4. Baim dan Sarah

2.2K 152 5
                                    

FARAH berangkat kesekolah diantar oleh ayahnya dengan mobil, sekaligus ayahnya pergi ke kantornya. Farah mencium telapak tangan ayahnya dan turun dari mobil, dilihatnya lelaki yang tengah memarkirkan motornya di parkiran. Ia bergegas pergi dari situ untuk menghindar.

     "Farahhh..." cowok itu tiba-tiba berada dibelakang Farah dan menepuk pundak Farah.

     Langkah Farah terhenti. "Gue buru-buru, maaf." Ia langsung berlari ke lantai 2--kelasnya.

     "Yaelah, baru aja mau ngomong tentang hal itu, udah pergi aja tuh anak." Rafi mendengus.

     Ani dan Ana sudah ada dikelas dan serempak menyapa Farah. "Pagi, Far." Terlihat senyuman hangat dari kedua anak yang mukanya sama itu.

     "Pagi Ani, Ana." Farah meletakkan tasnya dibangku dan menuju tempat Ani dan Ana. "Kalau dulu awal-awal masuk, pasti gue lupa mulu yang mana Ani, mana yang Ana." Farah tertawa.

     "Gue kurusan, Ana gemuk, haha." Ani berkata sambil ikutan tertawa.

     "Tumben bilangnya gemuk, biasanya juga bantet." Ana melirik Ani, memasang tatapan sinis.

     "Hai semua!" Seseorang berdiri di pintu kelas. Itu Rafi.

     "Nggak usah dijawab." Farah membalikan badannya, membelakangi Rafi.

     "Jutek amat, Far." Setelah Rafi menaruh tasnya, ia langsung keluar.

     "Segitu bencinya ya lo sama Rafi?" Alis Ani terangkat.

     "Kenapa lo nanya gitu, sih?" Farah berdiri dari kursi dan meninggalkan mereka keluar.

     "Yah si Farah ngambek kan. Ngapa lagi tuh anak tiba-tiba marah." Kata Ana.

***

Farah berjalan keluar dan melihat banyak orang yang berkumpul di depan gerbang sekolah. Ia pun penasaran dan menarik Oliv yang baru saja mau masuk kekelas.

     "Apakah sih, Far? Tiba-tiba narik gue, belum juga naro tas." Oliv jengkel tiba-tiba Farah menarik tangannya.

     Sampai lah mereka digerbang sekolah. "Permisi, permisi. Misi ya." Farah menerobos gerombolan murid yang menghalangi jalan. Ia kaget begitu melihat Alvin terduduk babak belur. Disitu juga ada Dhava-kakak kelas 12-IPS-2--teman Alvin yang babak belur, dan Baim yang terkapar.

     "Kalian ini kenapa bisa babak belur?" Bu Yulia mengintrogasi.

     "Tadi mereka bertiga ditonjokin sama anak-anak sekolahan lain, Bu." Seorang murid yang melihat kejadian itu menjawab.

     "Berkelahi lagi? Nggak bosen kalian bikin tubuh kalian makin rusak? Tolong bantu mereka untuk keruangan ibu." Bu Yulia langsung memanggil anak-anak laki yang bisa membantu mereka ke ruang BK.

     "Baim?!" Sarah yang baru turun dari bus kaget melihat Baim. Begitu ia melihat ada Farah dan Oliv, ia bergegas menghampiri mereka. "Itu mereka kenapa?!"

     "Abis dipukulin sama sekolahan lain, Sar."

     "Lo serius, Liv?" Sarah terlihat tak percaya. "Ya ampun, kok bisa sih."

     "Udah, masuk aja yuk." Farah menggenggam tangan Sarah dan Oliv.

     Sesampainya dikelas Ani bertanya. "Ada apaan tadi? Gue nggak liat, males." Ani kembali bicara. "Kok lo pada diem?"

     "Tadi Kak Dhava, Alvin, sama Baim abis ditonjokin sama anak sekolahan lain." Farah berbicara terbata-bata.

     "Tapi kita nggak liat pas ditonjokinnya, kita sampai sana udah babak belur mereka."

AlfaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang