21. Proyek

1.2K 89 5
                                    

ALVIN memandangi wajah Farah yang sedang serius mengerjakan tugas Farah--juga tugasnya. Memang daritadi Alvin tidak berpikir, hanya membantu menghitung dengan kalkulator.

     Akhirnya tugas yang Farah kerjakan selesai, ia merentangkan kedua tangannya. Yang membuat kancing tengah kemeja yang ia pakai sedikit menganga, Alvin langsung membuang pandangannya ke arah tangga.

     Barulah setelah Farah menurunkan tangannya, Alvin kembali menatap Farah. "Mau makan nggak? Tapi nggak di rumah, soalnya nggak ada makanan." Tawar Alvin.

     "Dibayarin gitu?" Tanya Farah sambil tersenyum.

     Alvin mendengus sambil pindah duduk disamping Farah lalu mengusap rambut Farah. "Terserah. Mau apa nggak?"

     Farah mengangguk dengan semangat. "Mau banget lah! Orang udah lapar gini." Mereka berdua turun dan berpamitan ke Mama Alvin untuk pergi sebentar.

     Sampai ditempat makan, Farah langsung menyambet menu tanpa memperbolehkan Alvin membacanya. "Gue dulu, baru lo."

     "Udah lapar banget kayaknya lo." Kata Alvin.

     Masih sibuk dengan menunya, sementara Alvin memanggil pelayan dan memesan makanan sambil menunggu Farah bicara. Selesai memesan mereka hanyut dalam imajinasi masing-masing.

     Seseorang membuka pintu restoran, Farah memicingkan matanya. Dirasanya, ia pernah melihat orang itu. Bertubuh mungil dan berkulit putih. Ferena.

     "Vin, kita pindah tempat makan aja ya?"

     Alvin menaikkan sebelah alisnya. "Lah kan udah dipesan makanannya."

     Farah mencari alasan yang masuk akal. "Ya pindah aja, disini nggak enak."

     "Kena--" Omongan Alvin terpotong begitu ia melihat Ferena berdiri disamping meja makan mereka sambil tersenyum.

     "Boleh gabung?"

     "Nggak." Jawab Alvin refleks.

     Ferena beralih pandangan ke Farah. "Ehm, Farah, kan? Boleh gabung ya?"

     'Gimana nih? Mau nolak nggak enak, mau terima tapi gue nggak suka gini' batin Farah.

     Tanpa persetujuan, Ferena duduk di bangku kosong disamping Alvin. Lantas Alvin menjauhkan dirinya sedikit. Farah malah membuang muka.

     "Kalian pacaran ya?" Tanya Ferena.

     'Pakai basa-basi segala, padahal udah tau juga' "Lo pergi aja sana! Jangan ganggu orang pacaran." Suruh Alvin yang duduknya semakin menggeser.

     "Diusir?" Ferena mendekatkan mukanya ke wajah Alvin. Farah hanya bisa menggigit bibir bawahnya karena tak tahan dengan cewek SKSD ini.

     Lantas Alvin pindah duduk disamping Farah karena muak dengan cewek itu. "Kok malah pindah duduknya?" Tanya Ferena.

     "Kamu benar, harusnya kita pindah tempat makan, yuk!" Ucap Alvin lalu menggenggam telapak tangan Farah.

     Mereka berdua akhirnya pergi dari tempat itu. Ferena mendengus jengkel melihatnya 'gue bakal akan selalu tagih janji lo dulu, Vin' batin Ferena.

     "Dia sebenarnya siapanya elo sih?!" Tanya Farah.

     "Orang nggak penting, Far."

     "SKSD banget sama lo." Farah masih saja mendumal. Kali ini Alvin tak menjawab dan langsung menyalakan motornya.

AlfaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang