18. D-Day: Are you ready?

169 21 2
                                    

Anyeong yarabeun...

Are you enjoy this story?

Udahlah, next aja yah..
Suka gak suka sama ni cerita, ttep vomment aja yah..

Thanks buat yg udah setia reading and comment for this.....





Happy reading..











Hanbin tak lagi berjalan dengan ku dan juga Junhoe. Tentu saja, jalan rumah Hanbin berbeda. Sedangkan Junhoe, tiga tikungan lagi dia akan melangkah menuju rumahnya dan aku akan sendirian.

Aku masih merasa aneh dengan malam ini. Bukan. Maksudku aneh dengan Junhoe dan Hanbin. Mereka terlihat berbeda tapi ternyata banyak kesamaan diantara mereka.

Haruskah aku menanyakannya?

"Kal-"

"Maaf"

Aku belum menyelesaikan kalimatku, bahkan satu katapun belum sempurna tersampaikan. Junhoe mengatakan maaf, untuk apa?

"'Maaf?'" aku mengulangnya. "Untuk apa?" tanyaku

"Aku tidak bisa menyaksikan penampilanmu nanti"katanya

"M-maksudku penampilan kalian" ralatnya

Ya, aku tahu. Junhoe sudah dapat dipastikan tidak dapat melihat penampilan kami karena olimpiade sialan itu. Bukan bukan. Tak sepantasnya aku menyalahkan olimpiade tak bersalah itu. Dan sesungguhnya memang tidak ada yang bersalah. Hanya saja, mungkin timing nya tidak tepat.

"Gwaenchana, kau tak perlu minta maaf"

*********

"Besok berangkatlah lebih awal. Satu jam sebelum acara dimulai kita akan gladi resik sekali"

"Apa-apaan dia. Dia yang meminta datang lebih awal. Tapi dia sendiri belum datang" runtukku

Ketua tim hebat kami memanglah yang terbaik. Sampai saat ini dia belum juga menampakkan dirinya. Baiklah. Apa mungkin ini salahku yang datang terlalu awal. Tidak tidak tidak. Ini sudah pukul 7:20, yang artinya 40 menit sebelum acara di mulai. Kursi penonton sudah hampir penuh dengan penonton dari berbagai kalangan. Dari balita hingga manula sudah siap menyaksikan penampilan dari berbagai kontestan.

Aku sendirian disini. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan.

Apa aku harus berlatih?

five, six, seven, eight. Aku menggerakkan tangan, kaki dan juga tubuhku dengan sedikit tenaga. Aku melakukan gladi resik sendirian, koreo yang aku pelajari dari Hanbin sudah sangat melekat di kepalaku.

"Kau sedang berlatih?"

Suara seorang pria yang kukenal memasuki tenda kecil yang diperuntukkan bagi kontestan dengan membawa kotak kecil ditangannya. Aku berbalik cepat menghadap padanya. Kaos merah dan topi bernuansa hitam dengan balutan sedikit warna hijau. Konsep kostum untuk penampilan kami hari ini adalah sesuatu yang bernuansa warna merah, hitam dan putih, katanya. Dan Hanbin memilih kostum yang didominasi warna merah. Rambut yang biasa dibiarkannya terjatuh di kening kini bergaya beda dari sebelumnya dengan berdiri yang memberikan kesan pria yang lebih menyegarkan.

"Kenapa terlambat?"

"Kau menungguku?" Hanbin malah balik bertanya. Apa aku terlihat menunggunya.

"Tidak perlu banyak berlatih. Koreo mu sudah sempurna" katanya.

Apa itu pujian?

Dia sendiri yang mengatakan untuk gladi resik sebelum perform, bagaimana bisa dia menghentikan latihanku.

That SECRET [Jennie x Junhoe]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang