10.00 WIBPagi ini kasur Michele dipenuhi dengan banyak segala makanan. Hari Sabtu memang hari emas bagi murid SMA karena sudah libur. Sudah menjadi tradisi setiap weekend Michele,Celine dan Annette menginap. Dan weekend ini, Celine dan Annette menginap di rumah Michele.
"Chele!lu gamau pizza nya? Gue makan nih" Celine siap untul mengambil sepotong pizza yang tersisa tinggal dua.
"makan ae sono" jawab Michele sembari meminum segelas air putih.
"Ohiya,tempat dvd lu mana sih?" Tanya Annette melihat seisi kamar Michele. Gadis itu menunjuk kearah laci sebelah meja belajar dan dengan serentak Annette mengerti lalu beranjak menuju laci putih.
Michele beranjak dari kasur dan mengambil sebungkus plastik putih di depan cermin. Lalu membawanya duduk kembali di atas kasurnya yang lembut. Celine yang memperhatikan gerak gerik Michele sontak bingung,
"Itu obatnya,Chele?" Tanyanya. Michele hanya mengangguk sembari membuka ikatan plastik itu. Mengeluarkannya satu persatu.
"Lah tambah banyak" Annette sudah kembali sembari membawa 3 dvd film. Celine melihat semua obat Michele dan mengerutkam dahi,
"Yang itu udah ga pak,Chele?"
"Cuman seminggu sekali sekarang. Besok gue check up lagi. Palingan disuruh make lagi besok" jawabnya lalu meminum satu persatu pil obat.
"Sebenernya, gue dah capek. Gue capek disuntik, gue capek minum obat mulu, gue capek gabisa ngelakuin hal kek dulu." Lanjutnya menaruh gelas di atas laci sebelah kiri kasurnya.ya, ia sangat lelah. Akhir akhir ini ia berlatih keras untuk lomba band, terkadang ada bimbel. Sehingga waktu istirahatnya pun berkurang. Sudah selama 5 hari ini ia tidur larut malam.
Sebenarnya, sudah ada rasa resah dalam diri Celine dan Annette melihat sahabatnya yang mengidap penyakit yang benar benar tak biasa. Seperti cerita cerita, mereka hanya takut kehilangan Michele dalam waktu dekat. Karena saat itu dokter yang menanganinya berkata bahwa hidup gadis itu tidak akan bertahan lama. Ya, mereka selalu resah apabila Michele sudah mengikuti banyak kegiatan, apalagi olahraga. Gadis itu sebenarnya tidak boleh mengikuti pelajaran ini namun karena sifat Michele yang keras kepala, mereka tidak bisa menentang. Annette pun pindah posisi menjadi di sebelah Michele, begitu juga dengan Celine.
"Chele" panggil Annette. Gadis itu menengok kearahnya.
"Lu harus sembuh!"
"Iyaa. Kita harus tetep bareng bareng,Chele. Katanya lu mau kita kuliah bareng juga kan?" Tambah Celine. Michele menautkan dahinya, bingung dengan sikap sahabatnya. Terlihat mata kedua sahabatnya sudah memerah dan berair.
"Ya pokoknya lu harus semangat! Kalahin penyakit ini. Kita masih butuh lu, mama sama Eron masih butuh lu. Pokoknya kita harus bareng bareng ampe kita ditimbun tanah ye!" Annette berusaha tersenyum,menahan tangis. Celine sudah terisak. Ia ingat persahabatan dirinya dengan Michele sejak mereka menempuh sekolah dasar.
"Lah, kok pada nangis sih? Lemah dah!" Michele tertawa melihat sahabatnya menangis. Ia langsung memeluk erat kedua sahabatnya itu.
"Gue masih disini. Tenang, gue yakin gue pasti bisa sembuh"
Mereka bertiga meluapkan beban yang sedari tadi bernaung dalam pikiran dan benak.DRRTTTTTTT DRTTT
Getaran ponsel milik Annette merusak momen itu seketika. Annette melihat nama yang sedang menelfonnya
"Siapa?" Tanya Michele.Celine masih menangis sambil memeluk Michele.
"Felix" jawab Annette.
"Yaudah buru angkat"
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER
Teen Fiction"Aku pun tak tahu sampai kapan hidupku akan berakhir. Yang penting, saat ini aku ada untukmu. Melihatmu dan merasakan mu sebelum malam aku pergi. Sebagai cinta mu sekarang." - Aleisha Michele Warning : dialog berisi bahasa remaja dalam keseharian...