masih aja gede." Oliv langsung cemberut.

     Saat teman-temannya sudah tak memperhatikan Oliv, Alvin beranjak dari bangkunya dan berjalan ke arah Farah.

     Ia berhenti tepat di depan tempat Farah duduk. "Nanti pulangnya bareng."

AlfaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang