6. Good Boy Berantem?!

2.1K 167 6
                                    

ALVIN baru masuk ke kelasnya saat jam pelajaran ke tiga. Tak mempedulikan orang-orang menatapnya seperti apa. Alvin sudah terbiasa dengan tatapan-tatapan itu, wajar saja dia sering sekali cabut dari sekolah dan datang terlambat. Dimarahi guru piket pun sudah menjadi makanannya sehari-hari. Alvin mengetok pintu kelas X-2 dan masuk dengan santai, memasang muka sok cool agar orang-orang terpesona.

     "Selamat pagi Bu Indah." Alvin melangkah masuk dengan santainya.

     "Kamu...kenapa....baru masuk...Alvinnnn?" Bu Indah kalau berbicara sangatlah lambat, membuat semua murid selalu bosan saat ia mengajar.

     "Ibu kok...perhatian...sama saya?" Alvin menggoda Bu Indah, sambil meniru gaya bicara Bu Indah yang lambat.

     "Orang gila juga lebih cepet ngomongnya daripada dia." Baim mencibir dengan suara yang pelan.

     "Kamu ini. Darimana...kamu, Alvin?"

     "Habis...makan, ibu. Dikantin belakang. Kalau saya mati, ibu mau...tanggung jawab?" Cowok itu sama sekali nggak takut dimarahi. Gilaak kan!

     "Sudah...kamu duduk sana. Ibu lagi malas...marah-marah." Bu Indah mempersilakan Alvin duduk. "Mari kita lanjutkan...pelajaran Bahasa... Indonesianya, anak-anak."

     Setelah pelajaran Bu Indah selesai adalah pelajaran Pak Ali--Agama Islam--tapi ia tidak masuk hari ini. Kelas X-2 pun freeclass selama dua jam pelajaran. Seperti biasa, Alvin selalu menjadi biang kerok dikelasnya. Ia selalu menggodai Alexa--cabe-cabean yang gagal naik daun.

     "Neng, abang boleh duduk disamping eneng nggak?" Alvin mulai menggoda Alexa, yang selalu menggunakan kata 'eneng' kepada Alexa.

     "Apaan sih! Gadanta lo, Vin." Alexa mengusir Alvin jauh-jauh, tapi Alvin kembali lagi keposisi semula.

     "Cewek lo nih, cepot!" Alvin berteriak memanggil Purnama--cowok yang selalu dibully oleh anak-anak SMA Angkasa.

     "Anjing lo, Vin. Ogah banget gue punya cewek cabe kayak gitu." Purnama walau sering dibully, tapi ia songong. Sifatnya yang seperti itu semakin membuat anak-anak kesal.

     "Eh, orang mah mirror ya! Lo tuh terong gagal panen. Jadinya bibir lo dower maksimal kayak gitu." Alexa membalas perkataan Purnama dengan nada yang lebih tinggi.

     "Suami-istri mulai bertengkar." Alvin mencibir mereka berdua.

     "Berisik woi. Orang kampung dasar!" Cella--pentolan kelas X-2--berteriak dan berdiri sambil menggebrak mejanya.

     "Sayang kok gitu sih? Jangan galak-galak, nanti cepet tua." Alvin beralih bahan godaan ke Cella.

     Cella yang badannya semox plus plus dan disukai banyak cowok mata keranjang itu malah senang digodain sama cowok ganteng dan sixpack itu, jadi ia mau-mau saja diledekin Alvin dan sering sekali membalas godaan tersebut.

     "Ah..sayang, aku masih awet muda kok." Balas Cella dengan muka yang sok imut.

     "Idih najis!" Tina menyindir mereka berdua. "Bukan pacar padahal, ya. Tapi udah sayang-sayangan gitu. Murah men, murah."

     Cella yang mendengar perkataan Tina langsung menjawabnya. "Urusin dulu tuh gebetan lo, si Bintang. Jaman ya cewek yang ngejar? Haha."

     "Anj--" Tina yang hampir berkata kasar ditutup mulutnya oleh Bintang. "Nggak baik cewek ngomong kasar."

     Cie-cie. Satu kelas langsung cie-cie-in mereka berdua. Bintang hanya diam, sedangkan Tina sedikit salah tingkah dan langsung duduk ketempat duduknya.

AlfaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang