"EH CHELE! CHELE!"
Gadis yang merasa dirinya dipanggil beserta kedua teman sejolinya itu menoleh ke belakang. Mereka bertiga menautkan dahinya. Terlihat seseorang lelaki tampan berlari mengejar mereka. Apakah kalian bisa menebaknya? Matthew? Rio?
Tangan besar itu langsung meraih tangan Michele dan menariknya pelan. Annette dan Celine pun kesal lantaran cowo itu tidak bilang permisi.
"WOY, JOKO! LU PUNYA MATA KAGAK? KITA BERDUA BUKAN SETAN!!!" Teriak Celine geregetan sambil mengepalkan tangannya. Joko menengok ke arah belakang dan berseru karena jarak diantara mereka sudah lebih dari 3 m.
"MAAP! GUE PINJEM SI MICHELE DULU. OHIYA NETTE, LU DICARIIN FELIX NOH KATANYA MAU KE KANTIN. DAAH"
PLAK!
Suara tepukan di dahi Annette mengingatkan gadis itu pada satu hal.
"OHIYA LUPA! MAKASIH JOK" Gadis itu berlalu meninggalkan Celine sendirian di tengah koridor dengan wajah yang benar benar bingung.
"NETE! TRUS GUE KE PERPUS SAMA SIAPA ANJER!" Teriak Celine benar benar kesal.
"SENDIRIAN AE" Annette menjawab sambil berlari kecil menuju kelas. Celine memasang wajah masamnya lalu pergi ke perpustakaan dengan tangan di kepal, wajah yang ditekuk dan langkah kaki yang ditekan.
Dari tempat lain, Joko membawa Michele ke arah halaman belakang. Gadis itu masih saja bingung dengan perlakuan sahabat sejak SMP ini,
"Jok! Lu mau ngapain sih?!" Tanyanya bingung sedaritadi Joko menarik tangannya.
"Gue mau nanya" jawabnya yang masih fokus mencari jalan
"Yaudah nanya disini aja kan bisa,tong"
"Ini secret,babe!"
"Najis, gegayaan pake secret segala" Michele mendengus kesal. Dan sampailah mereka di halaman belakang. Mereka duduk di kursi taman dekat kolam ikan. Michele masih tidak mengerti dengan apa maksud dan tujuan Joko mengajaknya kesini.
"Ler, ini ada apaan sih?"
Joko memutar badannya menjadi menghadap Michele. Kaki kirinya diangkat dan tangan kirinya menopang kepalanya.
"Lu kemaren jalan sama si Rio?" Tanyanya dengan tatapan serius. Michele mengangguk pelan. Seketika ia mengingat kejadian yang benar pahit semalam.
"Dia gak ngapa ngapain lu kan?" Tanya nya dengan mata tajam. Sedari SMP, jika gadis itu ada masalah, Joko lah yang berdiri di depan.
"Enggak kok selaw" jawab Michele. Namun, ia memasang wajah yang benar benar tidak dapat dimengerti.
"Tapi.."
Joko mengangkat 1 alis nya. Ia mempertajam pendengarannya, berusaha mendengarkan jawaban gadis itu lebih detail.
"Dia nembak gue lagi,Jok"
Mata lelaki itu membulat dan memegang pundak Michele.
"SERIUS?!''
"Serius gue"
"TRUS LU JAWAB APA?"
"gue minta sahabatan aja"
Joko mengangguk tanda meng'iya'kan dan bernafas lega.
"Kok lu tau gue jalan sama dia?" Kali ini gadis ini melemparkan pertanyaan.
"Ohh iya kemaren kan gue liat lu makan gitu sama dia. Gue lagi sama kakak gue, di rooftop juga kok. Trus karena gue penasaran takutnya dia nyakitin lu lagi, gue sama kakak gue diem diem ngikutin kalian. Eh pas di jalan tamrin, lu pada ilang gatau kemana. Jadinya gue sama kakak gue balik ke rumah" cowo tampan itu menjelaskan secara urut. Michele mengangguk dan bersandar pada punggung kursi.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER
Teen Fiction"Aku pun tak tahu sampai kapan hidupku akan berakhir. Yang penting, saat ini aku ada untukmu. Melihatmu dan merasakan mu sebelum malam aku pergi. Sebagai cinta mu sekarang." - Aleisha Michele Warning : dialog berisi bahasa remaja dalam keseharian...