7. Gosip itu Beredar

1.6K 126 0
                                    

ALVIN, Rafi, Arif, Dhava, dan Sakha dipanggil Bu Yulia ke ruang BK. Mereka sedang diintrogasi oleh Bu Yulia mengenai perkelahian itu. Muka Bu Yulia yang sangar membuat Rafi sedikit gugup, karena cuman ia diantara lima orang itu yang belum pernah dipanggil.

     Bu Yulia mulai mengintrogasi mereka. "Kalian kenapa berkelahi?! Rafi, kamu kan anak baik-baik, kenapa kamu malah berkelahi?" Muka Bu Yulia sedikit bingung melihat Rafi.

     "Dia yang ngajak saya berantem, Bu." Jawab Alvin dengan muka malas.

     Bu Yulia melototi Rafi. "Itu benar, Rafi?!"

    "Iya Bu, dia yang ngajak Alvin berantem, kalo nggak percaya liat aja SMS dari Rafi di HP Alvin." Sahut Sakha penuh pembelaan.

     Alvin mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan SMS dari Rafi. Bu Yulia tercengang melihatnya. "Ibu tidak habis pikir sama kamu Rafi, kamu ini anak berprestasi, tapi kenapa kamu malah mengajak siswa lain berkelahi?!"

     "Maaf bu, tapi saya nggak suka lihat Alvin dekat-dekat sama Fa--" Belum selesai Rafi berbicara, Alvin menepuk paha Rafi dengan tatapan 'goblok! jangan bilang karena Farah, nanti dia dipanggil juga'

     "Siapa Rafi?" Tanya Bu Yulia dengan tatapan yang teliti.

     "Sama Fa--Fani, adik saya." Muka Rafi semakin terlihat gelisah.

     Bu Yulia membuka laci mejanya. "Baiklah, ibu akan buatkan surat panggilan orang tua untuk kalian semua. Terutama kamu, Rafi, ibu kecewa dengan sikap kamu."

     Rafi hanya menunduk dan menghela napasnya. Sedangkan yang lain terlihat santai melihat Bu Yulia menulis surat panggilan orang tua.

     Setelah mereka diberi surat panggilan orang tua, mereka disuruh pulang kerumah masing-masing. Sakha, Alvin, dan Dhava lebih memilih pergi ke bengkel tongkrongannya untuk sekedar ngopi-ngopi.

     Rafi yang sedang berjalan keparkiran untuk mengambil motor melihat Farah yang sedang mengunci pintu UKS bersama Oliv. Rafi langsung menghampiri mereka.

     "Far--" belum selesai Rafi ingin berbicara, Farah memotong omongan Rafi.

     "Gue kecewa sama lo, Raf."

     Rafi yang mendengar perkataan Farah yang menyakitkan langsung berbicara lagi. "Maaf, Far. Tadi itu gue kebawa emosi jadi nggak kekontrol."

     "Kebawa emosi, hah? Mendingan lo balik, gue udah enek liat muka lo." Kata Farah dengan kasar.

     Oliv yang hanya melihat mereka berdua bicara angkat suara. "Udah Far, mending kita balik. Udah tepar nih gue." Oliv menarik tangan Farah. Mereka berdua berjalan menyusuri lapangan meninggalkan Rafi yang terdiam didepan pintu UKS.

***

Ditongkrongan Alvin, ia datang dengan wajah yang sedikit memar bersama Dhava dan Sakha. Baim yang baru saja membeli minuman dari warung kaget melihat mereka bertiga. "Lo pada kenapa?" Tanya Baim dengan raut wajah yang sedikit bingung.

     "Abis berantem, biasa." Jawab Sakha.

     "Bukan biasa lagi, lo tau siapa yang berantem sama kita?" Kata Alvin dengan senyum yang mematikan.

     "Bukan biasa lagi? Emangnya siapa yang lo ajak berantem?" Tanya Baim lagi.

     Alvin berdecak dan menatap Baim lamat-lamat. "Rafi." Jawabnya singkat.

     "Lo serius?! Masa anak kayak Rafi bisa berantem." Kata Baim meremehkan Rafi.

     Alvin menjelaskan mengapa Rafi mengajak ia berkelahi. Baim geleng-geleng mengetahui sifat Rafi yang terpendam yang baru kali ini Rafi lakukan.

AlfaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang