Tiga bulan kemudian ...
"Kia, bisa kau pasangkan dasi ini secepatnya?" ucap Dane.
"Sebentar Khana, kau lihat aku sedang membereskan berkas yang harus aku bawa!" Jawab Syaqira setengah kesal dengan suaminya itu.
"Makanya aku bilang, berhentilah bekerja," gerutu Dane.
Syaqira segera membalikkan badannya dan memakaikan Dane dasi. Ia tidak mau banyak berdebat dengan Dane di pagi-pagi begini.
"Kita berangkat sekarang," ucap Syaqira dingin dan meninggalkan Dane.
"Hei, Kia aku hanya bercanda." Dane berlari mengejar Syaqira yang tampak kesal.
"Apa?" tanya Syaqira ketus ketika Dane menghadang di depannya.
Cupp ...
Dane mencium kening Syaqira, dan Syaqira hanya memandang Dane sekilas lalu berlalu.
"Kau masih marah?" tanya Dane setengah berteriak.
Syaqira mengabaikan teriakan Dane dan langsung masuk ke dalam mobil.
Entah kenapa hari ini mood ku benar-benar rusak hanya karena insiden dasi tadi. Akhir-akhir ini aku memang gampang tersinggung. Sepertinya aku harus banyak curhat dengan Mom. Oh ya, sudah satu bulan aku berpisah rumah dengan mertuaku, ternyata Khana telah mempersiapkan rumah untuk kami tempati.
"Sayang, senyum dong ..." ucap Khana yang sedang menyetir.
Kami memang selalu berangkat bareng dan ia akan menurunkan ku sebelum perusahaan. Itu memang permintaanku agar tidak ada orang yang curiga tentang kami.
"Maaf. Aku tadi hanya bercanda. Serius," ucapnya kembali sambil menoleh sekilas ke arahku.
"Ya," jawabku malas.
"Sepertinya Kia ku ini masih marah," ucap Khana.
"Khana, nanti kita nginap di rumah mom ya. Besok hari Sabtu dan kita libur. Ada banyak sekali yang ingin aku ceritakan pada mom. Aku kangen banget sama mom," ucapku panjang lebar.
Sepertinya kemarahanku telah menguap entah kemana. Buktinya aku malah curhat pada Khana.
"Siap Nyonya," jawabnya sambil tersenyum ke arahku.
***
Kami telah tiba di rumah mom. Aku segera keluar dari mobil meninggalkan Khana dan berlari ke dalam rumah.
"Mom" teriakku sambil berlari dan memeluknya. Seperti anak kecil bukan? Tapi aku selalu melakukan ini, rasanya rumah ini seperti rumahku sendiri.
"Dad," ujarku dan memeluk daddy juga.
Setelah menikah, aku memang dekat dengan daddy. Ternyata sikapnya waktu itu padaku yang seperti tidak menyukaiku aku salah. Sifatnya dad memang begitu tidak banyak bicara pada orang yang baru ia kenal.
"Suaminya ditinggal ya Non setelah ada ibu dan ayah," ujar Khana begitu muncul.
"Apaan sih. Mom, aku kesal sama Khana seharian ini," curhatku.
"Sayang sepertinya banyak yang ingin kamu ceritain kan sama Mom? Ayo kita pergi ke kamar saja, biarkan suamimu itu dengan dad," ujar mom seperti mengerti kegundahan hatiku.
"Ayo Mom," ucapku dan memeletkan lidahku ke arah Khana, dan ia hanya geleng-geleng kepala.
---
"Sayang, ada apa sebenarnya?" tanya mom ketika kami telah sampai di kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss In Love [Telah Terbit]
RomanceKetika pernikahan ini terjadi tanpa perkiraanku, aku mencoba untuk ikhlas. Tapi bagaimana jika perempuan lain masuk dalam hidupku, dan ikhlas tidak pernah hadir di hatiku? Mencintai itu adalah kata yang begitu menyakitkan namun tidak pernah membuatk...