7. Mate is Mine

6.4K 453 17
                                    

Aku membuka pintu perpustakaan dengan perlahan, jujur aku bingung harus mencari buku tentang penjelasan kelas Silva, kelas Moryn, kelas lendrava atau kelas trova itu dimana.

Aku menengok ke segala arah rak-rak yang terdapat buku yang terlihat sangat tertata rapih, satu persatu rak buku aku lihat, tidak ada buku yang judulnya aneh.

Tapi dirak kelima ditingkatan kedua aku melihat buku berwarna keemasan yang berjudul Werwölfe, Yaampun ini buku dongeng? Bagaimana bisa buku dongeng ada di rak yang didepannya bertuliskan (wichtiges Buch = buku penting), yasudahlah aku ambil saja buku ini, setelah aku mengambil buku yang lumayan tebal ini, aku memutuskan untuk mencari buku-buku lain yang mungkin saja bisa menambah pengetahuanku.

Aku menjelajahi kembali buku-buku di perpustakaan, satu persatu rak aku lihat, aku sangat penasaran sekali dengan buku-buku disini.

Akhirnya dapat juga buku yang ku cari yang berjudul (Ebenen=tingkatan), entah tingkatan apa tapi kurasa buku ini menjelaskan kelas-kelas yang ingin ku ketahui.

Huh.. berat sekali dua buku ini, andai saja  aku tidak penasaran mungkin aku tidak akan membawa buku-buku ini, tapi itu andai.

Dengan tanganku yang penuh dengan buku-buku ini, perlahan aku menarik pintu untuk tempatku membaca disalah satu ruangan perpus ini.

Bruuuukkk...

Aghhhh... Dua buku tebal ini menimpa kakiku dan membuatku menjerit tertahan. Siapa sih orang yang main asal nyelonong itu, aku melihat kearah depanku dan apa orang ini lagi.

"Lo lagi... Kenapa sih setiap kali gue ketemu Lo tuh bawaannya sial terus" Ucap pria yang berada tepat didepan Lili, ya pria ini adalah Digo, masih jelas diingatan Lili soal kejadian kemarin. Lili yang merasa harusnya marahpun akhirnya menahan amarahnya, karena ia berpikir jika orang marah dan dibalas marah masalah akan semakin besar saja.

"Ehmm.. kalo gitu aku minta maaf jika pertemuanmu denganku membawa kesialan bagimu"Lili melewati pria itu dengan senyum yang amat dipaksakan akan tetapi sweaternya langsung ditarik oleh Digo sehingga sweaternya berbunyi kreakk yang berarti sobek.

Sial... Lili langsung menengok kearah sweaternya yang masih dipegang oleh Digo.

"Ups...", Digo menutup mulutnya terkejut dan sedetik kemudian dia tertawa, "yah sobek.. Lagian sih buru-buru banget. gini deh sebagai gantinya karena tadi Lo nabrak gue, gimana kalo nanti malam inagurasi Lo jadi pasangan gue diacara prom night? Untuk urusan ini pastinya Lo gak boleh nolak dan gue gak terima alasan ya" Lili yang mendengar ucapan Digo hanya bisa dongkol di dalam hatinya, bisa-bisanya aku ketemu sama pria yang super kepedean macem ini.

"Dan satu lagi... Dandan yang cantik ya, jam tujuh gue tunggu di taman, see you..." Digo tersenyum smirk dan langsung pergi meninggalkan Lili yang nampak tak suka dengan nasibnya sekarang.

'Nasib banget ya... Bukannya ketemu yang gantengan gitu buat diajak ke malam inagurasi prom night nanti eh ini malah sama Mr. Annoying itu', lalu Lili berjongkok dan mengambil dua buku yang ia ingin baca.

'Jadi gak selera baca buku ini, taro aja dulu lah kapan-kapan aja bacanya' Lili mengembalikan dua buku itu ketempat semula dan melihat jamnya dan sial sudah 'jam empat aja, janji sama Rosa telat setengah jam ini', lalu Lili berlari keluar perpus tanpa menoleh ke kanan-kiri.

Dua buku Lili sudah diambil oleh orang lain dan orang itu bersyukur Lili belum membaca isi didalamnya.

-000-

Aku sampai didepan kamar asrama juga, aku harap Rosa dan Annie tidak marah karena aku lupa akan janjiku sendiri.

Aku memutar kenop pintu dengan perlahan, syukurlah tidak dikunci, aku masuk dan melihat hei nampaknya kedua temanku sedang sibuk.

"Hei Lili dari mana saja kamu? Amplop pemberitahuan kelas sudah aku taro di patidurmu ya, ayo sekarang kita siap-siap dulu" Ucap Annie sambil mengeriting sedikit rambutnya dan Rosa tampaknya lagi memoles bedak dan lipstiknya agar terlihat tambah cantik.

"Oke terimakasih Annie... ehhhmmm Teman-teman sepertinya aku kurang bisa deh untuk bermake-up" Ucap Lili sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal sementara itu keduanya langsung menengok kearah Lili dan tersenyum.

"Yaudah sekarang kamu mandi dan berendam aja dulu gih, biar badan kamu lebih fresh" jawab Rosa yang diangguki oleh Annie.

Lili masuk ke kamar mandi dan merebahkan badannya di bath up, sambil memasang musik klasik untuk menenangkan dirinya yang begitu tegang, entah mengapa.

Setengah jam pun berlalu akhirnya berendam di bath up selesai lalu Lili keluar dari kamar mandi hanya dengan menggunakan kaos dan celana ketat saja yang dibalut dengan baju handuknya.

Semuanya terlihat sudah rapi tinggal menggunakan dress, Annie terlihat dandannya sangat natural dan Rosa sebaliknya make-upnya begitu glamour.

"Jadi Lili kamu mau dandanan yang natural atau bagaimana?" Tanya Annie sambil mengambilkan alat-alat makeup.

"Mending sih glamour aja, kamu kan cantik Li" Ucap Rosa menimpali pertanyaan Annie dan Annie memutar matanya malas.

"Aku natural saja tapi terserah kalian aja aku bingung soalnya harus seperti apa"

Kemudian Rosa memulai memoles wajah Lili dan Annie merias wajah Lili sementara yang dirias hanya diam dan menatap dirinya di cermin.

Satu jam berlalu untuk memakeupkan Lili dan sekarang muka Lili terlihat begitu berbeda dan cantik.

"Ayo girl.. sekarang kita berangkat, kekasihku sudah menunggu diluar sepertinya" Ucap Rosa yang sangat antusias.

Mereka bertiga segera keluar dari kamar dan berpisah ketika Rosa sudah bertemu dan kekasihnya sementara itu Lili juga memisahkan diri dari Annie karena ia harus ke taman untuk bertemu Digo.

-000-

Sesampainya ditaman Lili melihat Digo sudah duduk dibangku taman sendirian.

Lili menghampiri Digo..

"Maaf membuatmu menunggu lama" Ucap Lili sambil menyentuh pundak Digo.

Digo lalu menengok kearah asal suara.

"Tak apa, ayo kita ke aula" Digo menggenggam tangan Lili dan menggandeng tangan Lili agar bisa jalan bersampingan.


Tbc.

23-oktober-2016

[2] Mate is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang