Kejadian tadi sore di café benar-benar membuatku pusing. Bagaimana bisa seorang Dane Khana Balla mempunyai pemikiran yang konyol seperti itu?
Flashback
"Dirimu Syaqira Adzkiatunnisa," ucap Khana dengan tegas.
"Apa? Aku? Jadi perempuan pengganti di pertunanganmu?" jawabku dengan tidak percaya.
"Iya kamu Kia. Bukan hanya jadi pengganti tapi juga jadi pasanganku hingga kelak. Aku tahu kamu sahabat terbaikku dan hanya kamu yang akan mengerti denganku dan juga hatiku."
Jawaban Khana benar-benar menusuk hatiku. Iya dia menganggapku sahabat, dan apa dia bilang? Aku yang paling mengerti dengannya dan juga hatinya? Tentu! Aku yang paling mengerti karena dalam hatinya hanya ada Teressa!
"Khana, sepertinya aku tidak bisa memenuhi permintaanmu untuk kali ini," jawabku sambil membuang pandangan. Aku tak berani menatapnya kini.
"Ayolah Kia, aku mohon padamu. Aku akan mengabulkan semua permintaanmu setelah ini, kecuali ..." jawabnya yang langsung aku potong.
"Kecuali apa?"
"Kecuali jika kau memintaku untuk mencintaimu itu hal yang tidak mungkin." Jawabnya dengan pandangan lurus.
"Benarkah? Aku akan membuatmu mencintaiku," ucapku tegas.
"Hahahaha ... leluconmu sangat bagus Kia," jawab Khana dengan tertawa, aku pun ikut tertawa dengannya walau hanya tawa palsu.
"Kia, kau tahu ibuku? Dia adalah malaikatku dan aku tak mungkin bisa menyakiti dan mempermalukannya untuk yang kedua kalinya. Jadi aku mohon Kia,"
Mendengar perkataan Khana aku jadi teringat dengan ummi, apa ini rencana tuhan untukku?
"Aku akan pikirkan nanti Khana," Putusku.
Flashback Off
Aku telah membulatkan tekadku sekarang, mungkin akan sakit di awal, tapi aku yakin di depan sana Tuhan telah membuatkan skenario yang indah untukku. Aku pun menelpon Khana.
"Assalamualaikum Khana," salamku.
"Waalaikumsalam Kia, bagaimana kau sudah putuskan?"
"Kau ingat ya aku melakukan ini demi ummi ku yang terlanjur memberitahu semua orang bahwa kau calon menantunya. Dan juga untuk ibumu, sama sekali bukan untukmu Khana." Tegasku.
"Yes! Berarti itu artinya kau menerimaku bukan?" Khana malah mengajukan pertanyaan bodoh.
"Menurutmu?" jawabku malas.
"Okay, besok kita akan membeli cincin pertunangannya." jawabnya dengan penuh semangat sepertinya.
"Heem.. Assalamualaikum Khana." Tutupku.
"Waalaikumsalam sayang, mimpiin aku ya," jawabnya sambil terkikik geli, dan aku pun langsung memutuskan sambungan telepon.
***
Hari ini adalah hari pertunangannya Dane dengan Belinda. Lebih tepatnya Dane dengan Syaqira. Syaqira tidak memberitahu hal ini pada ummi nya, ia hanya mengatakan bahwa ummi nya tak akan malu dan Dane akan menjadi menantunya.
Syaqira telah tiba di hotel tempat di langsungkannya pertunangan Dane dengan Belinda. Ia tampak sangat cantik dengan balutan dress muslimnya. Tentu saja ia harus tampil sangat cantik, karena ini merupakan pertunangannya. Tiba di Ballroom hotel, keadaan telah ramai dan dari tampilannya saja Syaqira sudah yakin bahwa mereka kaum highclass. Syaqira melihat ke seluruh penjuru ruangan dan tidak ada satu pun yang ia kenal. Tiba-tiba ia dikejutkan dengan tepukan di pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boss In Love [Telah Terbit]
RomanceKetika pernikahan ini terjadi tanpa perkiraanku, aku mencoba untuk ikhlas. Tapi bagaimana jika perempuan lain masuk dalam hidupku, dan ikhlas tidak pernah hadir di hatiku? Mencintai itu adalah kata yang begitu menyakitkan namun tidak pernah membuatk...