Setibanya di ruangan, gadis itu menghempaskan dirinya di tempat duduk dan menenggelamkan wajahnya ke meja di depannya.
"Kenapa?" tanya wanita di sampingnya.
"Sepertinya kesialan sedang menimpa gue Livia. Lo tahu? barusan gue ketemu cowok gak waras yang super nyebelin," ujarnya sambil menghadap ke lawan bicaranya.
"Tapi tampan kan?" tanya Livia menggoda gadis itu.
"Tampan sih tampan. Tapi percuma tampan doang kalau gak ada akhlaq!" ujarnya dengan nada menggerutu kebiasaannya.
"Emangnya kenapa sih?" tanya Livia.
"Masa dia rekomendasiin gue buat periksa mata coba," ketusnya.
"Hahahaha ... dia tahu mungkin kalau lo itu mata empat yang harus rajin periksa mata." Tawa Livia kemudian.
"Dasar teman gak bermutu!" ucap sang gadis sambil mendengkus kesal.
"Oke deh. Emang kenapa dia bilang kaya gitu?" tanya Livia lagi mencoba menghilangkan kekesalan sahabatnya ini.
"Dia nabrak gue. Tadi kan gue lagi nelpon tuh terus ..."
"Wait, lo ketabrak atau lo yang nabrak sih?" tanya Livia merasa aneh dengan pernyataan sahabatnya barusan.
"Gue yang ketabrak lah. Jelas-jelas badan gue itu imut, mana mungkin gue yang nabrak," tuturnya dengan percaya diri.
"Imut pala lo semprul! Tapi ya kan yang salah lo yang jalan sambil nelpon, gak fokus dengan sekitar," ujar Livia meluruskan.
"Bener juga ya ..." jawab gadis itu sambil berpikir sejenak.
"Semoga aja gue gak pernah bertemu lagi sama dia. Kalau nggak gue bakalan malu udah marah-marah tadi," ujar sang gadis dengan wajah lebaynya.
"Semoga jodoh aja deh." ujar Livia.
"Livia ..." kesal gadis itu, sedangkan Livia hanya tertawa melihat temannya kesal.
Gadis itu adalah Syaqira Adzkiatunnisa dan usianya menginjak 24tahun. Ia bekerja di Balla Company sebagai staff Accounting. Hidupnya hanya sendiri di Jakarta sedangkan ayah dan ibunya tinggal di Tasikmalaya. Tapi berkat kerja kerasnya juga penghasilannya yang besar di perusahaan itu, ia sudah punya rumah sendiri di Jakarta. Dan Livia adalah sahabatnya dari masa kuliah hingga saat ini mereka bekerja bersama.
***
Sementara itu di lain tempat.
"Akhirnya kamu datang juga," ucap seorang pria paruh baya yang tak lain pemilik Balla Company.
"Emangnya Ayah pikir aku gak akan datang gitu? Aku itu pria bertanggung jawab Yah," jawab seorang pria sambil duduk di kursi depan ayahnya.
"Kamu telat kenapa?" tanya sang ayah.
"Ada sedikit insiden kecil tadi. But it's okay," jawabnya santai.
"Baiklah. Kita langsung saja bahas acara untuk besok peresmian dirimu sebagai CEO baru di sini," ujar sang ayah.
Pria itu adalah Dane Khana Balla, pewaris Balla Company usianya menginjak 27 tahun dan sesuai hasil rapat umum pemegang saham dirinya disetujui untuk menjadi CEO menggantikan ayahnya yang ingin beristirahat di masa tua. Jelas saja dia akan terpilih, karena pemegang saham terbesar adalah ayahnya sekaligus pendiri perusahaan itu.
Enjoyy Reading ok...
Tinggalkan jejak yaa...
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss In Love [Telah Terbit]
RomanceKetika pernikahan ini terjadi tanpa perkiraanku, aku mencoba untuk ikhlas. Tapi bagaimana jika perempuan lain masuk dalam hidupku, dan ikhlas tidak pernah hadir di hatiku? Mencintai itu adalah kata yang begitu menyakitkan namun tidak pernah membuatk...