25. Peresmian

1.1K 80 5
                                    

KHUSUS BUAT YANG TADI DI SEKOLAH TERIAK-TERIAK MINTA LANJUTAN ALFARAN, INI YA😐

KENYENYAKAN tidur Farah terganggu karena ponselnya berbunyi. Padahal ini sudah jam 12 malam, siapa yang mau meneleponnya malam-malam begini?

     Dengan malas, Farah mengambil ponselnya yang diletakkan di nakas. Farah mengernyit melihat siapa yang meneleponnya.

     'Kak Dhava?' tumben-tumbenan Dhava meneleponnya, malam-malam lagi.

     "Halo, kak. Kenapa?"

     "Far, gue ada kabar penting soal Alvin." Kata Dhava.

     Lalu dilanjut oleh suara Baim. "Alvin udah nggak masuk seminggu dan kita nemuin dia di klub malam."

     Farah yang tadinya di posisi tiduran langsung menegakkan badannya dan bersender di kepala tempat tidur. "Kok bisa?"

     "Dan kita nemuin dia sama cewek. Ciri-cirinya kulit putih, mata sipit, terus pakai baju terbuka gitu." Lanjut Dhava.

     "Alvin bilang dia mantannya. Dia lagi mabok sih sekarang, tapi nggak tau benar apa nggak." Kata Sakha.

     Seketika tubuh Farah melemas. Apa yang dimaksud Kak Dhava adalah Ferena?

     "Aku mau ngomong sama Alvin, kak."

     "Tapi dia lagi mabok, Far."

     "Aku mau ngomong."

     Tak lama terdengar suara Alvin yang mengatakan hal-hal tak jelas. Namun tak menghilangkan niat Farah untuk bicara dengan Alvin.

     "Alvin, Lo kenapa?"

     "Ngapain lo nelepon gue? Mending nggak usah!"

     Rasanya hati Farah seperti teriris. Terlebih dengan ucapan Alvin selanjutnya. "Lo nggak kayak Rena yang selalu ada buat gue."

     Farah merasa air yang mengalir di pipinya. Tubuhnya benar-benar lemas. Dia tak tahu lagi mau bicara apa.

     Sambil terisak, Farah bicara. "Gue bisa tunjukin kok ke lo kalau gue lebih baik dari Ferena."

     "Nunjukin apaan? Disaat aku sayang-sayangnya sama kamu, kamu malah pergi. Apa itu yang dinamakan kesetiaan?" Kata Alvin menekankan kesetiaan.

     Belum Farah bicara, sambungan sudah di putus oleh sepihak. Dan malam ini, Farah tak henti-hentinya menangis.

***

"What's wrong with your eyes?" Tanya Abigael.

     "I'm okay." Jawab Farah.

     Mia memperhatikan lagi kelopak mata Farah yang sedikit membengkak. "Did you cry last night?"

     "No, I just couldn't sleep." Jawab Farah.

     Mia tak percaya. "You're lying."

     Tak lama kemudian, Rafi menghampiri Farah di mejanya. Hari ini gurunya sedang tidak masuk, jadi sekarang freeclass selama beberapa jam.

     "Gue mau ngomong." Ucap Rafi.

     Farah mendengus kesal. "Kalau nggak penting nggak usah."

     "Hey Rafi, don't disturb her." Kata Abigael yang melihat perubahan mimik Farah.

     "You don't know anything about us, Abigael." Kata Rafi.

AlfaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang