29. Baikan?

1.2K 96 10
                                    

PERASAAN memang sulit untuk dideskripsikan, namun tertera jelas di lubuk hati. Dua insan yang masih sama-sama memendam rasa namun keduanya masih meragu.

     Cukup sulit untuk keduanya agar kembali ke atmosfer biasa. Atmosfer di antara mereka berdua sudah terlanjur kusam.

     Percayalah, yang paling menyesakkan di saat-saat seperti ini adalah perasaan rindu. Dapat melihat secara fisik orang tersebut namun tak dapat menyentuh orang tersebut dan membawanya ke dalam dekapan yang menghangatkan.

     Otak dan hati saling bertolak belakang. Otak memerintahkan mereka untuk meninggalkannya, namun hati berkata untuk menunggu hingga tiba saatnya.

     Mereka berdua sedang saling tatap dari kejauhan. Namun sama-sama tak menyadari bahwa lawan yang ada di depannya juga menatap dirinya.

     "Gue kangen." Gumam Farah yang sedang di tinggal Sarah dan Oliv ke toilet.

     Sementara di seberangnya, Alvin bergumam dalam hatinya. 'Gue tau kalau faktanya gue masih belum bisa lupain lo, tapi semua seakan bilang kalau gue nggak boleh ngelupain lo'

     'Aku nggak berharap kita bisa balik lagi, tapi aku cuman mau masa-masa kayak dulu bisa kita jalanin lagi' batin Farah.

     Alvin bicara dalam hatinya sambil meneguk minuman kalengnya. 'Tapi setiap gue berusaha buat membangun semuanya lagi, selalu ada penghalang yang nggak suka sama hubungan kita'

     Bahu Alvin di tepuk, membuat Alvin tersedak minumannya dan membuat minumannya menyiprat ke bajunya. Alvin menengok. "Anjir lo! Kalau gue mati gimana?!"

     Baim menyengir tanpa dosa. "Sorry aja bro, lagian lo ngelamun terus dari tadi. Gue kira lo lagi dalam ritual kesurupan." Alvin menatap Baim sinis.

     Sekarang Baim menyengir lagi sambil menatap sesuatu dengan Alvin secara bergantian. "Lo pasti lagi ngeliatin Farah, kan? Ngaku lo."

     Spontan Alvin langsung berdiri dan meninggalkan tempat itu. Membuat Baim yang masih menyengir mau tak mau mengikuti langkah Alvin.

     Sementara Farah masih dengan lamunannya, Sarah dan Oliv baru saja dari toilet dan melihat Farah yang hanya menatap lurus sisi lain lapangan.

     Mereka berdua berniat mengagetkan Farah, namun mereka menimang kembali resikonya. Akhirnya mereka menghampiri Farah dan duduk mengapit Farah di tengah-tengah.

     "Lagi free malah bengong bukannya ngapain kek." Ucap Sarah.

     Lamunan Farah langsung buyar dan membuat dirinya sedikit linglung karena Alvin sudah tak berada di depan fokus matanya lagi.

     "Lo kenapa sih? Wah-wah jangan-jangan--" Serang Oliv.

     "Gila lo, jangan mikir yang aneh-aneh deh." Bantah Farah.

     Oliv menunjuk ke arah Farah. "Habisnya lo diem aja dari tadi udah kayak anak ayam yang kehilangan induknya dan nggak tau mau ngapain lagi."

     "Apa banget deh bahasa lo." Kata Sarah sambil tertawa.

     "Kantin yuk!" Ajak Farah.

     Dan mereka bertiga berjalan ke kantin. Tujuan Farah sebenarnya adalah mencari Alvin bukan untuk mencari makanan.

***

Setelah membersihkan bajunya yang telah ternodai oleh minuman kaleng itu, Alvin dan Baim bergegas ke kantin karena tadi Baim berjanji untuk membelikan lagi Alvin minuman.

AlfaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang