3.) Special Moment~

518 34 0
                                    

Suara sepatu misterius itu makin mendekat, makin memacu jantung murid untuk semakin cepat berdetak.

JRENGGGG!!! DEGGG! DEGGG!

"Hufffttt" Aldi menghembuskan nafasnya.

"Pak Eko kemana? Belum ngajar?" Tanya kepala sekolah. Dia emang suka kontrol kelas dipagi hari, untuk memastikan bahwa guru-guru ga makan gaji buta. Paham kan? Hmmm~

"Macet kali pak dijalan" jawab Sasha asal ceplos.

"Mungkinn, yasudah jangan ribut. Kalau ada tugas, ayo dikerjakan" perintahnya.

Setelah pak kepala sekolah keluar, suasana kelas bukannya tenang malah rusuh. Semua murid lantas mengeluarkan buku matematika sambil mengerjakan PR yang kemarin.

"Plis ajarin gue"
"Ini gimana caranya, gue gangertiii"
"Aduh bingung, ini hasilnya berapaaa"
"Gangerti ajarinnn"
Suara itu terdengar bersahutan bergantian dari mulut para siswa, terkecuali Iqbaal dan Vheisya. Justru mereka berdualah yang menjadi agen tempat bertanya sekarang.

Baru 5 menit berlalu, tentu saja tugas sebanyak itu belum mampu diselesaikan para murid. Tiba-tiba Pak Eko datang dan masuk ke kelas dengan wajah yang sudah tidak sabar lagi memberikan hukuman.

Tanpa basa-basi, Pak Eko langsung menanyakan "Oke anak-anak, apa agenda hukuman kita hari ini?".

JEDARRR!!

"Mantep nih guru, dateng-dateng bukannya nanyain prnya udah apa belom malah langsung nawarin hukuman. Jadi makin sayang sama guru-guru GIS" celetuk Babas.

"Oke jadi gimana?!" Tanya Pak Eko lagi sambil mengetuk meja dengan penghapus.

Semua murid terkejut, saling memandangi satu sama lain, bingung bagaimana nasib mereka kedepannya.

"Kita pasrah deh pak" jawab Sasha dengan lemas. "Iyaa paaaakk" sahut yang lainnya.

"Oke, saya baru terima tugas dari Iqbaal dan Vheisya. Nilai mereka berdua sangat memuaskan, yaitu 100. Nah kalian? Ga malu apa? Harusnya termotivasi dong dari mereka berdua. Kalian pikir saya gak bosen apa ngehukum kalian terus!" Katanya.

"Yasudah, ayo keluar kelas. Lari kelilingin sekolah ini sebanyak 5 kali saja, yang terakhir nyampe bakal saya tambahin hukuman 20 kali push up. Segera!!" Sentak Pak Eko.

Semua murid langsung turun tangga berlarian dan berbaris di lapangan sebelum mulai berlari. Kecuali Iqbaal dan Vheisya, mereka duduk santai di kursi panjang yang disediakan di depan setiap kelas di lantai 1.

"Aduhhhh 5 kali bisa gempor gue.. Mana sekolah ini kan luas banget gilaaa, berasa lari dibukit safa marwah nih" keluh Ratu yang mengundang tawa yang lainnya.

"Ayo cepat lari, 1 2 3!" Perintah Pak Eko. Semua murid berlarian keluar sekolah dengan langkah yang saling beradu cepat. Sementara Iqbaal dan Vheisya, duduk berduaan sambil melamun menunggu teman-temannya.

"Saya tinggal ke kantor sebentar ya, saya mau ambil buku saya dulu buat ngajar. Jangan kemana-mana!" kata Pak Eko.

"Iya pak" jawab Vheisya dan Iqbaal berbarengan.

'Ini Pak Eko nganbil buku apa ngantri sembako si? Lama amat. Berduaan sama Iqbaal bisa stress gue' kata Vheisya dalam hati.

Tiba-tiba, Iqbaal menyapu sesuatu di rambut Vheisya. "Ada semut" katanya. "Sinian duduknya, jangan terlalu dibawah pohon" kata Iqbaal sambil menggenggam tangan Vheisya dan mengajaknya sedikit bergeser.

Still Waiting (You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang