18. Hampir Mati

1.2K 96 2
                                    

GANGGUAN dari Elina dan Tata tak kunjung kelar. Hingga sekarang mereka masih saja mengganggu hidup Farah. Salah apa Farah sampai-sampai Elina dari dulu hingga sekarang terus saja mengusik hidupnya? Kadang Farah lelah, luka itu masih saja terasa pedih. Walau sudah satu hampir satu tahun kejadian itu, Farah masih saja tetap memendam perasaan sakitnya itu.

     Farah bingung begitu melihat notifikasi pesan dari nomor yang tak dikenal dan seperti mengancam itu.

0812572***** : Datang ke rooftop gedung belakang sekolah nanti sore

     "Apaan coba?!"

     Oliv, Paula, Sarah, dan si kembar yang sedang bermain di rumah Farah itu langsung menengok. "Apanya yang coba?" Tanya Ana.

     Ia menunjukan pesan dari nomor yang tak dikenal itu kepada mereka dan ponselnya dijadikan barang bergilir untuk dilihat.

     "Paling orang iseng, Far. Nggak usah diladenin." Saran Paula.

     "Wah-wah jangan-jangan lo mau di--" Kata Oliv yang belum menyelesaikan omongannya yang terlanjur ditutup mulutnya oleh Ani. "Nggak usah gila lo, Liv."

     "Kan cuman ngira-ngira." Gumam Oliv pelan.

     "Gue juga males sih, ngapain juga gue ke sekolahan hari libur gini." Kata Farah.

     Nomor tak dikenal itu kembali mengirimkan pesan yang sama misteriusnya dengan pesan sebelumnya.

0812572***** : Datang atau akan ada yang gue rebut lagi sesuatu dari hidup lo!

     "Eh liat, liat!" Seru Farah yang langsung menjadikan ponselnya barang bergilir lagi.

     "Kayaknya ini orang nggak main-main deh, Far." Kata Sarah yang masih melihat pesan itu.

     Merasa tak pernah memiliki masalah dengan orang lain, Farah jadi bingung. "Perasaan akhir-akhir ini gue nggak buat masalah deh."

     Ani merampas ponsel Farah. "Coba bales dulu. Gue bales 'siapa ya' ya?"

    "Kok jadi gue yang takut ya." Paula memeluk bantal erat-erat.

     "I think it was a message from your foe, Elina maybe?" Kata Sarah.

     Sarah melanjutkan lagi. "Siapa lagi yang pernah ngerebut sesuatu dari hidup lo selain Kak Elina? Who had stolen Rafi? Her."

     Terdiam sejenak, Farah berpikir apakah yang dikemukakan Sarah berhubungan dengan nomor tak dikenal itu. Pas juga, dia baru saja memikirkan masalahnya dengan Elina. Sungguh kebetulan.

     "Habis ini, gue bakal kesana." Jawab Farah dengan suara lantang.

     "Jangan ah! Gue takut lo diapa-apain sama dia, Far." Tolak Oliv. Setelah itu Oliv mengetik sesuatu di ponselnya.

     "Gimana kalau kita ngikutin lo dari belakang? Jadi kalau dia macam-macam, kita bakal bertindak." Saran Ana.

     "Okey."

     Setelah siap, Farah berangkat menuju rooftop gedung belakang sekolah bersama para 'penguntitnya' yang berjarak beberapa meter darinya.

     Sudah di rooftop, namun tak ada siapa-siapa selain dia yang berdiri tegak dirooftop itu. Farah melihat sekeliling dan masih tak ada siapa-siapa. "Benar kan, ini cuman kerjaan orang iseng!" Teriak Farah.

     Pundak Farah terasa ditepuk dengan kencang. "Ini bukan kerjaan orang iseng." Jawab cewek dari belakang Farah yang membuatnya kaget.

     Elina dan Tata. Mereka datang berdua dan merekalah yang mengirim pesan itu, dugaan Sarah benar.

AlfaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang