5. Gara-Gara Fatin

2K 133 2
                                    

HARI INI sekolah libur. Farah, Sarah, Oliv, Ani, Ana dan Paula berencana untuk menonton film di bioskop. Sarah mengajak Baim, Ana mengajak Bimo, Paula mengajak Kiki--Bimo dan Kiki anak kelas X-2 sekaligus pacar mereka. Cewek-cewek itu menyuruh Farah untuk mengajak Alvin. Mereka semua sudah berkumpul di rumah Paula.

     "Ajak aja tuh si Alvin. Sekaligus sama dia aja naik motornya. Yakali lo boti sama Ani, Oliv." Paula menyodorkan ponselnya untuk menelepon Alvin.

     "Nggak usah, ngapain coba. Nggak perlu pake HP lo, gue ada nomornya."

     "Oh, berarti udah sering SMS-an nih, tinggal tunggu tanggal mainnya, haha." Oliv meledek Farah, membuatnya malu dan pipinya berubah kemerah-merahan.

     "Apaan sih, Liv. Mendingan gue boti dah."

     "Ogah dah gue boti ama lo, Far. Nggak bisa gue kalau boti." Ani memonyongkan bibirnya.

     "Kalau lo nggak mau nelepon Alvin, gue aja ya, yang nelepon dia suruh kesini." Kiki mengambil ponselnya dan segera menelepon Alvin.

     "Ih, nggak mau ah." Tampangnya sedikit panik.

     Alvin pun mengangkat teleponnya, ia sedang ada dirumah. "Halo, bro. Kenapa?"

     "Lo mau nggak nonton hari ini? Ada Farah. Kumpul di rumah Paula." Kiki menjawab. Farah sangat malu mendengarnya.

     "Sekarang? Oke dah kalau ada Farah, gue OTW sekarang."

     "Tapi pake motornya jangan yang racing, malu dia entar. Yang biasa aja." Kiki berkata seperti itu karena Alvin sering balap liar dan suka memodif motor di bengkel tongkrongannya bersama Dhava, Baim, Sakha, dan Panji.

     Sambungan terputus. Mereka menunggu Alvin sampai ke rumah Paula. Pipi Farah masih terlihat merah.

     Beberapa menit kemudian, Alvin pun datang. Mereka segera berangkat ke mall. Farah terpaksa dibonceng Alvin, walau awalnya dia enggan.

***

Sesampainya di mall, mereka langsung menuju lantai empat untuk memesan karcis. Alvin tiba-tiba menggandeng tangan Farah. Ia terkejut. "Ngapain sih, Vin?!" Sambil melepaskan pegangannya dari Alvin.

     "Takut ilang." Alvin menoleh sambil tersenyum.

     Didalam bioskop Ani dan Oliv nyerocos terus. "Kita mah jadi nyamuk mulu, ya." Oliv berkata.

     "Tenang, minggu depan gue bawa cowok yang di depan rumah gue." Ani berkata dengan yakin.

     "Emangnya dia mau sama elo?" Ana meledek.

     "Awas ya lo. Sampai dia mau gimana?!"

     "Berisik eh. Filmnya udah mau mulai." Paula menegur.

     Mereka pun menonton filmnya hingga akhir. Setelah selesai menonton, mereka sedang mencari tempat makanan yang pas dengan kantong mereka.

     "KFC aja udah." Ani menyarankan bukan karena ia lapar, tapi ia tidak betah berlama-lama menjadi nyamuk.

     "Liat-liat dulu ngapa, Ni. Nggak bisa liat orang pacaran apa?" Bimo menyahutinya.

     Dalam hati Ani 'Untung mereka pada nggak gandengan, kalau gandengan mendingan gue pulang duluan aja'

     "Kita makan di foodcourt aja, ya? Gue lagi pengen soto Betawi, nih." Sarah menggiring anak-anak itu ke lantai lima.

     "Mbak, soto Betawinya sepuluh pake nasi semua, ya. Es teh manis lima, es jeruk dua, es campur dua, es teh tawar satu." Sarah memesan makanan dan minuman di meja kasir.

AlfaranTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang