Annyeong...
Hai reader, thanks sudah setia membaca karya kecil ini..Sebenernya aku sudah lelah terus mengatakan ini... Tapi aku akan terus mengingatkan kepada para reader untuk vomment n don't be silent reader...
Hargai setiap karya author, karena author menulis bukan hanya sekedar ngetik doang. Kita juga mikir dan itu bikin capek juga...
Skali lagi, terimakasih untuk para reader dan juga vomenter yg bikin author semangat nulis...
Thanks... Muah muah muah
Happy reading
"Ah.."
Aku memukul kepalaku bertubi-tubi. Rasa sakit di kepalaku terasa semakin sakit. Pukulan kecil yang aku lakukan di kepalaku tidak memberikan efek menyembuhkan yang kupikir akan menghilangkan semua rasa sakit di kepalaku. Tapi nyatanya ini semakin membuatku merasa sakit.
"Apa yang dia pikirkan"
Aku menggeleng tak mengerti dengan apa yang ia katakan pagi tadi.
"Aku tak bisa menyanyi bersamamu di kontes menyanyi nanti"
Baiklah. Mungkin itulah yang terbaik untuk Junhoe, nama baik sekolah dan...tim kami. Junhoe menerima tawaran guru Younha. Bukan, tapi lebih tepatnya adalah permintaan guru Younha untuk mengikuti olimpiade itu. Demi nama baik sekolah dia melakukan itu. Dan aku serta teman-teman yang lain pun melakukan ini juga demi nama baik sekolah ini. Disisi lain, setidaknya aku pernah melakukan hal positif sebagai salah satu prestasi yang kulakukan di hidupku, di usia mudaku.
"Jennie-ah"
Lisa berlari memasuki ruang latihan. Nafasnya masih terengah-engah menahan sakit di dadanya.
"Junhoe...Junhoe"
"Kau perlu tenang dan mengambil napas dalam-dalam sebelum mengatakan sesuatu"
Aku meregangkan otot-ototku. Ya, aku baru saja melakukan pemanasan sementara jantungku sudah memanas sejak tadi pagi dengan berita itu.
"Junhoe...dia...dia tidak akan mengikuti kontes menyanyi" jelas Lisa dengan separuh nafasnya.
Aku menatap datar Lisa dan menggedikkan bahu.
"YEIDDERA... Kita akan merubah formasinya" teriak Hanbin yang baru saja memasuki ruang latihan.
"Jadi kau sudah tahu?" tanya Lisa padaku.
Jika boleh aku berharap, aku ingin olimpiade itu ditunda agar Junhoe bisa menikmati panggung bersamaku dan juga tim kami tentunya. Tapi apalah daya ku. Bukan aku tidak punya daya untuk melakukan pemberontakan kepada guru Younha atau kepala sekolah atau kepada tim ku seperti yang dulu kulakukan tapi aku tak mau mengacaukan semuanya. Semua usaha kami akan sia-sia jika hanya dengan masalah itu aku mengacaukan semuanya. Yang bisa kulakukan saat ini adalah menerima semuanya dengan lapang dan berharap inilah yang terbaik dan akan berakhir dengan baik pula.
*****
Satu minggu lagi. Kami berlatih keras dan lebih keras begitu formasi dance dan bagian vokal kembali dirubah.
Hosh hosh hosh.
"Ini"
Nafasku masih tersenggal-senggal. Latihan keras memanglah keras. Butuh energi ekstra untuk sebuah usaha ekstra. Tenaga dan juga ion tubuh sudah mulai menipis setelah hampir 3 jam terus move dan aku tak tahu masih adakah sisa energi untuk latihan vokal 1 jam lagi.
Untungnya, sebuah botol air minum menjumpaiku ditengah latihan keras ini. Aku mendongak, melihat kearah tangan yang mengulurkan sebotol air minum itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
That SECRET [Jennie x Junhoe]
Fanfic"Mengapa kau memintaku?" "Rahasia" Aku hanya ingin menjadi bayangan. Ada diantara mereka namun tak terlihat. Keberadaan yang menjadi rahasia. Terinspirasi dari minidrama 'Puberty Medley' Highrank #40