Bel masuk pun berbunyi. Semua murid masuk ke kelas nya masing masing dan melakukan pelajaran pertama.
Personil baru? Lomba tinggal 3 minggu lagi? Argggh! Gue harus apa? Michele berpikir keras tentang masalah ini sampai sampai ia tidak bisa tidur."Michele, whats happend?" Suara berat dan serak lelaki itu membuyarkan semua pikiran Michele dan membawa nya ke kehidupan yang nyata.
"Gue bingung,Matt" jawabnya seraya menghembuskan nafas berat.
"Bingung kenapa?" Tanya Matthew berhenti mencatat soal sejarah.
"Panjang ceritanya"
"Yaudah. Catet dulu soal sejarah. Ntar dimarahin Bu Mawar"
"Lu catet soalnya dulu. Entar gue liat" jawab gadis itu meletakkan kepalanya diatas meja kayu tersebut. Pikirannya sedang kacau hari ini. Ia tidak bisa berpikir dan belajar saat ini. Ia butuh istirahat. Ia ingin terlelap meninggalkan masalah sejenak. Namun belum ada semenit ia menutupkan matanya, sentuhan tangan di pundaknya seakan membangunkannya dari tempat nyamannya itu.
"Apa lagi sih Matt?!" Gertak gadis itu.
"Itu siapa?" Tanya Matthew yang mengarahkan pandangannya ke depan kelas. Terlihat pria berusia 32 tahun itu sedang berbicara dengan guru sejarah.
"Permisi Ibu Mawar. Kedatangan saya disini ingin memanggil murid di kelas ini. Ada keperluan penting" utar nya.
"Baiklah,Pak Teguh. Anda mau memanggil siapa?" Tanya santun Bu Mawar.
"Saya ingin memanggil Michele untuk ikut saya ke aula sebentar."
Semua pasang mata mengarah pada gadis tersebut yang terlihat lesu. Michele menyipitkan matanya. Ni orang mau ngapain lagi sih.
"Wah? Michele mau ngapain sama Pak Teguh? Kan gaboleh berduaan??!"
"MICHELE REMED SENBUD? GILA BENCANA DAH ABIS INI"
"ANJIR MICHELE REMED APALAGI GUE YAWLA"
"KALIAN SELALU SAJA BERISIK!!!!" teriakan Bu Mawar membungkam semua isi kelas XII-4. Sudah langganan kelas ini mendapat ocehan dan teriakan dari guru.
Tanpa menunggu kelas nya menjadi semakin kacau, Michele menghampiri Pak Teguh dan segera pergi menuju aula tengah.
Dilihatnya ada Andrew dan Edward sedang duduk diatas lantai kayu tersebut."Oke dah pada ngumpul semua. Gue pen kasih tugas ke kalian" ujar Pak Teguh saat ia dan Michele sudah duduk di samping kedua muridnya tersebut.
"HAH TUGAS? KEKNYA HARI INI GAADA PELAJARAN ELU PAK" Teriak Andrew histeris.
"Bukan tugas sekolah bluok!" Seru Pak Teguh membuat 2 murid lainnya tertawa.
"Gue pen minta tolong ke kalian. Hari kamis kita akan adain audisi buat ngisi posisi Troye dan Denny. Lu pada kasih tau ke semua kelas kalo ada yang berminat, ambil formulir nya di ruang gue pas jam istrahat pertama. Lu pada jangan ngasih tau lewat sentral takutnya yang lagi olah raga denger. Inget, audisinya lusa jam stengah 2 sepulang sekolah,oke?" Jelas nya lalu anak bimbingannya langsung melaksanakan tugasnya.
Sudah 45 menit mereka berkeliling dari kelas 10 dan 11 untuk memberitahukan informasi ini. Dan setelah berkunjung ke kelas XII-3, sekarang mereka masuk ke kelas XII-4,kelas Michele yang terkenal badung dan kelas berisik sepanjang sejarah SMA Pelita.
"Permisi,Bu Mawar. Kami ada informasi penting untuk teman teman disini. Boleh kami masuk?" Tanya sopan Andrew dengan logat batak nya itu. Satu lagi sahabat Michele ini. Tubuh tinggi tegap dan gagah, yang terkadang memalukan teman, ngomong asal ceplas ceplos, suka menganggu Michele, suaranya bak toak kampanye, namun juga santun dalam berbicara pada orang yang lebih tua. Ya meskipun lebih banyak ke poing yg pertama.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER
Teen Fiction"Aku pun tak tahu sampai kapan hidupku akan berakhir. Yang penting, saat ini aku ada untukmu. Melihatmu dan merasakan mu sebelum malam aku pergi. Sebagai cinta mu sekarang." - Aleisha Michele Warning : dialog berisi bahasa remaja dalam keseharian...