"Encie In, mari kita kuntit dia." Tiong Hoa berbisik pada si nona. "Dialah Thian Hong cinjin yang terlihat di Kwie In Chung, sepasang pedangnya itu pedang mustika, nanti aku rampas untuk dihaturkan pada encie setujukah kau?" Nona Cek suka menurut, ia tertawa manis. Keduanya lantas memutar tubuh, akan menyusul si imam.
Thian Hong cinjin bertemu beberapa orang yang dikenal, dia berhenti sebentar berbicara dengan mereka itu, dengan begitu dia menjadi membuang tempo, hingga dia dapat diawasi Tiong Hoa berdua, Kemudian terlihat dia naik keatas sebuah lauwteng kecil.
Setelah melihat didekat situ tidak ada lain orang, Tiong Hoa mengajak In Nio menuju ke lauwteng itu. Nyata ada beberapa orang yang berdiri menjaga, roman mereka itu keren, tangan mereka merabah goloknya masing-masing. Tiong Hoa melirik pada In ^io, ia mengedip mata.Nona Cek mengerti, Maka dengan sobat keduanya lompat maju, sebat dan lincah sekali, mereka menotok orang-orang jaga itu, hingga semuanya pada berdiam seperti patung patung, Tidak ada satu yang keburu membela diri atau berteriak.
Dengan sebat keduanya maju lebih jauh, untuk masuk keruang dalam. Baru tiba di luar kamar, mereka sudah mendengar suara orang bicara di dalamnya, Kebetulan mereka mendengar suaranya Thian Hong cinjin: "Turut apa yang pintoo dengar Coan In-yam Kwie lam Ciauw telah menyerahkan kitab Lwee Kang Koen Pouw kepada Giam-ong-Leng cit-chee-cioe Pouw Liok It."
"Entah setan tua she Pouw itu, hari ini dia datang atau tidak?" kata satu suara yang nyaring, "surat undangan terbang sudah dikirim akan tetapi jawabannya belum di terima, Andaikata dia datang maka kami tiga saudara Hoa akan menyambutnya dengan barisan sam GoanTin, aku percaya kami akan berhasil membekuk padanya, Andaikata kami gagal, aku minta tootiang membantui, pasti dia bakal terbekuk. Dia mesti dipaksa menyerahkan kitab itu, supaya kita kemudian dapat menjadi jago.""Kakak, aku minta janganlah kau menjadi jumawa." kata seorang yang ketiga, "sejak tiga puluh tahun dulu, si bangsat tua she Pouw telah mendapat julukan Pak Pit Lam Pouw, kalau sekarang dia muncul pula, pasti ilmu silatnya telah maju jauh, karena nya tak dapat kita alpa."
Tepat itu waktu terdengar suara lonceng yang nyaring mengalun.Tiong Hoa tahu itulah tanda pertandingan bakal dimulai, maka dengan sebat ia ajak In Nio mengundurkan diri Mereka lompat naik kesebuah pohon yang besar dan daun nya lebat, untuk bersembunyi disitu sambil memasang mata.
segera juga terlihat Thian Hong cinjin berjalan keluar bersama tiga orang, Mereka berjalan cepat sambil bicara terus, sama sekali mereka tidak memperhatikan orang-orang mereka, yang menjaga dengan berdiri diam saja.Tiong Hoa menanti sampai orang sudah lewat jauh, bersama si nona ia lompat turun dari atas pohon, untuk pergi kelain-lain tempat lagi, Diwaktu begitu, siapa pun merdeka akan mengitari seluruh Hoa Kee Po. Tengah mereka berjalan itu, Tiong Hoa merasa angin bersiur dibelakang nya, ia menduga kepada orang penyusulnya, dengan cepat ia memutar tubuh, Maka ia melihat seorang muda, yang romannya bengis mengawasi tajam padanya dan berkata:
"Benar- benarlah bukan sembarang orang sekarang sudah waktunya pertandingan dimulai, kamu masih kelayapan disini, apakah maksud kamu." Dingin suara teguran itu.
"Maksud kami yalah kepada orang diatas batang lehermu" sahut Tiong Hoa tak kurang dinginnya.
Orang itu gusar, dengan sebat ia menghunus goloknya dengan apa ia lantas menyerang si anak muda, Goloknya itu tajam berkilau.
Tiong Hoa menjadi semakin panas hati. Maka ia tertawa dingin. ia menggeser kaki kirinya untuk berkelit, berbareng dengan itu sebelah tangannya diangkat menyamber kearah golok. sedang kaki kanannya berbareng melayang juga.Tepat sekali gerakan tangan dan kakinya itu. si penyerang tertangkap tangannya, untuk segera ditarik dengan kaget hingga sambungan pun tidak lepas, sedang pahanya terjejak sampai tubuhnya terpental. Dia roboh menjerit kesakitan sejauh empat tombak, mulutnya memuntahkan darah, napasnya lantas berhenti.
Hebat jeritan itu, banyak orang yang mendengarnya, maka mereka itu lantas lari memburu. Ketika mereka menyaksikan peristiwa yang sudah terjadi itu, mereka heran dan melongoh, mereka saling mengawasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bujukan Gambar Lukisan - Wu Lin Qiao Zi
حركة (أكشن)Tokohnya adalah Lie Tiong Hoa, seorang pemuda pelajar yang sebetulnya tidak ingin berkecimpung di dunia Kang Ouw karena kelicikan, kekejaman, dan dendam permusuhan dalam Rimba Persilatan tidak cocok dengan jiwanya yang suka hidup tenang tentram; nam...