36.) Yeyyy Baikan!

312 12 5
                                    

"Gue harus pake cara apa lagi ya biar bisa modus ke Iqbaal?" Gumam Vheisya.

Vheisya terus berjalan mondar-mandir dari sudut kamar-balkon-sudut kamar lagi dan begitu seterusnya sampai akhirnya dia mendapatkan ide.

"Yaps! Mudah-mudahan aja idenya berjalan lancar! Hihi" gumamnya.

Vheisya pun berjalan menuju lemarinya. Dia menyibakkan beberapa jaket yang tergantung disana. Tau jaket siapa yang dia cari? Yaps, jaket Iqbaal yang pernah dipinjamnya saat mereka berdua tertidur hingga kemalaman dirumah pohon. Ada yang masih inget? Gaada? Yaudahwkwk.

"Unchh bau parfum iqbaal masih kecium jelas, padahal udah dicuci" ucap Vheisya sembari khusyuk menciumi jaket tersebut.

Vheisya pun melipat jaket itu serapi mungkin. Setelahnya, dia masukkan kedalam paper bag dan mulai membawanya menuju rumah Aa Iqbaal.

Mungkinkah kau juga sama rasa..
Rasakan yang ku rasa..
Haruskah ku ungkap yang ku rasa..
Bahwa sesungguhnya ku cinta dan ku sayang..
Oh malam, sampaikan sayangku untuk dia..

Vheisya berjalan riang sembari melantunkan lagu favoritnya itu. Tapi saat tiba didepan rumah Iqbaal, langkahnya mulai melambat.

"Pemandangan macem apa nih?!" Gumam Vheisya.

Tepat didepan matanya, dia melihat Iqbaal yang tengah bercengkerama dengan seorang perempuan didepan gerbang rumahnya. Bukan, itu bukan Safira. Ini sosok baru lagi.

"Gue benci sama playboy macem Iqbaal!" Seru hatinya.

Dia langsung berbalik arah dan kembali berjalan menuju rumahnya. Saking terburu-burunya, tidak sengaja dia terjengkal oleh kakinya sendiri sampai terjatuh.

"Aww!!" Pekiknya.

"Eh, bentar ya" ucap Iqbaal kepada gadis itu.

"Kaya kenal tuh suara? Kenapa ya dia?" Gumam Iqbaal sembari berlari kecil menuju sumber suara.

"Vheisya?" Panggil Iqbaal sembari membantunya berdiri.

"Gausah, gue bisa sendiri" kata Vheisya ketus sembari menepis tangan Iqbaal yang tengah membantunya berdiri.

"Yee galak amat sih, ditolongin juga" ucap Iqbaal.

"Lo mau kemana sih malem-malem?" Tanya Iqbaal.

"Nih, gue mo balikin jaket lo yang udah lama gue pinjem. Maaf baru balikin, soalnya gue lupa" ucap Vheisya dengan sangat amat ketus. Bahkan Vheisya langsung melangkah pergi tanpa pamit setelahnya.

"Eh, tunggu!" Ucap Iqbaal sembari menahan lengan Vheisya.

"Apa lagi sih?!" Tanya Vheisya.

"Nih iket rambut lo jatoh, liat aja noh rambut lo terurai gitu" kata Iqbaal.

"Ohiya, yaudah mana siniin!" pinta Vheisya.

"Lo kenapa sih? Marah-marah gajelas." Tanya Iqbaal.

"Apaansi? Siapa yang marah? Siniin kunciran gue!" Perintah Vheisya dengan nada yang mulai meninggi.

"Yaelah, itu tadi temennya Teh Ody kok. Dia nyari Teh Ody, cuma kan teteh belum liburan disini. Daripada dia jauh-jauh dateng terus gue suruh balik, mending gue ajak masuk aja" jelas Iqbaal.

"Dih bodoamat! GAK NANYA!" Seru Vheisya. Vheisya segera merebut ikat rambutnya dari tangan Iqbaal dan mulai berjalan pulang.

"Gue tau, lo pasti seneng kan pas tau dia bukan cewek gue?" Seru Iqbaal dari belakang.

Vheisya tidak menjawabnya. Dia hanya tersenyum manis mengetahui bahwa dugaannya itu salah. Ah, masih ada peluang ternyata, pikirnya.

Akhirnya, rencana modusnya pun dibatalkan karena kepalang malu. Vheisya memilih melanjutkannya besok disekolah.

Still Waiting (You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang