Aku yang tengah berada di dapur untuk menyajikan makanan yang dibawa Khana mendengar suara ketukan pintu, mungkin Livia telah datang. Tadi aku benar-benar terkejut ketika Khana datang dan membawa makanan. Aku senang, berarti ia perhatian padaku. Tapi sekali lagi aku menegaskan pada diriku sendiri bahwa ini hanyalah bentuk perhatian seorang teman.
"Khana, tolong buka pintunya, aku sedang menyiapkan makanan," teriakku dari dapur karena ketukan itu berubah menjadi gedoran, sepertinya Khana tak kunjung membuka pintu.
Tak lama kemudian terdengar suara pintu dibuka. Tapi, "Kamu siapa?" tunggu, suara itu, suara yang begitu familiar di telingaku.
Aku pun dengan segera bergegas menuju ke depan rumah. Dan benar saja, kedua orang itu sedang saling berpandangan dengan ekspresi yang mungkin kebingungan.
"Hei! Ayo masuk Dek," ucapku membunyarkan lamunan mereka berdua. Yang datang rupanya adikku Keyla, bukan Livia.
Aku bergegas ke dapur untuk mengambilkan minum untuk Keyla.
"Ini minumnya Dek, kamu kok datang tidak bilang-bilang?" tanyaku.
"Sengaja mau buat kejutan untuk kakak," jawabnya dengan senyum yang tak pernah pudar. Walaupun aku tahu banyak sekali pertannyaan dibalik senyumnya itu.
"Tapi Jakarta itu jauh loh Dek," ujarku tak habis pikir.
"Udah deh kak, lagi pula aku juga sudah sampai kok," ucapnya dengan nada malas yang kentara.
"Oh ya Dek, kenalin ini Pak Dane dan beliau adalah atasan kakak," ujarku sambil melirik pada Khana yang kini tengah memelototkan matanya. Kuyakin itu karena panggilan ku terhadapnya.
"Hai kak! Kenalin aku Keyla, adiknya Kak Syaqira yang menyebalkan," ucap Keyla dengan mengedipkan sebelah matanya. Dasar adik tak tahu diri!
"Aku Dane. Panggil saja kakak seperti memanggil kakak mu," jawab Dane sambil menyunggingkan senyumnya.
"Ok sip kak. Udah punya pacar belum Kak?" tanya Keyla dengan nada manjanya. Aku tak tahu pribadinya itu sangat berbeda dengan ku. Ia orang yang mudal bergaul dan juga bercanda dengan siapa saja, berbeda denganku yang lebih tertutup kecuali pada orang yang dekat denganku saja.
"Keyla, masuk sana! Kakak tegasin ya, Pak Dane itu atasan kakak. Kamu mau kakak dipecat gara-gara kamu gak sopan sama dia?" tegasku. Bukannya aku marah, hanya saja aku merasa kurang enak dengan Khana.
"Kakak cemburu ya? Atau jangan-jangan Kak Dane ini orang yang diceritain Ummi tempo hari dulu?" tanya Keyla dengan pandangan menuduh ke arahku dan Khana.
"Sudahlah! Kakak mau membereskan pekerjaan kakak yang tertunda," ujarku sambil bergegas ke dapur, bukan hal yang baik jika aku meneruskan perdebatan dengan Keyla, apalagi di hadapan Khana.
Syaqira pun segera pergi ke dapur, namun Dane tetap berada di ruang depan dan asik mengobrol dengan Keyla, bahkan sesekali mereka tertawa. Syaqira yang berada di dapur jadi was-was apa yang sebenarnya mereka bicarakan? Apakah mereka membicarakan dirinya?
Tak lama, pintu diketuk kembali dan muncullah Livia dengan menjinjing kresek makanan. Ia kaget karena di rumah itu ada Dane atasannya yang sedang bercanda dengan Keyla adik sahabatnya.
"Kak Livi!! Keyla kangen udah lama gak ketemu." ucap Keyla dan langsung memeluk Livia yang masih kebingungan.
"Eh Iya Key, kakak juga kanget. Selamat sore Pak," balas Livia dan tersenyum canggung ke arah Dane.
"Selamat sore. Kia nya ada di dapur," ujar Dane yang tahu bahwa sejak tadi mata Livia mencari-cari keberadaan Syaqira.
"Kia siapa Pak?" tanya Livia tidak mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss In Love [Telah Terbit]
Lãng mạnKetika pernikahan ini terjadi tanpa perkiraanku, aku mencoba untuk ikhlas. Tapi bagaimana jika perempuan lain masuk dalam hidupku, dan ikhlas tidak pernah hadir di hatiku? Mencintai itu adalah kata yang begitu menyakitkan namun tidak pernah membuatk...