Jilid 8 : Cinta kasih bunga berjiwa

3.7K 55 3
                                    

Kim som melihat kawannya terancam bahaya, tanpa bilang apa-apa lagi ia maju menyerang dengan dua-dua tangannya, karena orang membelakangi ia, ia tak perduli bahwa ia menyerang punggung.
Benar-benar Boe-eng Hoei Long liehay sekali, Dia dapat berkelit dari serangannya sin b eng sioe-soe. Hanya dengan begitu, ia membatalkan serangannya terhadap Cee Cit.
Ia tertawa lebar, terus ia balik menyerang orang she Kim itu, bahkan ia berlaku keras sekali, hingga Kim som merasa ia seperti terkurung lawannya itu, yang bergerak-gerak gesit bagaikan bayangan yang berkelebatan..

Cee-cit maju maju pula, maka itu berdua Kim som ia melayani lawan yang tangguh itu,
Meski mengepung berdua, mereka tidak dapat berbuat banyak, orang terus dapat menyingkir dari pelbagai serangan mereka.
Cuma karena ia diserang lebih dulu, Khioe Cin koen tak dapat merebut kepala angin-...
Kam Jiak Hoei berdiri menjublak menyaksikan gurunya berdua mengepung guru musuhnya itu, ia tidak menyangka orang demikian gagah, pantas KimlengJie Pa terkebur dan galak. sudah gurunya kosen, guru itu pun melindungi mereka.

Malam itu, kecuali bintang banyak. rembulanpun baru muncul Maka nyata sekali terlihat ketiga orang bertempur seru itu
Lie Tiong Hoa terus menyaksikan pertarungan itu, ia dapat melihat perbedaan di antara mereka itu, Benar Khioe Cin Koen terus bergerak dengan gesit akan tetapi Cee Cit berdua Kim som juga tidak terlihat bingung mereka ini tetap tenang, hanya setiap serangan mereka selalu menemui kegagalan. Lama-lama hal itu akan buruk juga akibatnya nanti.
"Aku telah berjanji hendak membantui Kim Som, sekaranglah waktunya," ia berbisik pada Lee Hoen. " Karena itu aku harap nona tetap bersembunyi di sini jangan kau sembarang bergerak."
Lalu tanpa menanti jawaban lagi ia lompat turun terus ia menghampirkan Khioe Cin Koao untuk segera menyerang.

Khioe Cin Keen bermata jeli, ia melihat bayangan berkelebat, karena menduga kepada musuh. ia tidak menangkis, hanya berbareng berkelit ia melesat terus kearah KamJiak Hoei untuk membekuk anak muda yang lagi berdiri diam ituJiak Hoei kaget tetapi dia sudah kena dibekuk.
Sambil tertawa terbahak-bahak. Boe-eng Hoi Long terus lari bersama orang tawanannya itu, Tepat dengan julukannya, ia lari cepat sekali masuk kedalam rimba. Cee cit dan Kim som terkejut sambil berteriak. mereka mengejar
Tiong Hoa melengak. inilah ia tidak sangka. ia mau menolongi kawan, siapa tahu demikian rupa akibatnya.

Phang Lee Hoan melihat kejadian itu ia lompat turun dari tempatnya sembunyi. Ketika ia datang dekat si anak muda, anak muda itu masib melengak, ia tertawa geli.
"Buat apa berdiri menjublak saja," sinona menegur, "Tak ada gunanya itu, Lebib baik kita menyusul mereka.
Tiong Hoa sadar karena ditertawakan, ia lantas lari menyusul bersama nona itu. Ketika mereka melintasi rimba di depan panggung Ie Hoa Tay itu dan sampai di sebuah tempat tinggi d iba wah mana ada jurang, mereka tidak lihat sekalipun bayangan orang. cuma sana angin yang menyamber-nyamber muka mereka.
Melainkan dikejauhan nampak kota Kimleng diwaktu malam di mana api terang di sana sini dan darimana pun terdengar samar-samar suara tetabuan dan nyanyian.

Lama berdua mereka berdiri menjublak di tanjakan itu, akhirnya dengan lesu mereka berjalanpulang kedalam kota. Mereka melihat kota ramai sekali, banyak pedagang, banyak pula penduduknya yang berpesiar, Mereka kembali terus ke Thian siang Kie. Tiong Hoa tidak gembira.
"Aku ingin pergi ke luar guna mencari tahu tentang mereka itu," kata ia pada si nona, "Aku minta nona menaati di sini, jangan kau pergi kemana-mana."

Lee Hoen tak tenang hatinya, Dalam tempo yang cepat ia jadi jatuh hati terhadap pemuda ini. ia tidak dapat mencegah tapi ia pun tak dapat melegakan hatinya, Maka ia kata: "Kau tidak mempunyai senjata untuk membela diri, saudara Lie, kau baik bawa gedangku ini."
Si anak muda menggoyangi tangan.
"Aku rasa tak perlu aku membekal senjata." katanya tertawa, "Dengan membawa pedang aku justeru mudah menarik perhatian semula kurcaci. Untuk kau, nona, terlebih baik lagi kau mempunyai senjata untuk melindungi dirimu."
Lee Hoen tidak dapat memaksa. "Baiklah, asal saudara lekas pulang," katanya.

Bujukan Gambar Lukisan - Wu Lin Qiao ZiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang