15. Olimpiade Matematika

178 26 10
                                    

Annyeong...
Hai hai hai...

Baca kelanjutannya yuk..
Tapi jangan lupa buat Vomment untuk menghargai karya orang, so don't be silent reader...







Happy reading







Junhoe POV

'Sepeda'

'Aku ingin bersepeda'

Jennie ingin bersepeda. Haruskah aku membawanya untuk pergi bersepeda?

Aku menyadarkan bahuku pada dashboard ranjangku. Mengingat hari ini. Jennie ingin bersepeda setelah kutahu dia melihat sepasang siswa/i pulang dengan sepedanya.

Aku terkekeh. Bibirku tertarik menuju pipi.

"Tidak tidak tidak" aku menggeleng.

Sekarang bukan saatnya untuk memikirkan itu.

Aku bangkit dari dudukku di ranjang dan kembali duduk di kursi depan meja belajar. Membuka buku tulis dan setumpuk buku cetak bertuliskan 'Matematika', 'Tips dan Trik Matematika', 'Latihan Olimpiade Matematika' dan buku lainnya. Aku menegakkan pena dan menggoyangkannya di atas buku tulisku. Aku menekan keningku berulang. Aku merasa lelah bahkan sebelum ku memulai mengerjakan satu soal pun. Aku menarik dan menghembuskan napasku berat.

"Kau yakin akan melakukannya?"

"Kau harus melakukannya, Junhoe"

"Kau akan melakukan itu dan meninggalkan kami?"

"Junhoe, ini demi reputasi sekolah kita"

"Kau pengkhianat, kau membiarkan kita melakukannya sendirian?"

"Kalau kau tidak melakukannya, sekolah kita akan dicoret dan tak akan ada di tahun berikutnya"

"Kau sudah mengajarinya banyak hal dan sekarang kau akan mengecewakannya?"

"Junhoe, kau tahu. Kaulah harapan sekolah kita"

"Jika saja aku tahu kau akhirnya hanya mengecewakannya, lebih baik aku saja yang mengajarinya"

"Junhoe-ah"

"Dasar pengkhianat"

Tidak.

"Kau pengecut"

Tidak.

"Penipu"

Tidak.

"Junhoe-ah. Pergi saja dan tinggalkan aku"

Tidak. Tidak. Tidak.

Brukk

Aish.

Kursi yang sudah hampir 2 jam aku duduki terjatuh ke belakang akibat ulahku. Aku kembali merapikan kursi dan memposisikan duduk kembali. Buku-buku diatas meja belajar masih segar terbuka dihalaman yang sama seperti saat aku membukanya 2 jam yang lalu. Bedanya, coretan pulpen hitam sudah menghiasi buku tulis yang tak tentu arah dan tujuan aku menulisnya. Ya, aku tertidur. Dan syukurlah, itu hanya mimpi. Mimpi yang membangunkanku untuk mengambil ponselku.

"Sudah tidur?"
Sebuah pesan yang kukirim untuk seseorang.

1 menit.

2 menit.

5 menit.

10 menit.

Menunggu memang bukanlah hal yang baik dilakukan. Hanya membuat resah.

That SECRET [Jennie x Junhoe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang