Anyeong...
Sorry for late update..
Mungkin author akan jarang update cz harus mengerjakan Ff lain..
#nggaknanyaYg penasaran Ff aq bisa liat di my work..
Ada 'BROTHER' -->Jennie X BTS
Dan 'FINNA' --> Lisa X BTSThanks buat yg udah setia baca That Secret sampai skrg..
Thanks juga buat Vomment kalian..Happy reading..
Gadis itu memasuki aula dengan tas slempang di bahu kanannya. Rambut panjangnya terurai dihiasi pita merah. Kaos putih di siku ditutupi rompi denim dan rok mini warna biru pastel mempercantik penampilannya.
"Datanglah ke aula pukul 19.00 nanti"
Terhitung sudah 10 menit Kim Soo Ah, Sua, berdiri di sana sendirian. Pandangannya mengedar mencari seseorang diantara lalu lalang manusia yang mulai memenuhi ruangan besar itu.
"Kau sudah datang?" Hanbin menepuk pundak Sua.
"Oppa kau kemana saja?"
"Waw, kau cantik hari ini" Hanbin mengamati penampilan Sua.
"Benarkah? Junhoe oppa, dimana?"
"Dia sedang bersiap-siap. Cepat ke depan. 10 menit lagi akan mulai"
Pertunjukan di mulai. Mata Sua berbinar hanya pada satu tujuan. Bukan kakaknya, meski Hanbin sudah menunjukkan seluruh kemampuan menari dan senyum sumringah pada semua orang. Suara Junhoe terngiang di telinga Sua. Walau tariannya tak seapik Hanbin, bagi Sua Junhoelah yang menampilkan pertunjukan terbaik berkat suaranya yang lantang dan seksi, katanya.
"Aku rasa aku harus bersiap-siap untuk menjadi kakak Junhoe"
Hanbin tahu, adik satu-satunya itu menyukai Junhoe, sahabatnya, sejak Junhoe sering berkunjung ke rumahnya. Cinta datang karena terbiasa, mungkin itu yang menggambarkan bagaimana awal mula perasaan Sua pada Junhoe. Keberadaan Junhoe di rumah Hanbin membuat Sua harus merasakan debaran rasa suka pada Junhoe, terlebih saat Junhoe berbicara ataupun menyanyi. Suaranya yang lantang dan khas membuat Sua merasakan perasaan yang berbeda dan lebih dari seorang kakak ataupun sahabat kakak.
"Sua, kau datang?" tanya Junhoe setelah mereka menyelesaikan pertunjukan singkat itu.
"Tentu saja. Aku datang untuk melihat kalian"
"Kau suka?" tanya Hanbin yang datang di belakang Junhoe.
"Tentu. Kalian melakukan yang terbaik hari ini"
"Ya, tentu saja. Kau bahkan tak berkedip melihat Junhoe" Hanbin menggoda Sua.
"Oppa.."
"Tunggu tunggu. Apa hanya aku yang merasa.." kata Junhoe
"Kenapa?"
"Kau berdandan? Kau terlihat cantik hari ini"
"Benarkah?"
"Dia melakukannya unt--" Hanbin tak sempat melanjutkan kalimatnya.
"Ya tuhan. Dia hampir selesai. Aku harus pergi sekarang" Junhoe menyela saat jam di tangannya mengingatkannya pada sesuatu.
"Kemana?" tanya Hanbin.
"Do'akan aku" Junhoe memohon doa seolah dia akan pergi berperang dan berharap akan kembali dengan selamat.
"Untuk?" tanya Hanbin lagi, masih tak mengerti.
"Seperti yang ku katakan sebelumnya. Aku akan menyatakan perasaanku untuk seseorang malam ini"
Ada perasaan gugup dan juga berdegup saat ini. Perasaannya akan segera terungkap."Tapi, dia su-" kata Hanbin.
Lagi lagi kalimatnya tidak terselesaikan. Ada rasa yang tak dimengerti Hanbin. Junhoe memang mengatakan bahwa akan menyatakan perasaannya pada seseorang. Tapi dia tak pernah mengatakan siapa gadis beruntung itu. Yang Hanbin tahu rasa suka yang dirasakan Sua akan sama seperti apa yang dirasakan Junhoe. Karena kedekatan mereka yang tak biasa. Hanbin meyakini itu. Tapi keyakinannya saat ini mulai tergoyahkan saat Hanbin tak menemukan ekspresi yang ia harapkan dari seorang Junhoe."Dia disana. Doakan aku berhasil" Junhoe memegang tangan Hanbin dan Sua, lalu pergi setelah melihat seseorang keluar dari ruang ganti.
"Semoga berhasil oppa" Sua melepas tangan Junhoe. Seolah ia sudah tahu apa yang akan terjadi. Sua merelakan Junhoe untuk cinta yang lain. Namun Hanbin, ia masih terdiam tak mengerti.
.
.
.
.
"Dia menerimaku. Katanya dia juga sudah menyukaiku sejak lama"
Junhoe memasuki kelas. Dia baru saja menemui kekasih barunya yang berada di kelas sebelah. Sepi, karena memang sudah saatnya penghuni semua kelas meninggalkannya. Hanya Hanbin, masih mengemas beberapa buku dan barangnya untuk dimasukkan dalam tas ranselnya.
"Pekan ini aku akan mengajaknya pergi ke bioskop" kata Junhoe. Hanbin tidak merespon curahan sahabatnya, ia sibuk dengan barang-barang di depannya.
"Atau mungkin pekan depan kami akan pergi ke taman hiburan" Junhoe masih berceloteh di bangku depan Hanbin yang telah ditinggalkan penghuninya.
"Atau... Haruskah aku mengajaknya makan bersama? Menurutmu apa yang harus kulakukan lebih dulu?"
Hanbin berdiri, meraih tas ranselnya dan menggendong diatas pundaknya. Tanpa memberikan komentar pada sahabatnya yang kegirangan, Hanbin berlalu meninggalkannya.
"Hanbin" Junhoe menepuk pundak Hanbin. "Mau kemana?"
Tanpa menjawab, Hanbin menyingkirkan tangan Junhoe dari pundaknya.
"Hanbin. Kamu kenapa sih?"
"Kenapa" Hanbin menirukan. "Kenapa kau tidak tanya pada dirimu sendiri?"Hanbin kembali melanjutkan langkahnya
"Hanbin tunggu. Aku tak mengerti maksudmu"
"Kau tidak perlu mengerti dan tak perlu peduli. Karena kau hanya peduli dengan kekasihmu"
"Hanbin, aku.."
"Apa yang aku takutkan menjadi kenyataan. Wanita memang racun dunia dan persahabatan kita"
Kekhawatiran yang Hanbin takutkan selama ini menjadi kenyataan. Hanbin merasa kecewa dengan Junhoe yang terus mengabaikannya setelah Junhoe mempunyai seorang kekasih. Bagaimana dengan Sua? Kenapa Hanbin berharap Sua menjadi kekasih Junhoe jika wanita adalah yang dapat meregangkan persahabatan mereka?
Hanbin tahu persis bagaimana perasaan Sua pada Junhoe. Hanbin tentu saja tak ingin mengecewakan Sua. Lagipula Sua adalah adik satu-satunya yang ia jaga. Junhoe juga tak akan mengabaikan Hanbin karena kebersamaan ketiganya.
"Junhoe"
Seorang gadis, Rose, yang saat ini berstatus menjadi kekasih Junhoe masuk kelas dan mencari Junhoe."Kekasih mu sudah menunggu. Pergilah dan jangan pernah pedulikan aku lagi"
Kata terakhir untuk Junhoe dari Hanbin. Dan sejak saat itu tak ada lagi Junbin, sebutan dua sahabat dari teman temannya. Tak ada lagi Junbin yang datang ke kedai tteokbokki dengan cara makan yang aneh. Dan tak ada lagi dua eskrim vanila yang gratis. Hanya ada Junhoe dan Hanbin yang menjalani kehidupan mereka sendiri-sendiri.
Vomment Juseyo
KAMU SEDANG MEMBACA
That SECRET [Jennie x Junhoe]
Fanfiction"Mengapa kau memintaku?" "Rahasia" Aku hanya ingin menjadi bayangan. Ada diantara mereka namun tak terlihat. Keberadaan yang menjadi rahasia. Terinspirasi dari minidrama 'Puberty Medley' Highrank #40