Jilid 20 : Tiba di Kun-beng, ibukota In-lam yang indah

3.5K 39 0
                                    

Matahari pagi memancarkan sinarnya di jalanan besar umum Barat daya Tin-leng, itulah jalan untuk masuk kewilayah propinsi Inlam. Di tepian situ ada hutan, ada jurang, ada air tumpah juga. Tempat berbahaya tetapi pemandangan alamnya permai. Muncratnya air tumpah seperti menerbitkan kabut.

Justeru itu dari tepi jalanan tepian gunung yang tinggi teriihat belasan orang lompat turun bagaikan bayangan bergerak, Tiba dijalan umum, satu diantaranya seorang tua yang jangkung, lantas berkata:
"Sebentar rombongan Tay In San bakal lewat disini, jagalah supaya satu pun tak ada yang lolos Siapa alpa -- Hm Hm dia bakal dikutungi tangan dan kakinya Aku si orang tua kata-kataku merupakan undang-undang, tak dapat aku memberi keringan"

Orang tua itu berambut putih beralis tebal, matanya sangat tajam dan bengis, Pada dua buah telinganya, dia memakai anting-anting emas yang besar, yang berkilauan di sinar Sang Surya.
"Tongkee" berkata seorang, ^Bagaimana jikalau Ok-coe-pong Liap Hong bersama orang-orangnya datang mengganggu? jumlah kita pastilah tak cukup..."
Mata si orang tua berkredep.
"Liap Hong berani merintangi aku? IHm." dia kata nyaring, "Aku...."
Perkataannya orang tua yang bengis ini berhenti dengan tiba-tiba. Dari samping jalan lainnya, dimana ada tanjakan tebing, datang suara tertawa seram serta kata-kata ini: "Kie soen, kau jangan bermimpi orang sudah mengambiljalan mutar melewati Hong-cauw-sie menuju ke see Coe Nia. Kamu menanti sampai besok pun akan sia-sia belaka"

Suara itu sangat nyaring sekali sebab di keluarkannya dibantu dengan dorongan tenaga dalam yang mahir.
Si orang tua bengis itu, yang dipanggil Kie soen, mulanya terkejut, terus dia menjadi mendongkol akan tetapi dia tidak mengumbar kemarahannya. sebaliknya, dia tertawa nyaring, nadanya dingin.
Tertawanya itu berkumandang jauh, Kemudian dia mengangkat kepalanya dan berkata keras: "Liap Hong, tak dapat aku si tua terjatuh kedalam akal muslihatmu. Mana dapat kau memancing pergi padaku supaya kaulah yang nanti mendapat untung? Ketahui olehmu, segala apa aku sudah atur selesai jikalau kau berani menghalang-halangi aku, maka kau bakal mati tanpa tempat kuburmu"

Kata-kata terkebur itu tidak lantas mendapat penyahutan, Adalah kemudian:
"Kiesoe," demikian penyahutan itu. "Kau tidak percaya aku maka jangan nanti kau sesaikan aku tidak menjalankan aturan Kang ouw. Aku Ok Coe Pong Liap Hong, telah lama aku memperoleh nama sebagai orang yang pintar dan banyak akalnya, akan tetapi aku masih kena dipermainkan si bangsat tua sin Kie Lo Leng Tek. bahkan hampir aku kena terbekuk dia. jikalau aku telah tidak berdaya, apa pula kau? Kau mengejar, kau mengatur daya, tetapi kau gagal. orang bermata awas, orang dapat melihat, mustahil orang mesti lewat ^uga di Hong-cauw-sie ini, tempat yang berbahaya? Hm"

Diam-diam Kie soen terkejut.
"Liap Hong benar juga," pikirnya, "Tapi tak dapat aku berhenti sampai disini" hanya ia heran: "Liap Hong pun ingin mendapatkan gelang kemala Dia tahu rombongan Tay In san sudah lewat, mengapa dia memberitahukan itu padaku?"
Karena ini, ia kata nyaring: "Kaujangan main gila di depanku Kalau kau benar ketahui orang sudah lewat, mengapa kau tidak mengejar mereka ? Mengapa kau masih punya kelebihan tempo untuk memberi kabar padaku?" orang diatas itu tertawa lama.
"Aku Liap Hong, tidak biasanya aku melakukan hal yang tak ada gunanya " kata nya pula, " Kenyataannyayalah kita berdua saban-saban menubruk tempat kosong, maka itu, haruslah kita menggunai pikiran, Kau toh mengerti, beragam kita hasil, berpencar kita rugi, maka itu, ingin aku kita bekerja sama. Dari see Coe Nia sampai di seng-keng kwan, pihakBoeTong mengumpulkan orang-orang piliha ya guna menyambut tibanya rombongan In san.
Diantara orang-orang undangannya itu, ada dua orang Ceng shia Pay dan Tiam Chong Pay, bahkan ada juga pendeta dari siauw Lim Pay Mereka itu bertekad mesti dapat Lay Kang Koen Pouw menjadi warisan Thio sam Hong, pendiri dari Boe Tong Pay, dari itu untuk mendapatkannya, pihakBoeTong Pay perlu mendapatkan juga gelang kemala itu, Coba kau pikirkan, mudahkah kita bekerja?"

Liap Hong berhenti sebentar, lantas dia menambahkan "Di jalanan ke seng- keng- kwan itu juga ada penjagaan dari lain rombongan, yaitu rombongannya Liong Hoei Giok kepala dari siewie istana, inilah kau harus ketahui Aku telah bicara lama denganmu, sekarang terserah kepadamu sendiri, suka dengar baik, tak suka dengar masa bodoh. Baik kau ketahui juga, disaat ini rombongan Tay Kin san itu lagi berada dihilir sungai Tay Pang Hoo dimana mereka jalan ngitari bukit. Nah sekian saja, sekarang aku mau menyusul kesana supaya aku tidak sampai ketinggalan mereka."
Lantas sunyilah atas jurang itu.
Kedua matanya Kie soen berkeredepan, otaknya bekerja.
"Teranglah sudah Liap Hong hendak menggunai aku sebagai alat, supaya akulah yang merintangi rombongan Tay In san itu," pikirnya. "Dia mau melihat kita kedua pihak rusak bersama, lalu dia yang muncul akan menerima hasil tanpa bekerja. Hm Dia memikir yang tidak-tidak. dia bermimpi Tapi tentang keterangannya ini lebih baik aku percaya..."
Maka ia lantas memberikan perintahnya: "Gouwsioe Po, lekas kau mengabarkan semua pos untuk mereka semua pindah kejalan Ceng-liong di see Coe Nia sedang yang lainnya mesti menyusul ke hilir sungai Tay Pang Hoo"
Seorang menyahuti, lantas dia berangkat dengan diturut rombongannya. Dengan berlompatan mereka lari kesisi air tumpah.

Bujukan Gambar Lukisan - Wu Lin Qiao ZiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang