25.) Still Friendzone

385 23 0
                                    

Hari ini adalah hari senin, tanggal 4 desember 2016. Hari dimana seluruh siswa SMA Global International School akan mulai menjalani ulangan akhir semester ganjil.

Semua siswa berbondong-bondong datang lebih pagi hari ini. Karena mereka harus mencari ruangan ujian dan juga tempat duduk mereka.

Vheisya, dia kebagian ujian di ruangan 12 dengan posisi bangku paling depan sekaligus paling pojok. Dari Flames, yang seruangan dengan Vheisya hanyalah Ratu. Karena alphabet awal sampai tengah-tengah, kebagian di ruang 11, termasuk Iqbaal.

"Yah ciaan ga seruangan ama ayang mbeb" goda Ratu.

"Idih siapa juga sih yang mau seruangan ama dia? Amit!" Ucap Vheisya.

"Muna deh munaa"

"Siapa yang muna sih? Udah ah daripada bahas dia mending belajar, mumpung pengawas belum masuk" ucap Vheisya mengalihkan pembicaraan.

Vheisya dan Ratu pun akhirnya belajar bersama. Ada juga beberapa siswa lain yang terlihat sangat berjuang keras untuk menghapal rumus-rumus matematika, mata pelajaran pertama yang akan diujikan. Ada juga yang selfie-selfie, bercanda, bergosip ria, dan ada juga yang terus celingukan didepan pintu kelas menunggu pengawas datang.

"Semoga aja pengawasnya gak killer ya" kata Ratu.

"Hmmm" jawab Vheisya dengan deheman singkat.

"Dasar kutu buku! Kalo udah ketemu buku apapun, susah banget diajak ngobrolnya!" Protes Ratu kesal.

"Ya teruss? Gue harus ngapain? Terus-terusan ngobrol sama lo gitu? Ntar kalo nilai gue jelek, lo mau ngegantiin gue buat jalanin remedial hah?!!" ucap Vheisya ceplas-ceplos.

Ratu dibuat diam seribu kata. Dia hanya bisa menampakkan ekspresi kesal diwajahnya tanpa bisa berkata apa-apa.

"Pengawasnya Pak Eko sama Bu Laila weh!! Duo serigalaaaa!!!" Seru Randy sembari berjalan masuk kelas.

"Gue saranin, mending lo-lo pada yang bikin contekan, musnahkan secepatnya sebelum menyesal!!!"  ucap Randy sok piknik. Eh, sok panik..

Sebenarnya mayoritas dari XI.IPA 1 ini jujur-jujur, apalagi Iqbaal sudah sering berdakwah dan mengingatkan kepada mereka untuk jujur dan rajin belajar. Tapi disaat pikiran sudah mentok dan kepala tak sanggup lagi menahan beban, tangan-tangan jahil pun mulai beraksi untuk menuliskan contekan yang sebenarnya sangat dilarang. Hahaha.

"Pagi paaaaak, buuuu, Assalamualaikum..." ucap seruangan bersamaan.

"Pagi, Waalaikumussalam" sahut Pak Eko dan Bu Laila seadanya.

"Pak, matematika soalnya gak susah-susah kan ya pak?" Tanya Ratu kepada Pak Eko yang tengah membuka amplop kertas warna cokelat berisi kertas ujian.

"Wah engga, tenang aja.. Saya yakin kalian semua bisa" ucap Pak Eko santai.

"Iya bisa.. BISA GILAAAA!!!" seru Tio yang disambut tertawaan keras dari teman-temannya.

"Eh sudah-sudah, ayo siapkan alat tulisnya" ucap bu Laila.

"Sudah buuu" jawab semuanya bersamaan.

"Yaudah, baca soalnya dengan teliti ya. Walaupun ini pilihan ganda, tapi jangan itung kancing, gunakan otak kalian untuk berpikir" ucap bu Laila sembari membagikan kertas ujian itu kepada seluruh peserta ujian.

"Dengerin tuh, pake otak lo semua!" kata Tio yang lagi-lagi disambut tertawaan heboh.

"Eh sudah! Yang masih ribut ibu lempar sepatu nih! Mantep loh ini hak sepatu ibu 10 cm bisa buat ngerontokkin semua gigi kamu!" Seru bu Laila dengan nada yang mulai meninggi dan membuat semuanya membisu.

Still Waiting (You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang