11 - Give Me a Chance (2)

2K 88 3
                                    

Sudah 15 menit ia membersihkan badan dan mendandani dirinya. Boong dehh. Sejak kapan Michele dandan?

Ia berdiri di depan cermin panjang yang tingginya setinggi lemari baju nya. Ia mengenakan kaos putih yang dimasukkan dengan celana hitam andalannya dengan robekan di kedua sisi dengkulnya. Rambut yang semula ia ikat, ia bebaskan rambut hitam gelombang itu dengan indah. Ia termenung di depan cermin tersebut. Bukan karena ia berandai andai yang tidak tidak, tapi ia masih berpikir keras untul tidak bertemu lagi dengan lelaki yang sudah memaksanya pergi.

Dalam lubuk hatinya, ia benar benar tidak mau bertemu dengan lelaki ini. Melihatnya saja membuat nya malas. Namun, entah apa yang telah memasuki jiwa dan raganya hingga sampai saat ini ia tidak bisa melupakan lelaki bermata biru.

Dengan berat hati, ia beranjak keluar dari kamarnya dan menuruni anak tangga dengan malas. Dilihatnya, lelaki itu tengah bersandar di punggung sofa sambil memainkan ponselnya. Ganteng. EH APA APAAN SIH GUE, Michele mengedipkan matanya berkali kali dan menghampiri objek itu. Pria itu menengadah ke atas dan melihat gadis itu sudah siap.

"Kok ga dandan sih?" Tanyanya mengerutkan dahinya. Gadis itu menyipitkan matanya.

"Males" jawabnya singkat.

Tiba tiba saja cubitan yang tidak terlalu sakit mendarat di bagian pipi Michele. Membuat gadis itu sedikit meringis.

"Untung cantik. Ga dandan aja udah cantik kok" lagi lagi pria itu membuat hati Michele resah dengan kedipan matanya. Ia memutar bola matanya dan membalikkan punggungnya ke belakang.

"MA, MICHELE BERANGKAT"

"YA! JANGAN MALEM MALEM YA PULANGNYA"
Terdengar dari dalam mama menyahutnya.

Mereka langsung pergi ke dalam mobil hitam itu. Michele memasang safety belt dan menengok ke arah pria yang duduk di sebelahnya itu,

"Emang mau kemana sih?"

Pria itu menoleh ke kiri,melihat wajah Michele yang terlihat bingung. Senyum simpul pun muncul dari wajahnya,

"Kamu pasti tau tempatnya"

Mereka pun melaju. Syukurlah, hari ini Jakarta lancar. Tidak macet seperti biasanya. Tidak ada 30 menit, mereka sudah sampai di sebuah restoran ternama di pusat kota Jakarta. Memang bukan restoran elegan untuk formal, tapi lebih unique karena mayoritas pelanggannya adalah remaja. Kalian tau? Ya! Ini lah yang dimaksud pria itu! Tempat favorite mereka! Mereka mencari tempat duduk di rooftop karena lebih relax dan bisa melihat pemandangan ibukota Jakarta di sore hari. Setelah memesan makanan mereka, Michele tetap berdecak kagum karena tempat ini sudah di renovasi menjadi lebih indah. Pria itu tersenyum melihat gadis itu bersamanya kembali disini.

"Kenapa? Kok mukanya gitu?" Tanya nya membuat Michele melirik lalu melempar arah wajah ke pemandangan tempat itu,

"Ini di renov?"

"Hahahahha. Iya. Kamu gatau?"

Gadis itu hanya menggelengkan kepala

"Kamu sih mikirin pelajaran mulu sampe ga pernah keluar rumah" lelaki itu tertawa dan Michele hanya mendengus kesal.

Tak lama,pesanan mereka pun datang. Michele langsung melahapnya dengan cepat seperti belum makan selama lima hari. Lelaki itu tak bisa melepaskan pandangannya dari wajah gadis berambut hitam pekat itu. Sungguh, ia sangat merindukan saat saat seperti ini.

"Eh eh. Makannya pelan pelan atuh" lelaki itu berusaha memberhentikan aksi Michele yang seperti kerasukan itu. Dan

UHUK UHUKKK

CLOSERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang