‘Sekarang giliranmu’
Sudah 3 hari. Rasanya aku seperti di buli oleh Hanbin. Pasalnya dia selalu menyuruhku melakukan hal-hal yang tak kuinginkan.
“Kau membawanya??”
“hm”
Aku menyodorkan semua benda ditanganku yang sudah terasa berat menumpuk ditanganku sejak tadi.
“ 6 Kain horden, 4 kain UKS” Hanbin mengecek kelengkapan.
“Lengkap,…Geumawo” lanjutnya.
“Kkeunde,…kau tak bersama Junhoe hari ini. Bukan. Bahkan kemarin pun aku tak melihatmu bersamanya. Apa kalian bertengkar” tambahnya.
“Bukan urusanmu” jawabku ketus.
Aku meninggalkannya menuju kelas.
Ucapan Hanbin memang benar adanya. Kami memang sedang bertengkar. Bukan. Mungkin hanya aku saja yang merasakannya. Aku marah padanya, tapi apa hakku untuk marah padanya. Tak ada. Dia hanya ‘pacarku’. Ya, hanya ‘pacar’ untuk sebuah status. Hubunganku dengan Junhoe bukanlah hubungan yang sebenarnya. Hanya status yang membuat itu menjadi sebuah kesatuan. Tanpa ada perasaan yang menyatukannya. Ya, hanya status. Itu yang kutahu.
*
Author POV
“Hanbin”
“Hmm”
Jinhwan yang duduk di belakang Hanbin menyenggol Hanbin. Tanpa menoleh dan hanya fokus pada kerjaan di mejanya Hanbin menjawab Jinhwan dengan singkat.
“beberapa hari ini aku lihat, Jennie jadi lebih aktif”
“Hmm, wae?” Hanbin menoleh ke Jinhwan langsung, mendengar pernyataannya mengenai Jennie.
“Jennie sudah seperti menggantikan posisimu? Maksudku, akhir-akhir ini dia menjadi lebih rajin. Nyuci horden sampai bersih dan wangi, mengambil kapur tulis buat kita. Jangan-jangan dia suka sama kamu, bin?”
“Hush” Hanbin menutup mulut Jinhwan dengan tangannya.
“Jangan ngawur” mata Hanbin melirik Junhoe yang duduk dibangku pojok belakang.
“Kenapa? Kamu takut sama Junhoe”
“Yeah,…Jennie bukannya rajin. Aku hanya menyuruhnya untuk melakukan semua itu”
“Bwo?? Kau gila”
“Wae?? Memangnya aku tak boleh melakukan itu? Kau tahu kan aku ketua kelas disini. Jadi aku be……”
“Hanbin,…kkeumane…” Jinhwan menghentikan Hanbin sebelum Hanbin melanjutkan ocehannya.
Jinhwan berusaha menghentikan Hanbin. Mata Jinhwan melirik sosok yang tengah berdiri dibelakang Hanbin.“Owh” gadis ini tersenyum smirk.
“Jadi ini maksud kau selalu menyuruhku !!!” “Kau hanya mempermainkanku karena kau yang berkuasa disini”
Jennie menarik kerah Hanbin hingga ia merubah posisinya yang sedari tadi duduk. Kini ia berdiri karena tarikan Jennie dan menghadap Jennie. Suasana menegang.
“Jennie-ah” Jinhwan berusaha menghentikan Jennie.
“Ini tak seperti yang kau pikirkan” tambahnya.“Bwo?” Jennie masih tak melepas kerah Hanbin.
Hanbin masih terdiam tak mengeluarkan sepatah katapun. Mungkin Hanbin masih syok dengan kehadiran Jennie yang tiba-tiba.Semua siswa mengerumuni kegaduhan yang dibuatnya. Hingga pintu masuk kelas terhalang oleh kerumunan siswa dari kelas lain yang berdatangan.
“Jennie, aku tak bermaksud mempermainkanmu”
Akhirnya Hanbin angkat bicara. Hanbin memberanikan dirinya untuk menatap mata Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
That SECRET [Jennie x Junhoe]
Fanfiction"Mengapa kau memintaku?" "Rahasia" Aku hanya ingin menjadi bayangan. Ada diantara mereka namun tak terlihat. Keberadaan yang menjadi rahasia. Terinspirasi dari minidrama 'Puberty Medley' Highrank #40