Vote dan comment adalah bentuk dari menghargai..
Kita tak akan tahu karya kita disukai atau tidak tanpa adanya pendapat dari orang lain...
Biasakan vomment untuk menghargai karya orang lain..
Don't be silent reader...Happy reading
"AKU"
"Aku akan melakukannya. Bersamamu"
Senyumku kembali merekah. Bukan bukan. Ini bukanlah senyuman, melainkan senyum miring mengejek. Aku senang, aku bahagia mengingat itu. Bukan berarti aku bahagia akan melakukan kontes menyanyi itu dengan si ketua kelas brengsek Hanbin. Bukan. Lebih tepatnya, aku bahagia karena akhirnya aku akan melihatnya menangis dihadapan ratusan penonton kontes.
Ah, tidak juga. Tidak mungkin aku akan menontonnya karena aku akan pergi dari sini, meninggalkan sekolah ini juga seluruh kelas Hanbin brengsek. Ya, seperti yang dikatakan paman Jiyoung 2 hari lalu. Aku akan dipindahkan dari sini ke Seoul karena paman Jiyoung dipromosikan atas pekerjaan hebatnya.
Itulah alasan aku menerima tawaran parisipasi kontes menyanyi. Sebagai sukarelawan? Ya, sukarelawan untuk menertawakan Hanbin yang akan merengek di atas panggung.
Kau akan menjadi vokal utamanya.
Baiklah. Aku setuju.
Bagaimana jadinya sebuah band kontes menyanyi tanpa seorang vokal utama. Saat aku menghilang dari panggung sialan itu, Lisa yang selalu mengikutiku tentu saja juga akan pergi meninggalkannya. Sedangkan kunyuk-kunyuk itu pasti akan menyalahkan Hanbin dan pergi meninggalkannya sendiri. Itulah rencanaku. Bukankah itu bagus. Tentu saja.
"Bagaimana aku bisa meninggalkan temanku yang sedang kesusahan?"
Teman kataku? Bulsyit.
Ya, anggaplah aku sebagai temanmu dalam beberapa hari ini. Aku akan mengangkat kepalamu tinggi hingga melayang di udara. Setelah itu, maaf. Aku akan menjatuhkanmu ke bumi.
Ya, aku memang jahat. Setidaknya, tidak ada yang mencegahku melakukan ini. Junhoe juga tak akan tahu rencanaku, jadi dia tak akan mencegahku melakukannya. Mino?? Kuharap dia pun tak tahu.
"Kenapa kau mau melakukannya?"
"Keunnyang"
Ya, keunyang. Aku hanya senang melakukannya. Mengangkatmu dan menjatuhkanmu. Aku hanya senang melihatmu merengek minta turun dari panggung. Aku hanya akan tersenyum setelah melihatmu menangis. Aku hanya akan membuatmu menderita. Itu saja. Keunyang.
*****
"Aku pulang"
Seperti biasa. Tak ada siapapun di rumah ini. Beberapa tumpukan kardus yang sudah berisi barang-barang milik paman Jiyoung terpojok di sudut ruang tamu. Juga beberapa kardus di sebelah ruang televisi berisi barang-barang milikku. Sekarang rumah ini menjadi penuh. Penuh dengan kardus dan barang-barang yang siap dikemas bahkan siap dikirim ke Seoul.
Aku menuju ke dapur. Menuang jus jeruk dari dalam kulkas. Seteguk dua teguk sudah cukup membasahi tenggorokanku. Tak ada makanan apapun di meja makan. Hanya sepotong roti bakar yang mulai mengeras dan selai coklat masih terdiam disana.
"Lalala"
Aku sedikit bersenandung meski tak tahu apa yang kusenandungkan. Suasana hatiku sedang bagus saat ini. Roti bakar yang sudah mengeras yang tak pernah kusukai ternyata masih terasa enak di lidah setelah kucelupkan ke dalam susu coklat kesukaan.
"Hem hmm hmm hmm" aku bergumam.
Aku menggoyangkan pinggangku. Kedua tangan di depan dada. Tangan kanan memegang roti bakar yang telah tergigit. Tangan kiri memegang segelas susu. Sepotong roti bakar masih menyumpal di mulut dan kudendangkan lagu apapun yang membuatku senang. Kulangkahkan kaki ke depan ruang televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
That SECRET [Jennie x Junhoe]
Fanfiction"Mengapa kau memintaku?" "Rahasia" Aku hanya ingin menjadi bayangan. Ada diantara mereka namun tak terlihat. Keberadaan yang menjadi rahasia. Terinspirasi dari minidrama 'Puberty Medley' Highrank #40