Si orang tua membuka matanya perlahan-lahan, dengan sinarnya yang tajam, dia mengawasi lalu dengan dingin dia berkata: "Bocah cilik, sungguh besar nyalimu berani menghina aku si orang tua. Jikalau aku turuti tabiatku dua puluh tahun yang lampau, pasti aku telah hajar mampus padamu...." ia baru mengucap begitu, atau dia menambahkan,
"Ah, kau mana tahu hatiku si orang tua? sungguh didalam gunung tidak ada tahun dan saban bulan, didalam gua tidak ada penanggalan, jikalau aku hitung dengan jeriji tanganku, Duapuluh tahun sudah lewati Memang, asal aku si tua dapat memecahkan kesulitan didalam dadaku, tidak nanti aku menyekap diriku dalam gua ini."Suara orang tua ini bernada sedih, kembali dia menghela napas. Dia agaknya menyesal mendongkol dan penasaran untuk pertapaannya selama duapuluh tahun itu.
Tiong Hoa mengawasi, ia merasa terharu, "Entah apakah kesulitannya itu?" pikirnya. Kenapa dia suka bercokol saja disini?" Lalu ia kata: "Loojinkee asal kau suka tunjuki jalan keluar pada aku yang muda, mungkin aku dapat membantu pikiran pada kau untuk menjawab kesulitanmu itu, Nanti aku kembali kemari guna membukai belengguan mu ini.."
"Hem, enak kau bicara" berkata orang tua, "Itu, jalan ke luar itu ada dibelakangku ini. Tapi tanpa kesulitanku itu dapat dipecahkan tak dapat aku berkisar dari tempat dudukku ini Aku sendiri tak dapat aku melanggar sumpahku, maka itu baiklah kau ke luar dari mana tadi kau datang disana kau cari jalan lain" Habis berkata dia merampula seperti tadi.Tiong Hoa menjadi bingung cula hatinya bergelisah. Dalam keadaan begini ia memikir secara pendek. ia angkat tangan kirinya kedepan dadanya, untuk menjaga, ia meluncurkan tangan kanannya, sembari berseru, ia menolak ke arah si orang tual berbareng dengan itu, tubuhnya pun maju
Dalam tempo hanya sedetik, lengan kiri orang tua itu sudah lantas kena dicekal, untuk ditarik kesamping, orang tua itu mau di bikin berkisar dari tempatnya bercokol.Akan tetapi ketika Ttong Hoa sudah mencekal tangan orang, ia terkejut tidak terkira, ia merasa kena pegang lengan yang keras bagaikan besi, lengan yang licin sekali, ketika ia menarik. tangannya meleset dan lepas, telapakannya itu terasa sakit. Diluar kehendaknya, ia berseru dalam hati, ia lantas berpikir:
"Semenjak dalam guanya Yan Loei aku sadar dan dapat memahami Kioe Yauw seng Hoei sip-sam sie, tanganku menjadi kuat sekali, mungkin aku dapat memencet hancur emas dan batu, kenapa sekarang aku mendapatkan lengan orang tua ini mirip besi dan baja? Kalau begitu, dia benar liehay luar biasa."Si orang tua tetap bercokol saja, tubuhnya tidak bergerak. matanya tidak dibuka, ia seperti tidak tahu bahwa orang mencekal tangannya dan dibetotnya. Tapi tak gampang Tiong Hoa putus harapan ia sekarang menolak dada orang.
Pemuda ini ingin keluar dari tempat buntu itu, bisa dimengerti kalau tenaganya terkerahkan semuanya.
Tiba-tiba si orang tua mementang matanya, yang bersinar seperti kilat, terus dia mengibas dengan tangan bajunya.
Tiong Hoa lagi menolak dengan sekuat tenaganya. atas kibasan itu, ia terpaksa mundur. Kembali ia menjadi heran dan kaget. hingga parasnya berubah. sambil bertahan ia berpikir, ketika ia terus kena tertolak, akhirnya ia menjadi berkuatir, sebenarnya ia sudah menginsafi kenyataan, kelunakan dapat mengalahkan kekerasan, toh ia tak lantas berhasil mempertahankan diri, ia berpikir keras sekali, ia pikirkan pula? Kioe Yauw seng Hoei sip-sam sie.Tiba-tiba anak muda ini menyimpan tenaga perlawanannya. ia tidak bertahan terlebih jauh. Justeru ia tidak melawan, justeru berhenti tenaga menolak siorang tua. Dengan begitu, ia dapat berdiri diam tanpa mundur lagi, ia menjadi laga hatinya dan girang, Tapi ia tidak berdiam saja.
Perlahan-lahan ia mengerahkan pula tenaganya, Dengan tangan kiri ia menolak dengan jurus "Pouteie hoa-ie dari Kioe Yauw seng Hoei sip-sam sie, dengan tangan kanan ia menolak dengan jurua "It-goan-thay-kek dari sian-thian Tay it ciang, itulah dua tenaga keras dan lunak berbareng, tenaga im dan yang yang saling bantu hingga tenaganya menjadi besar berlipat ganda.Orang tua ini mengasi lihat roman girang dengan mendadak rambut dan kumis seperti pada bangun berdiri Tolakan si anak muda membikin "tubuhnya" itu bergeming lalu bergoyang-goyang.
Atas itu dia tertawa berkakakan, sekonyong-konyong tubuhnya mencelat naik hingga ke langit guha, bersembunyi diantara cabang cabang dan daun daun yang lebat dari pohon piepa berwarna kuning emas itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bujukan Gambar Lukisan - Wu Lin Qiao Zi
AkcjaTokohnya adalah Lie Tiong Hoa, seorang pemuda pelajar yang sebetulnya tidak ingin berkecimpung di dunia Kang Ouw karena kelicikan, kekejaman, dan dendam permusuhan dalam Rimba Persilatan tidak cocok dengan jiwanya yang suka hidup tenang tentram; nam...