"EHHHH GILA KITA ULANGAN MATEMATIKA!!!!"
Teriakan Celine yang berdiri di pintu kelas membuat semua pasang mata tertuju kearahnya sambil menganga.
"Kata siapa?!" Teriak Brandon yang terlihat syok
"KATA BU FENI! DIA JAM PERTAMA PELAJARANNYA YA!"
Seisi kelas langsung ricuh dan mereka berhamburan kesana kemari mencari bantuan untuk mengajari matematika,kecuali Michele dan Matthew. Meja mereka sekarang penuh dengan teman temannya yang minta untuk diajarkan.
"Satu satu napa nanyanya" Michele mendengus kesal sementara Matthew sudah ditarik Brandon untuk mengajarkannya bersama dengan anak laki laki lainnya.
"CHELE O MA GOSH! NANTI KASIH TAU JAWABANNYA YA"
Celine panik dan menggoyang goyangkan tubuh Michele."Brisik!" Ketus gadis itu.
"Chele, pinjem catetan lu dah. Catetan gue ga lengkap" Michele memberikan catatannya pada Annette. Berbeda dari Celine yang pemalas, Annette pun tergolong rajin belajar namun kelemahannya pada pelajaran matematika dan kimia membuatnya sedikit bertanya pada Michele. Dan seterusnya ia akan berusaha untuk mengerjakan sendiri.
Namun Celine, jangan harap rajin. Membawa buku pelajaran saja hanya buku cetak. Buku tulis? Hanya 1. Itu pun tercampur dengan pelajaran lainnya. Padahal diantara mereka bertiga, Celine lah yang mapan.
"Eh Matt! Kalo yang ini gimana? Kan sebelas gabisa dibagi tujuh" Felix memperlihatkan buku matematikanya kepada Matthew.
"Yaudah jawabannya sebelas per 7. Atogak lu bagi hasilnya koma"
"Kok lu pinter sih?""Jelas lah keluarga Espargo mana ada yang kaga pinter" jawabnya seperti orang sombong.
"Yaelah, gaya banget" cibir Joko membuatnya terkekeh.
KRINGGGG KRINGGG
"WUAAAAA!!!!" Kelas XII - 4 tambah kacau setelah mendengar suara bel masuk. Bu Feni pun sudah ada di ambang pintu.
"JANGAN GADUH!" Teriak Bu Feni dengan lengkingan suaranya yang terdengar sampai ruang TU. Sontak mereka serempak sudah siap di tempat duduknya masing masing.
"Memberi salam..." Ujang memberi aba aba
"Selamat Pagi, Bu..."
"Selamat pagi! Duduk" ucap tegas Bu Feni diiringi murid yang langsung duduk. Guru berbadan lebar itu berdiri di hadapan mereka.
"Hari ini kita akan ulangan matematika mengingat seminggu lagi kita akan melaksanakan ujian akhir semester ganjil"
"Tapi, Ibu gak bilang kalo mau ulangan sekarang!!!" Seru Brandon diikuti ricuhnya anak anak lainnya yang tak terima bila jam ini digunakan untuk ulangan. Tapi, coba kalian lihat. Michele dan Matthew hanya terdiam melihat keadaan yang tak waras itu.
"Iya bu! Kalo nilai kita jelek jelek trus remed semua jangan salahin kita!" Lanjut Celine.
"Tau nih bu, emang kira pelajaran ibu semudah bahasa sunda?!" Ucap Joko.
"Kita gak terima! Kita belom belajar Buuuuuuu" rengek Ujang. Ya, dia ketua kelas yang manja.
"POKOKNYA KITA GAMAU--"
"HEH! GURUNYA SIAPA HAH?!" Teriak Bu Feni membuat sekelas bungkam. Pagi pagi sudah berhawa panas di kelas ini.
"MAKANYA KALIAN BELAJAR JANGAN HANYA BUAT ULANGAN SAJA! BELAJAR YANG RUTIN! BUKANNYA SKS BUAT ADA UJIAN ATAU ULANGAN! KALIAN DI DIDIK UNTUK BELAJAR TERUS MESKIPUN TIDAK ADA PELAJARAN SAAT ITU JUGA. DAN TADI KATA KAMU,CELINE" Bu Feni menatap Celine dengan tatapan tajam dengan nafasnya yang menggebu gebu dan tatapan amarah itu sangat terlihat sekali. Celine mengerutkan dahi seraya takut dengan tatapan maut itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CLOSER
Teen Fiction"Aku pun tak tahu sampai kapan hidupku akan berakhir. Yang penting, saat ini aku ada untukmu. Melihatmu dan merasakan mu sebelum malam aku pergi. Sebagai cinta mu sekarang." - Aleisha Michele Warning : dialog berisi bahasa remaja dalam keseharian...