10. Sekarang Udah Sepi

1.5K 125 4
                                    

YANG MINTA DIPENDEKIN CERITANYA NIH GUE PENDEKIN. PUAS GA?

ISTIRAHAT sudah berjalan 10 menit. Tiba-tiba ada kericuhan di lapangan sekolah. Farah yang sedang meminum susu kotak bersama Oliv langsung berjalan menuju sumber keributan. Ternyata Alvin berkelahi dengan Budi dan Rahman. Disana juga ada teman-teman Alvin yang malah membantu Alvin menghajar Budi dan Rahman. Lalu Rafi datang, ia hanya diam tak bisa membantu ataupun melerai. Ia tak mau masuk BK untuk kedua kalinya.

     "Woi bantuin, bukannya ditonton doang." Sorak seorang murid yang juga hanya diam teriak-teriakan.

     Bu Edis yang sedang duduk dimeja piket pun menuju ke lapangan. "Kalian! Come with me!" Bu Edis menyuruh satpam menarik mereka ke ruang BK.

     "Nggak bosen apa ya berantem mulu." Gumam Oliv.

     Farah menaikkan satu alisnya. "Kok Rahman sama Budi bisa berantem sih? Biasanya juga ngelawak mulu."

     "Setiap orang itu punya sikap yang nggak mereka tonjolin, dan sikap itu bakal keliatan disaat tertentu aja."

     Oliv mengajak Farah kembali ke kelas dan mengerjakan tugas yang tadi belum selesai.

     "Lo tadi liat yang berantem?" Tanya Ani yang dari tadi berada di kelas bersama Ana, Sarah, dan Paula.

     "Iya. Udah bisa ketebak kan siapa yang berantem?" Oliv berkata sambil duduk di kursinya.

     "Alvin?" Keempatnya menjawab serempak. Ya, karena semua juga pasti tahu, kalau ada yang berkelahi pasti Alvin.

     "Dan kawan-kawan. Sama Budi Rahman." Saat Farah mengatakan Budi dan Rahman mereka langsung menatap Farah kaget.

     "Lo nggak salah, Far?" Kata Sarah ternganga.

     Farah mengangguk malas dan langsung mengerjakan tugasnya.

***

Pulang sekolah Farah berjalan bersama Ana dan Ani. Ia memandang Alvin yang sedang menghidupkan motornya sekilas, lalu berusaha tak mempedulikannya.

     Motor Alvin berhenti disamping Farah dan kedua temannya. Ia tersenyum penuh arti.

     "Mau ngajak Farah pulang bareng? Udah Far, sama dia aja terus. Cape gue." Ani kesal sendiri. Ana menatapnya aneh.

     "Siapa yang mau ngajak pulang? Orang gue mau ngasih tau ke Farah besok temenin gue--"

     Belum selesai Alvin berbicara, Farah langsung bertanya. "Kemana?"

     "Ke toko alat musik." Ia tersenyum lagi dan langsung pergi begitu saja.

     Keesokan harinya Farah sudah rapih untuk pergi menemani Alvin. Mama Farah memanggilnya dari lantai satu. Farah langsung turun. Begitu ia sampai di ruang tamu, dilihatnya Alvin sedang berbincang dengan mamanya.

     "Udah siap?" Alvin tersenyum melihat Farah. Farah mengangguk dan pamit pergi bersama Alvin.

     Saat Alvin sedang menghidupkan motornya, mamanya berbisik. "Langgeng ya sama Alvin, dia baik banget." Farah langsung tersipu malu.

     "Aku aja nggak pacaran, mah."

     Diperjalanan Alvin bertanya. "Friska siapa ya?" Sambil tertawa.

     Farah langsung memukul pundak Alvin. "Ih, mama gue jangan disebut-sebut nanti keselek."

     "Haha, bercanda. Abisnya kalau lo marah lucu ekspresinya." Alvin menatap Farah lewat spion. Farah hanya mengkerucutkan bibirnya.

AlfaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang