15 - Rain

1.9K 94 4
                                    

Hari Sabtu. Ya, hari dimana Teenage Enthusiast akan mengikuti lomba untuk kesekian kalinya. Seperti biasa, mereka mempersiapkan alat musik yang akan dibawa saat perlombaan. Mulai dari  gitar elektrik, bass, simbal dan stick drum tentunya.

Sebenarnya perlombaan dimulai pukul 10.00 dan mereka akan tampil pada jam 14.00. Tapi, mereka sudah bersiap siap sekarang padahal baru pukul 08.40. Ya, mereka berangkat lebih awal karena jarak Sekolah Pelita dengan Cahaya Harapan jauh.

"Alat alat dah siap?" Suara lantang yang siapa lagi kalau bukan Pak Teguh berkumandang seisi lantai 5.

"Udah,pak!" Jawab mereka bersamaan.

"Oke. Ayo turun. Hati hati bawa nya ya" mereka semua turun. Andrew membawa stik drum dan simbal, Edward membawa gitar dan effek, Kezia sudah di parkiran sekolah, Matthew membawa bass dan kabel jack dan Michele...... tidak membawa apa apa :). Ia hanya melihat teman temannya menenteng bawaan cukup berat. Lalu ia sedikit menarik ujung kaos milik Matthew.  Cowo itu menengok kearahnya.

"Sini gue yang bawa" gadis itu langsung mengambil kabel jack yang panjang itu tanpa aba aba dari Matthew.

"Eh ehh, udah gapapa. Aku bisa bawa nya" ucap Cowo itu namum Michele mendahuluinya berjalan lalu menengok ke arahnya,

"Gaada penolakan" gadis itu berlalu. Matthew tersenyum lalu sedikit berlari menyamakan langkah dengan Edward.

"Cie cieee" Edward menyenggol bahu Matthew dan membuat cowo itu sedikit tertawa.

Mereka pun langsung berangkat ke tempat tujuan. Sesampai di tempat tujuan, mereka semua membawa alat musik masing masing dan masuk ke dalam backstage. Disana terlihat sudah banyak peserta dari sekolah lain yang sedang menunggu giliran tampil. Jam masih menunjukkan pukul 10.45, sedang ada satu band yang tampil.

Di dalam backstage, mereka duduk berbincang bincang menunggu waktu tampil. Michele sedaritadi terdiam karena gugup. Meskipun ia sudah sering tampil diatas panggung, namun tetap saja ia tetap merasa gugup. Begitupun juga yang lainnya kecuali Andrew. Dia memang dilahirkan tidak memiliki rasa gugup,mungkin.

Jam sudah menunjukkan pukul 13.00 . 8 peserta lomba sudah tampil. Masih satu jam lagi untuk tampil. Dan sekarang, mereka terlelap, lelah menunggu. Edward dan Andrew terlelap dan mereka sampai mendengkur. Kezia juga terlelap di sebelah Michele. Namun gadis itu sama sekali tidak terlelap. Sebenarnya, ia sangat lelah. Ia juga ingin memejamkan matanya sejenak namun ia tidak mau tampil dengan muka bantal bukan?

Pak Teguh sedang berada di luar backstage untuk merokok sejenak. Sementara Matthew? Ia sedang berbincang bincang dengan temannya di sekolah dulu yang tak lain adalah peserta lomba ini. Ya, Matthew adalah bassist dari SMA nya dulu. Semenjak dirinya pindah sekolah, penggantinya pun sudah ada. Mereka melepas rindu.

Michele melihat Matthew yang sedang tertawa lepas bersama teman lamanya itu. Entah mengapa Michele senang melihat senyum dan tawa cowo blasteran itu. Seakan ia melihat ketenangan semata yang belum pernah ia lihat dari orang lain setelah Papa Mama dan Eron. Wajah Matthew yang memerah ketika tertawa lepas, lesung pipi nya yang sangat terlihat jelas. Suara berat dan serak milik lelaki itu. Ia benar benar baru menyadari bahwa pernyataan tentang Matthew tampan benar adanya. Namun, pemandangan pun berubah dan gadis itu langsung memalingkan wajah nya ke sembarang arah saat lelaki itu menghampiri dirinya setelah selesai berbincang bincang. Lalu duduk tepat di samping Michele. Mata Michele benar benar berat saat ini. Ia ingin sekali tidur sebentar saja. Tiba tiba di depannya sudah terdapat sebotol air minuman.

"Minum dulu gih, biar gak ngantuk" suara Matthew pun membuat Michele tersedak. Gadis itu mengambil botol itu dan meminumnya.

"Kalo masih ngantuk, tidur aja bentar. Nanti aku sama yang lain bangunin" Michele menggelengkan kepalanya saat mendengar perkataan Matthew.

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang